JAKARTA, Bisniswisata.co.id: Tingkat okupansi atau load factor Kereta Api (KA) perintis, masih sangat rendah. Sayang, tidak mencapai 50 persen dalam kurun dua tahun terakhir (2016-2017). Kendati demikian, tingkat okupansinya tahun 2017 mengalami kenaikan sedikit dibandingkan tahun sebelumnya.
“Artinya pelayanan yang kami berikan digunakan semakin banyak oleh masyarakat setempat (di daerah KA perintis). Selama tahun 2016, tingkat okupansi KA Perintis hanya 39,85 persen dari jumlah seluruh ketersediaan kursi. Sementara di tahun 2017 tercatat sebanyak 45,77 persen,” papar Direktur Jenderal Perkeretaapian Zulfikri dalam keterangan resmi diterima Redaksi, Ahad (21/01/2018).
Total jumlah penumpang yang diangkut selama tahun 2016 sebanyak 1.282.817 penumpang. Lalu, pada tahun 2017 sebanyak 1.417.338 penumpang. “Artinya ada sekitar 200 ribu penumpang bertambah di tahun 2017,” imbuh dia.
Selama ini, sambung dia, KA Perintis belum memenuhi target yang dipatok sebesar 70 persen. Apabila sudah memenuhi target di atas 70 persen, maka akan dikenakan skema kewajiban pelayanan publik (Public Service Obligation/PSO).
Zulfikri menjelaskan, tingkat okupansi yang belum mencapai target ini dikarenakan kurangnya konektivitas KA perintis dengan moda transportasi umum lain. “Kalau seandainya tarif, itu sudah rendah sekali, tidak boleh kami menurunkan tarif rendah sekali karena di sana juga ada pelayanan transportasi lain,” imbuhnya.
Saat ini, tarif KA perintis berkisar antara Rp3.000-Rp4.000 untuk sekali perjalanan. Data tingkat okupansi KA perintis dihitung berdasarkan lima dari total enam rute pelayanan yakni, KA Perintis Aceh (KA Cut Meutia), KA Perintis Sumatera Selatan (KA Kertalaya), KA Perintis Jawa Barat (KA Siliwangi), KA Perintis Jawa Tengah (KA Batara Kresna) dan KA Perintis Jawa Timur (KA Jenggala).
Hingga kini tidak menghitung total tingkat okupansi keenam KA perintis karena rute KA Perintis Sumatera Barat (KA Lembah Anai) baru beroperasi pada November 2016. Sementara kelima rute lainnya sudah beroperasi sejak awal tahun 2016. “Karena rute KA perintis yang di Sumatera Barat baru beroperasi di bulan November 2016. Mungkin tidak kami masukan dalam perbandingan karena tidak memberikan gambaran,” jelasnya (Redaksibisniswisata@gmail.com)