SURABAYA, bisniswisata.co.id: Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Jawa Timur mengungkapkan adanya penurunan kunjungan wisatawan mancanegara yang datang ke Jawa Timur melalui pintu masuk Bandara Juanda pada April 2018. Penurunan yang terjadi sebesar 0,31 persen jika dibanding bulan sebelumnya di tahun yang sama.
“Jumlah kunjungan wisatawan mancanegara ke Jawa Timur pada April 2018 hanya 26.309 kunjungan. Angka tersebut turun sebesar 0,31 persen dibandingkan bulan sebelumnya yang mencapai 26.391 kunjungan,” kata Kepala BPS Jatim Teguh Pramono di Surabaya, Selasa (5/5).
Namun demikian, lanjut Teguh, jika dibandingkan bulan yang sama tahun sebelumnya, jumlah wisman yang datang ke Jawa Timur mengalami kenaikan. Kenaikannya pun sangat signifikan. Yakni sebesar 22,59 persen, dimana pada April 2017, kunjungan Wisman ke Jatim hanya 21.461 kunjungan.
Teguh melanjutkan, secara umum, pola kedatangan wisatawan mancanegara ke Provinsi Jawa Timur selama Januari-April 2018 dibandingkan periode yang sama tahun 2016 maupun 2017 mengalami kenaikan. Hal ini menunjukkan, perkembangan kunjungan wisatawan perlu diperhatikan supaya selama 2018, jumlah kunjungan pariwisata lebih meningkat lagi.
Teguh memaparkan sepuluh negara asal wisatawan mancanegara terbanyak yang mendominasi kunjungan ke Provinsi Jawa Timur pada April 2018. Kesemua negara yang dimaksud yaitu Malaysia, Singapura, Thailand, Tiongkok, Taiwan, India, Jepang, Amerika Serikat, Perancis, dan Hongkong.
Wisatawan mancanegara dari 10 negara tersebut mencakup 52,40 persen dari total kedatangan wisman ke Jawa Timur pada April 2018. Dari sepuluh negara tersebut, wisatawan mancanegara berkebangsaan Malaysia menempati posisi tertinggi. Yaitu sebesar 22,97 persen.
“Kemudian diikuti Singapura di posisi kedua dan Thailand di posisi ketiga berturut-turut mencapai 8,00 persen dan 6,07 persen,” ujar Teguh seperti dilansir laman Republika.
Dari sekian banyaknya destinasi di Jawa Timur , ada beberapa obyek wisata yang hits dan ngetrend yang kerap disambangi pelancong di Surabaya antara lain:
# Museum Sepuluh November
Peristiwa 10 November 1945 menjadi catatan bagi bangsa Indonesia, juga Surabaya selalu mengenangnya. Museum ini dibangun untuk merekam jejak peninggalan perjuangan arek-arek Suroboyo. Tempat wisata ini, cukup lengkap dalam memaparkan sejarah. Bangunan dua lantai cukup luas. Lantai pertama dan kedua dipenuhi beragam barang peninggalan Bung Tomo dan pejuang lainnya. Menariknya, bukan hanya tontonkan gambar, barang yang monoton juga banyak diorama statis yang menggambarkan kondisi kala itu, lengkap degan audionya yang jelas. Melalui diorama dan radio juga dapat mendengar pidato asli Bung Tomo. Ada juga bioskop mini di lantai satu memutar film perjuangan 10 November
# Museum House of Sampoerna
Museum yang satu ini memang identik dengan merek rokok sangat terkenal di Indonesia. House of Sampoerna merupakan museum keluarga Sampoerna. Museum yang dulunya merupakan panti asuhan ini memiliki arsitektur khas kolonial dengan pilar-pilar tinggi besar. Bangunan museumnya sendiri tak luas dan hanya terdiri dari dua lantai. Namun, informasinya cukup memuaskan—mulai dari silsilah penerus hingga jajaran pimpinan Sampoerna. Berbagai macam lukisan menggambarkan suasana di pabrik dan kebiasaan merokok masyarakat pribumi sejak dulu terpajang lengkap. Tak hanya itu, koleksi bungkus korek dari masa ke masa hingga beberapa koleksi pribadi juga ada di sini.
