CIREBON, bisniswisata.co.id: Sedikitnya sepuluh desa yang tersebar di berbagai kecamatan di Kabupaten Cirebon awa Barat diproyeksikan menjadi desa wisata. Pasalnya, kesepuluh desa itu memiliki keunggulan, keunikan dan kelayakan untuk dikembangkan sebagai desa wisata.
“Kabupaten Cirebon terdiri dari 412 desa. Dari jumlah itu, sekitar 10 persen di antaranya bisa digali sebagai desa wisata,” ungkap Kepala Dinas Budaya Pariwisata Pemuda dan Olahraga Kabupaten Cirebon, Hartono dilansir laman Ayocirebon, Sabtu (11/01/2020).
Kesepuluh desa itu masing-masing Cupang di Kecamatan Gempol, Cipanas di Kecamatan Dukupuntang, Palir di Kecamatan Tengahtani, Kamarang di Kecamatan Greged, Tonjong di Kecamatan Pasaleman, Sedong di Kecamatan Sedong, Belawa di Kecamatan Lemahabang, Ambulu di Kecamatan Losari, Kubang di Kecamatan Talun, dan Gebangmekar di Kecamatan Gebang.
Dijelaskan, keunggulan Desa Cupang misalnya, terletak pada keberadaan tebing yang kini menjadi objek wisata Batu Lawang serta petilasan (situs) Sunan Bonang. Desa Cipanas, jelasnya, memiliki sumber air panas dan bumi perkemahan.
Desa Palir potensial sebagai desa wisata karena dialiri Sungai Cipager yang tak pernah kering sekalipun di musim kemarau, sehingga membuat desa ini tergolong sebagai kawasan pertanian dan perkebunan.
“Desa Palir juga dikenal karena adanya selokan yang dibuat sebagai kolam ikan. Secara keseluruhan, desa ini cocok sebagai destinasi wisata nomadic yang alami di mana di antaranya pelancong bisa makan di pematang sawah atau mancing dan berkebun,” paparnya.
Kondisi serupa dimiliki Desa Kamarang dan Desa Tonjong yang dikenal memiliki areal persawahan yang subur. Kedua desa ini pun cocok dikembangkan sebagai kawasan agrowisata.
Desa Sedong di sisi lain memiliki keunggulan dari keberadaan sebuah situ (danau) bernama sama, Situ Sedong, serta hasil perkebunan mangga gedong gincu yang populer. Lain halnya dengan Desa Belawa yang dikenal sebagai kawasan penangkaran kura-kura Belawa yang populasinya di ambang kepunahan.
Desa Ambulu sendiri dikenal karena memiliki hutan mangrove. Sementara Desa Kubang memiliki wisata air yang kerap dijadikan tujuan wisata keluarga. “Keunggulan Desa Gebangmekar adalah wisata pantainya. Ini sedang kami rintis,” cetusnya.
Di luar sepuluh desa itu, sambungnya, Kabupaten Cirebon sebenarnya sudah memiliki desa-desa yang lebih dulu populer karena keunggulannya. Desa-desa itu yakni Desa Tegalwangi di Kecamatan Weru dengan keunggulan rotannya, Desa Trusmi dengan batiknya, juga Desa Ciwaringin di Kecamatan Ciwaringin yang terkenal sebagai sentra batik pewarna alami.
Menurutnya, setiap potensi desa akan dihidupkan dan dikembangkan, sebelum kemudian dipasarkan sebagai desa wisata. Pihaknya melihat kemungkinan seluruh desa wisata dijadikan sebagai paket wisata, khususnya yang ditawarkan bagi pelancong saat berkunjung ke Kabupaten Cirebon.
“Hanya, mewujudkan desa wisata ini butuh kerjasama dengan instansi lain, misalnya akses yang memadai menuju desa wisata tentu butuh penanganan infrastruktur. Ini menjadi kewenangan Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang, termasuk instansi lain yang berwenang dalam mewujudkannya,” tegasnya.
Perwujudan desa wisata, juga berpotensi terhambat pula akibat minimnya kesadaran wisata masyarakat setempat di masing-masing desa. Secara umum masyarakat Kabupaten Cirebon belum sadar wisata. Karena itu, pihaknya rutin menggelar pelatihan bagi kader wisata dan kelompok-kelompok sadar wisata.
“Padahal mereka punya tugas membantu mengeksplorasi potensi sesuai bidang masing-masing. Memajukan desa, sesungguhnya bisa dilakukan setiap warga. Kami berharap, minimal setiap warga menjaga lingkungan desanya masing-masing,” lontarnya. (*)