DAERAH

Lebaran, Jembatan Gantung Diserbu Pengunjung

SUKABUMI, bisniswisata.co.id: Obyek wisata jembatan gantung Situgunung di Sukabumi, Jawa Barat benar-benar panen saat Lebaran. Pengunjung kebanyakan penasaran ingin melintasi jembatan gantung yang diklaim terpanjang se-Asia Tenggara. Sejak hai pertama Lebaran hingga kini Sabtu (08/06) tercatat 5000 pengunjung sudah menyerbunya.

Jembatan gantung di Desa Gede Pangrango, Kecamatan Kadudampit, Kabupaten Sukabumi ini, Lokasinya di kawasan Taman Nasional Gunung Gede Pangrango (TNGGP) dan dibangun oleh pihak swasta yakni PT Fontis Aqua Vivam. Dan menjadi andalan pariwisata Kabupaten Sukabumi. Hampir setiap akhir pekan dan libur panjang, area itu menjadi tujuan wisatawan.

“Pada H+3 lebaran, jumlah pengunjung mencapai sekitar 5.000 orang lebih dan meningkat dibanding sebelumnya,” ujar Pengelola Jembatan Gantung Situgunung Usep Suherlan dalam keterangan resminya, Sabtu (08/06/2019).

Para pengunjung ini kebanyakan berasal dari Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek), dan Bandung. Ada juga pengunjung yang berasal dari luar Jawa. “Jumlah pengunjung ini jauh meningkat dibandingkan dengan libur Lebaran pada tahun lalu. Sebabnya banyak warga yang masih penasaran melintasi jembatan ini,” ucapnya.

Panjang jembatan gantung Situgunung mencapai 243 meter dengan ketinggian 161 meter. Usep menerangkan, tingginya animo pengunjung ini dikarenakan faktor keamanan yang diberikan pengelola.

Para pengunjung diberikan sabuk pengaman untuk berjaga-jaga ketika terjadi guncangan. Selain itu, untuk sekali melintas ditetapkan kuota 90 orang dan terpantau secara otomatis di monitor. “Selain jembatan, pengunjung juga bisa menuju air terjun atau Curug Sawer dan Glamorous Camping (Glamping),” ujar Usep.

Selain itu, kawasan ini memiliki keindahan alam serta menikmati pesona hutan damar yang berada di Taman Nasional Gunung Gede Pangrango tetapi juga ingin menguji nyali di jembatan gantung Situgunung. “Keindahan alam di kawasan ini sungguh sangat mempesona. Sukabumi memang daerah yang luar biasa,” kata wisatawan asal Garut, Budiman.

Budiman menilai wisatawan tak hanya menikmati keindahan alam, tapi juga ingin menjajal melintasi jembatan tersebut, terutama para pengunjung yang suka berswafoto sambil menikmati keindahan kawasan pegunungan. “Memang jembatan memiliki sensasi tersendiri saat dilintasi, terutama bagi pengunjung yang akan berswafoto,” kata pengunjung lainnya, Chepi.

Jumlah pelintas jembatan dibatasi untuk menjaga hal-hal yang tidak diinginkan. ” Apalagi membludaknya jumlah wisatawan yang berlalulalang terpaksa membuat para petugas membatasinya,” kata Chepi sambil menambahkan masih ada kekurangan di loksai itu yaitu belum lengkapnya sarana dan prasarana pendukung, terutama akses menuju obyek wisata tersebut yang relatif masih belum optimal.

Pengunjung lainnya asal Jakarta Friska (30 tahun) mengatakan, ia dan teman-temannya baru pertama kali mencoba melintas jembatan gantung. “Saya penasaran ingin datang kesini karena melihat di media sosial seperti Instagram,” kata dia.

Menurut Friska, untuk melintasi jembatan gantung ini memang memerlukan adrenalin dan tantangan tersendiri. Namun, ia menikmati perjalanan melintasi jembatan gantung karena terjamin keamanannya.

Pengunjung lainnya asal Palabuhanratu, Riska Kusumastuti (32) mengatakan hal senada. “Kami bersama tema-teman meski dari Sukabumi tapi belum pernah kesini dan penasaran ingin mencobanya,” kata dia. (NDY)

Endy Poerwanto