ART & CULTURE LAPORAN PERJALANAN

Loreng Harimau: Kisah dari Sumatera

Indonesia adalah negara kepulauan terbesar di dunia, rumah bagi banyak cerita dan makhluk mitologis. Perlu diketahui, perjalanan-perjalanan yang telah saya lalui adalah tentang pengalaman saya mendengarkan kepercayaan orang-orang dan legenda mereka. Cerita saya kali ini dimulai di desa Palembayan di Pulau Sumatera, rumah bagi suku Mentawai dan Harimau Sumatera.

 

Saya selalu membayangkan Indonesia seperti sistem peredaran darah, lingkaran tak berujung yang mengalirkan oksigen ke setiap makhluk hidup dari jantung hutan hujan. Dua dunia hidup berdampingan secara damai, baik mereka yang berwujud hingga yang tak kasat mata, setiap arteri memiliki jiwa. Hutan yang dalam dan tak berujung, serta warna-warna nan cerah mengobati batinku saat aku berdiri di Sumatra, pulau para Harimau.

 

Saya naik di belakang sepeda motor Rasta Ricky saat rintik hujan mulai membasahi, kami duduk di sebuah warung yang ramai sebelum saya memesan kopi dengan banyak gula. Ketika penduduk desa mulai berbicara, disitulah keajaiban dimulai. Banyak orang telah mendengar cerita yang diturunkan dari generasi ke generasi, di ‘desa harimau’ yang disebarkan dari mulut ke mulut menuju telinga yang tertarik.

Keseimbangan dipimpin di hutan hujan, bahkan tak sedikit yang menyebut unsur tersebut sebagai pelindung, pemimpin spiritual, atau bahkan sebagai dewa, bagaikan pria tua dengan tongkat yang memandu kehidupan. Setiap fungsi dan hukum di hutan diciptakan olehnya. Setiap jiwa yang hidup menerima darah beroksigen yang mengalir melalui jalur arteri yang tepat dan memberi makan sel-sel. Seakan memiliki arti bahwa kita semua memiliki tujuan yang ingin dicapai.

 

Konon katanya, unsur ini juga telah menyelamatkan ribuan tikus dari kematian yang kejam di sawah milik penduduk desa. Sedangkan untuk para pemburu, ingatlah untuk meletakkan senjata api anda dan bersembunyi setelah anda membantai mangsa anda. Unsur itu akan mendekati dan membawa jiwa binatang itu ke sisi lain, tempat di mana anda bisa pergi tetapi tidak pernah kembali.

 

Ditambah lagi, banyak yang mengatakan bahwa jika anda sedang dalam perjalanan dan menemukan pohon yang tergeletak, anda harus berbalik arah dan kembali pulang. Selain itu, setiap musim juga harus selalu dihormati. Setelah durian pertama jatuh dari pohon, tunggu harimau belang memakannya, lalu simpan sisanya.

 

Jika sirkulasi hutan hujan terganggu, tidak ada darah beroksigen yang akan mengalir, tidak ada yang akan diberi makan, maka anda akan diganggu oleh penyakit dan kematian, itu semua pilihan anda. Disaat hujan sudah reda, disitulah saatnya kita pulang.

Julia Bakso