Kuliner Oleh-oleh Didominasi Pastry dan Bakery

JAKARTA, bisniswisata.co.id: Masyarakat Indonesia umumnya memiliki tradisi membeli oleh-oleh setiap kali berpergian maupun berwisata. Terlebih lagi, apa yang menjadi ciri khas oleh-oleh di suatu daerah yang terkenal dan laris manis di pasaran, pasti diburu wisatawan. Jangan heran jika potensi kuliner oleh-oleh sangat tinggi. Oleh-oleh biasanya makanan kecil, ringan yang mudah dibawa, tahan lama bahkan harganya terjangkau.

“Memang kuliner oleh-oleh banyak sekali yang ditawarkan. Namun bila diperhatikan, pastry dan bakery masih mendominasi jenis makanan oleh-oleh banyak dicari para wisatawan. Alasannya sederhana karena kedua jenis makanan oleh-oleh ini bisa tahan lama, ringan dibawa bahkan bisa jadi harganya terjangkau,” ungkap Chef Rahmat Kusnedi, selaku Ketua Indonesia Pastry Alliance.

Terlebih lagi, sambung dia, jika oleh-oleh pastry dan bakery bisa dipadupadankan dengan seni budaya yang punya nilai kearifan lokal, yang juga bisa menunjukkan keunikan karakter dari oleh-oleh, sehingga menjadi daya tarik tersendiri. “Saya sekarang lebih sering menjelajah Nusantara. Ternyata banyak yang bisa diaplikasikan untuk menjadi keunggulan daerah tertentu,” lontarnya,

Chef Rahmat mengakui, pastry dan bakery bisa dipadupadankan dengan apa saja yang ada di daerah tersebut. Hal tersebut dapat membuat banyak oleh-oleh dengan kearifan lokal. Selain itu, faktor pengemasan produknya yang sangat unik, bisa menonjolkan oleh-oleh pastry dan bakery dengan kearifan lokal.

Disinggung maraknya oleh-oleh bikinan artis yang tersebar di daerah? Chef Rahmat mengatakan tren bisnis kue artis tak akan bertahan lama lagi. Alasannya kurangnya inovasi dan pemahaman artis tentang bisnis kue dan pastry membuat mereka hanya menggunakan popularitasnya untuk mendompleng bisnis tersebut.

“Kalau kue artis sekarang sudah di penghujung masa, mungkin kalau dari 100% sekarang tinggal 30% yang bertahan. Ini balik lagi karena artis ini imagenya bukan dibikin pondasinya dulu, dia hanya bangun dimana saja jadi bisa dirubuhkan kapan aja ya bisa kapan aja,” tandas dia.

Data Kementrian Pariwisata menyebutkan kuliner Oleh-oleh menjadi salah satu hal yang wajib dibawa setelah berkunjung ke suatu daerah. Wisatawan menghabiskan 40 persen dari anggaran jalan-jalan mereka untuk kuliner dan lebih dari 95 persen wisatawan Nusantara pulang membawa oleh-oleh.

“Tiga dari empat orang di Indonesia memilih produk makanan dan kue sebagai oleh-oleh untuk keluarga dan kerabatnya, ini membuktikan bahwa industri oleh-oleh memiliki potensi yang besar bagi pariwisata Indonesia,” tutur Vita Datau, selaku Ketua Tim Percepatan Kuliner dan Belanja, Kementerian Pariwisata disela-sela acara Festival Jajanan Nusantara

Seperti halnya dua sisi koin, komoditas oleh-oleh tidak hanya menguntungkan pelaku industri bakery dan pastry saja tetapi juga berkontribusi pada sektor pariwisata dan perekonomian Indonesia. (NDY)

Endy Poerwanto