KOMUNITAS

Komunitas Doyan Sejarah Tak Ingin Mengabaikan Sejarah

JAKARTA, bisniswisata.co.id: Berbeda dengan komunitas umumnya, Komunitas Doyan Sejarah hadir dengan nuansa baru, nuasa lain daripada lainnya juga nuansa menyebarkan virus kebangsaan kepada kaum muda agar lebih mencintai sejarahnya. Memang, bangsa yang besar ialah bangsa yang mengetahui, memahami dan mencitai sejarah.

Latar belakang berdirinya Komunitas Doyan Sejarah karena sebagai pemuda ingin mengetahui sejarah Republik Indonesia dan ingin mendalami tempat-tempat bersejarah yang ada di Indonesia. Sekaligus mengingatlan kembali agar kumpulan generasi muda dari lintas profesi dengan menginisiasi Jangan Melupakan dan Mengabaikan Sejarah.

“Komunitas Doyan Sejarah adalah sebuah komunitas independen yang peduli pada sejarah dan budaya serta peninggalan sejarah bangsa. Ini bentuk keprihatinan kami terhadap kurangnya perhatian dan apresiasi generasi sekarang terhadap sejarah bangsanya,” papar Ketua Komunitas Doyan Sejarah Imam Subagyo di Jakarta, Selasa (11/9/2018).

Dijelaskan sejarah Indonesia meliputi suatu rentang waktu sangat panjang dimulai sejak zaman prasejarah berdasarkan penemuan “Manusia Jawa ” yang berusia 1,7 juta tahun lalu. Periode sejarah Indonesia dapat dibagi menjadi lima era: Era Prakolonial, munculnya kerajaan-kerajaan Hindu -Buddha serta Islam di Jawa dan Sumatera yang terutama mengandalkan perdagangan.

Era Kolonial, masuknya orang Eropa (terutama Belanda) menginginkan rempah-rempah mengakibatkan penjajahan Belanda selama sekitar 3,5 abad antara awal abad ke-17 hingga pertengahan abad ke-20. Era Kemerdekaan Awal, pasca- Proklamasi Kemerdekaan Indonesia (1945) sampai jatuhnya Soekarno (1966); Era Orde Baru 32 tahun masa pemerintahan Soeharto (1966-1998); serta Orde Reformasi yang berlangsung sampai sekarang.

Dilanjutkan, doyan sejarah ini memiliki pengertian yang sangat luas mulai sejarah kerajaan di Indonesia, peninggalan sejarah, benda-benda yang memilikini nilai sejarah seperti keris, rencong dan lainnya. Juga sejarah dunia batik hingga lahirnya kuliner tradisonal yang ada di penjuru nusantara. “Jadi pengertian sejarah itu sangat luas sekali,” lontarnya.

Aktifitas positif komunitas Doyan Sejarah, lanjut Imam, meliputi safari situs candi di nusantara, seperti candi Suko, keraton Surakarta, keraton mangkunegara, keraton Yogyakarta, juga menjelajahi tempat-tempat bersejarah di berbagai daetah lainnya.

Selain itu membuat diskusi analisis riset penemuan sejarah, hingga berencana membuat film pendek tentang sejarah. Melalui film pendek sejarah ini menjadi media efektif sebagai propaganda sejarah dalam menyikapi era generasi milenial kecendrungan malas membaca literatur sejarah ini, sambungnya.

Mengungat, tambah dia, Sekarang ini hampir lost generasi anak bangsa yang mengetahui sejarah, bahkan sejarah pahlawan minim bagi diketahui bangsa ini. “Melalui komunitas ini kita mengajak seluruh elemen bangsa untuk turut partisipasi aktif dalam melestarikan sejarah, karena bangsa yang besar bangsa yang memiliki karakter khas. Sejarah merupakan harta karun yang terpendam,” ungkap Imam,

Ia berharap generasi sekarang tidak melupakan sejarah bangsa seiring kemajuan teknologi, dan dimana revolusi industri keempat telah dimulai. Pihaknya pun aktif menyosialisasikan melalui sosial media komunitas Doyan Sejarah sebagai wadah pencinta sejarah. (EP)

Endy Poerwanto