# Museum W.R Soepratman
Siapa tak kenal Wage Rudolf Soepratman? Pencipta lagu kebangsaan Indonesia Raya itu memiliki andil yang sangat besar bagi bangsa ini. Sebagai salah satu bentuk apresiasi, sebuah museum dibuatkan untuknya. Sebenarnya, museum ini pun merupakan rumah dari kakak W. R. Soepratman juga menjadi tempat persembunyiannya saat dikejar pemerintah kolonial Belanda. Ukurannya sangat kecil, hanya 5 x 10 meter. Di bagian depan rumah terdapat patung W. R. Soperatman setinggi ukuran asli. Di dalam, Anda bisa menemukan replika biola dan teks lagu kebangsaan yang dibuat oleh beliau. Lokasi : Jalan Mangga no. 21 Surabaya
# Museum Bank Indonesia (BI)
Museum ini peninggalan zaman penjajahan Belanda. Gedung ini didirikan 14 September 1829, setahun setelah Pemerintah Hindia Belanda mendirikan De Javasche Bank pusat di Batavia. Setelah beragam polemik terjadi, pada 1 Juli 1953 De Javasche Bank berubah menjadi Bank Indonesia (BI). Karena alasan kapasitas tidak memadai, kantor BI pindah Jalan Pahlawan tahun 1973. Setelah dilakukan konservasi tahun 2012, gedung berusia nyaris dua abad ini praktis menjadi gedung cagar budaya BI. Dari tiga lantai, hanya bisa mengunjungi lantai satu dan dua saja. Lantai satu tempat koleksi uang kuno dan koleksi pusaka, lantai dua dijadikan tempat pertemuan dan sebagainya.
# Museum Surabaya
Museum Surabaya adalah museum menampilkan jejak sejarah Kota Surabaya. Berada di lantai dasar gedung SIOLA yang legendaris, Museum Surabaya cenderung terbuka. Dibandingkan museum lainnya, koleksi di museum ini masih belum terlalu banyak. Jajaran pemimpin pernah menjadi orang nomor satu di Surabaya, melalui lukisan terpajang dan buku memuat biografi mereka. Selain itu, beberapa potret Surabaya di masa lampau juga ditata di sisi kanan pintu masuk. Koleksi lainnya, pakaian adat Surabaya dikenakan oleh manekin, kursi dan bangku sekolah pada zaman lampau, dan beberapa lainnya.
# Pantai Kenjeran
Tempat yang pas menikmati matahari terbenam adalah Pantai Kenjeran. Menikmati indahnya senja sembari duduk di atas pasir atau dermaga. Sayangnya, Pantai Kenjeran kurang untuk aktivitas renang karena kondisinya berlumpur. Kendati demikian, pantai ini merupakan salah satu altenatif tempat wisata pantai yang layak dikunjungi. Ada banyak hal yang bisa dilakukan. Selain duduk menikmati pemandangan dan suasana, bisa melakukan aktivitas lainnya seperti naik perahu. Untuk anak-anak, pengelola menyediakan fasilitas flying fox untuk si kecil. Beragam makanan yang dijajakan penjual di sekitar pantai juga opsi yang menarik untuk menikmati waktu bersantai Anda.
# Kebun Binatang Surabaya
Kebun Binatang Surabaya (KBS) tempat wisata di Surabaya peninggalan zaman kolonial Belanda. KBS didirikan berdasarkan SK Gubernur Jenderal Belanda tanggal 31 Agustus 1916 no. 40. Tahun 1922, KBS sempat dibubarkan lantaran biaya operasional yang tinggi, tetapi beberapa anggota pengurus keberatan dan dicegah oleh pemerintah kotamadya. Tempat rekreasi keluarga ini pernah menjadi yang terbesar untuk level Asia Tenggara. Kini ada lebih dari 2.000 hewan dari 351 spesies.
