JAKARTA, bisniswisata.co.id: Komunitas tari di Jakarta kembali menggelar Jakarta Dance Meet Up (JDMU) Selection, yang akan berlangsung di Gedung Kesenian Jakarta, selama dua hari pada tanggal 15 dan 16 November 2019.
JDMU Selection ini merupakan kelanjutan dari JDMU Reguler yakni pertemuan antar komunitas tari di Jakarta tersebut diharapkan menghasilkan karya-karya baru lewat pertunjukan yang diselenggarakan. Gagasan penciptaan dan karya yang pertunjukkan itu akan diuji lewat berbagai pengamatan dan diskusi karya.
“Jadi JDMU Selection mrupakan hasil pilihan karya-karya yang mempunyai potensi untuk dilanjutkan ke model produksi yang lebih kuat dan dapat dipertanggungjawabkan. Tahap ini merupakan akumulasi dari pengalaman yang didapatkan setiap komunitas tari.” papar komite tari Dewan Kesenian Jakarta, Yola Yulfianti dalam keterangan resminya, Rabu (13/11/2019).
Yola melanjutkan, mengingat kelompok tari ditahap ini merupakan pilihan dari komunitas yang bergabung di tahap sebelumnya, dan untuk memperdalam apa sudah mereka dapatkan, program ini memberikan fasilitas ChoreoLab kepada setiap komunitas di JDMU Selection.
Fasilitas ini memungkinkan komunitas-komunitas seni untuk mendapatkan pandangan baru dalam menciptakan karya dari narasumber yang beragam. Bukan hanya dari dunia tari, tetapi juga dari disiplin seni lainnya. “Keberbagaian cara melihat yang terdapat dalam berbagai disiplin seni itulah yang diharapkan memunculkan gagasan penciptaan baru di ChoreoLab,” ungkapnya.
Dalam ChoreoLab, peserta JDMU mendapat masukan berupa kelas dari sejumlah pihak dari berbagai keahlian, seperti Iskandar K Loedin(Artistik) Otto Siddharta (Musik) dan Anusirwan (tari)
Selain itu, sambung dia, seluruh aktivitas, evaluasi serta perkembangan JDMU juga dibukukan yang ditulis oleh pengamat tari Fariq Alfaruqi. Dengan demikian manfaat JDMU bukan saja dirasakan langsung peserta JDMU, tapi juga terdokumentasi dan tertulis dalam bentuk buku yang dapat dipelajari masyarakat luas.
Untuk menjaga keberlangsungan JDMU ini, ada board executive yang bertugas merumuskan dan menyelenggaran yang terdiri dari Hartati, Rusdy Rukmarata, Yola Yulfianti dan Josh Marcy.
“JDMU Selection ini pada prinsipnya tidak hanya memperkuat jejaring antar komunitas yang sudah terbentuk, tetapi juga menitik-beratkan pada penguatan kerja-kerja di belakang layar, proses kreatif, dan sebagainya. Karena itu, aspek-aspek yang berkaitan pendalaman materi, penguatan konsep, pengujian gagasan, dan sebagainya, mendapat tempat yang lebih banyak dan lebih kompeten,” lanjutnya.
Untuk itu, peserta juga mengikuti sejumlah kegiatan yang diharapkan mampu merangsang gagasan karya serta wawasan serta jejaring untuk menjadi yang lebih baik. Acara-acara tersebut meliputi : pada bulan September 2019 lalu digelar FGD tentang gagasan dan konsep karya. FGD ini hanya dihadiri oleh koreografer dan membawa gagasan karya baru
Juga pada Oktober 2019 diadakan FGD tentang struktur karya, skenografi, musik untuk tari, persentasi proses karya. Setiap koreografer presentasi progres karya (dengan penari) dan diskusi
Sementara pada November 2019, presentasi progres karya (dengan penari) dan diskui. Nama koreografer dan komunitas yang terpilih : Abu Hasan Lobubun (Daun Gatal), Alisa Soelaeman (Alisa Soelaeman Danceworks), Annisa Nurkhadijah (KIG Dance Community UPI Bandung), Bathara Saverigadi Dewandro (Swargaloka Art), Ken Nala Amrytha ( EKI ON CALL), Nudiandra Sarasvati (MUDAMOVE), Marich Prakoso Kekasih (Kreativitat Dance Indonesia) dan
Trianna Ambarwati ( Lentera Fannani)
Sedangkan Pentas JDMU Selecion akan diadakan pada tanggal 15 dan 16 November 2019 di Gedung Kesenian Jakarta. Diharapkan Penonton terdiri dari : Komunitas-komunitas tari di Jakarta dan Jaringan di Seluruh Indonesia, Pendukung dan penggemar komunitas-komunitas tari di Jakarta, para Murid sekolah atau kursus tari di Jakarta serta Pecinta pertunjukan tari di Indonesia. (redaksi@bisniswisata.co.id)