JAKARTA, bisniswisata.co.id: Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution menilai kenaikan harga tiket pesawat sesuai tarif batas atas oleh beberapa maskapai dalam dua bulan belakangan diperkirakan akan berpengaruh pada tingkat inflasi dalam negeri. Meski berpengaruh, namun tidak berpengaruh signifikan.
“Sebab, dalam empat hingga lima tahun terakhir, harga tiket pesawat memang masuk dalam daftar harga yang berkontribusi besar terhadap inflasi selain harga pangan dan pendidikan,” ungkap Menko Perekonomi kepada para wartawan di Jakarta, Selasa (22/01/2019).
Selama empat-lima tahun terakhir, lanjut dia, inflasi kita itu bukan lagi pangan, memang masih tinggi dan berpengaruh, tetapi selain itu dia juga ada perhubungan (tiket pesawat), “Bbaru setelah itu pendidikan, tiga itu saja,” sambungnya.
Dilanjutkan, dampak naiknya harga pesawat lantaran maskapai penerbangan menerapkan tari batas atas, tidak akan sereta merta terhadap inflasi. Sebab, ketika kenaikan terjadi dan masyarakat sudah merasakan dampak dari kenaikan tersebut, maskapai akan buru-buru menurunkan harga tiket.
Walaupun demikian, Darmin mengaku belum bisa merinci berapa persen nantinya kontribusi kenaikan harga tiket ini terhadap inflasi secara keseluruhan. “Wah saya enggak tahu berapa harga tarifnya masing-masing (maskapai). Itu nanti akan ada di datanya BPS (Badan Pusat Statistik) setiap bulan,” ujar dia.
Dia menilai wajar kenaikan harga tiket yang dilakukan oleh maskapai pesawat, selama tidak melanggar tarif batas atas dan bawah yang sudah ditentukan oleh Kementerian Perhubungan. “Memang suka dimainkan begini, di hari biasa dia main di sekitar tarif bawah, setelah itu peak season dia naik ke tarif atas,” ujar dia.
Penumpang Anjlok
Di tempat terpisah, sebanyak 433 penerbangan di Bandara Sultan Syarif Kasim II Kota Pekanbaru, Provinsi Riau, terpaksa dibatalkan sejak awal Januari 2019 karena jumlah penumpang menurun drastis. Penurunan penumpang ini akibat mahalnya harga tiket pesawat.
Data PT Angkasa Pura II selaku otoritas Bandara Sultan Syarif Kasim (SSK) II di Pekanbaru, Selasa (22/01/2019), selama periode tanggal 1 sampai 21 Januari ada 212 penerbangan domestik menuju Pekanbaru yang batal. Penerbangan dari Pekanbaru yang batal ada 217 penerbangan. Dan penerbangan internasional baik yang dari maupun menuju Bandara Pekanbaru hanya empat penerbangan yang dibatalkan.
Hal ini menunjukkan kebijakan maskapai yang menaikan tarif pesawat sangat berdampak pada konsumen dalam negeri. Pasalnya, lebih dari 90 persen penerbangan yang batal melayani rute domestik. “Penerbangan yang dibatalkan rata-rata 20 penerbangan per hari,” kata Executive General Manager Bandara SSK II, Jaya Tahoma Sirait.
Otoritas Bandara Pekanbaru sejak awal Januari sudah mencatat ada penurunan penumpang sekitar 15 persen dari biasanya, setelah terjadi kenaikan tarif pesawat. Berdasarkan pantauan di situs pemesanan tiket seperti traveloka, harga tiket untuk rute Pekanbaru-Jakarta yang paling banyak diminati, masih bertahan di atas Rp 1 juta per penumpang.
Harga tersebut terus bertahan hingga sepekan ke depan di semua maskapai. Tarif tersebut dua kali lipat lebih tinggi dari harga sebelum kenaikan jika dibandingkan pada periode sama pada tahun lalu.
Jaya Tahoma menjelaskan maskapai yang paling banyak dibatalkan penerbangannya adalah dari Lion Air Group, yang selama ini dikenal sebagai maskapai berbiaya rendah (low cost carrier). Maskapai yang mengusung slogan We Make People Fly ini masih mematok harga tiket rute Pekanbaru-Jakarta di kisaran angka Rp 1 juta hingga Rp 1,2 juta per orang.
Sejak awal Januari, ada 138 penerbangan batal untuk maskapai Lion Air, Wings Air 69 penerbangan, Batik Air 38 penerbangan, dan Malindo Air satu penerbangan yang batal. Kemudian ada 129 pembatalan penerbangan maskapai Garuda Indonesia, dan 56 penerbangan yang batal oleh maskapai Citilink. Selanjutnya ada maskapai luar negeri Scoot yang tercatat membatalkan dua penerbangan.
Penerbangan yang paling banyak dibatalkan terjadi di rute Pekanbaru-Jakarta, yakni sebanyak 245 penerbangan. Selain itu, rute yang dibatalkan ke Batam ada 94 penerbangan, Jambi sebanyak 31 penerbangan, Medan ada 21 penerbangan, Padang sebanyak 14 penerbangan, serta rute tujuan Padang, Dumai dan Palembang masing-masing ada delapan penerbangan batal.
Penerbangan internasional yang batal antara lain dua penerbangan tujuan Singapura, serta tujuan Malaysia dan Jeddah masing-masing satu penerbangan. Kebijakan maskapai penerbangan nasional yang menaikan tarif pesawat hingga batas atas, diakui Jaya akan membuat target PT Angkasa Pura (AP) II dalam pengembangan Bandara SSK II akan terganggu. Apalagi selama beberapa tahun terakhir jumlah penumpang pesawat yang menggunakan layanan Bandara tersebut menunjukan kenaikan signifikan.
Jaya Tahoma mengatakan pada tahun ini AP II memproyeksikan ada pertambahan jumlah penumpang pesawat berkisar 4,3 juta hingga 4,4 juta orang. Namun, dengan kondisi sekarang ini, ia pesimis target itu akan terwujud. “Jika harga tiket tidak turun, maka perkiraan kami jumlah penumpang hanya naik kisaran tiga sampai empat persen,” ujarnya. (EP)