# Jembatan Merah
Jembatan merah bukanlah sekadar jembatan yang dilapisi cat berwarna merah. Ada nilai historis yang tersimpan di sini. Sejarah mencatat, jembatan merah merupakan penghubung utama kawasan Kalimas dan Gedung Residensi Surabaya. Praktis, wiliayah ini menjadi kawasan komersil. Selain itu, di jembatan ini pula pertempuran antara arek-arek Suroboyo melawan Belanda yang menewaskan Brigdair A.W.S. Mallaby terjadi.
# Jembatan Suramadu
Jembatan ini terpanjang di Indonesia. Dengan panjang lebih dari lima kilometer, kini perjalanan dari Surabaya ke Madura atau sebaliknya menjadi lebih efisien dan nyaman. Hanya dalam hitungan menit, Anda sudah resmi berpindah pulau. Meski fungsi utamanya sebagai penghubung, tidak sedikit masyarakat yang hanya ingin mencoba sensasi di jembatan ini. Kebanyakan, setelah melakukan penyeberangan ke Madura, mereka akan berputar balik di wilayah Bangkalan dan kembali ke Surabaya. Apalagi ketika malam hari saat lampu-lampu di jembatan menyala dan kerlip dari daratan berpendar, semakin banyak orang yang ingin mengabadikan keindahannya.
# Monumen Tugu Pahlawan
Kurang afdol rasanya jika mengunjungi Surabaya tanpa menyaksikan monumen ini. Lokasinya berada di kompleks Museum Sepuluh November. Dengan demikian, dalam satu lokasi yang sama, bisa menemukan dua objek wisata sekaligus. Monumen ini berwarna putih dan menjulang setinggi 41,1 meter, berbentuk paku terbalik. Sekelilingnya merupakan lapangan luas berwarna hijau. Di bagian depan—pintu masuk—Anda akan disambut patung Ir. Soekarno dan Mohammad Hatta berdiri berdampingan. Di belakangnya, ada pilar-pilar berwarna putih dengan patung burung garuda di bagian atasnya.
# Monumen Jalasveva Jayamahe
New York boleh punya Patung Liberty yang tinggi menjulang dan ikonik. Namun Surabaya juga tak kalah, memiliki Monumen Jalasveva Jayamahe yang tegak berdiri menghadap lautan. Warnanya hijau kebiruan dengan tinggi sekitar 30 meter berdiri di atas gedung—yang tak lain juga merupakan museum—setinggi sekitar 30 meter juga. Patung ini merupakan simbol perwira Angkatan Laut. Nama Jalasveva Jayamahe sebenarnya merupakan moto AL Indonesia yang berarti di “laut kita berjaya”.
# Monumen Kapal Selam
Orang lebih senang menyingkatnya menjadi Monkasel. Lokasinya berada di tepi Kalimas dan cukup ramai dikunjungi wisatawan. Tak hanya pengunjung dewasa, pengunjung yang datang bersama anak-anak mereka pun cukup banyak. Di Monumen ini bisa melhat bagaimana kondisi kendaraan perang ini, termasuk mesin-mesinnya. Juga bisa membayangkan bagaimana para pejung berjuang mempertahankan NKRI di dalam ruangan sesempit itu—bahkan untuk sekadar berbagi oksigen bersama 63 orang. Monumen ini memang merupakan kapal selam asli. Tidak tanggung-tanggung, kapal selam ini adalah KRI Pasopati 410 yang ikut bertempur pada peristiwa Laut Aru. Peristiwaini adalah pertempuran antara Indonesia dan Belanda yang terjadi di Laut Aru, Maluku, pada tanggal 5 Januari 1962. (redaksibisniswisata@gamail.com)