Kedai Kopi Merapi, Wisata Kuliner di Lereng Gunung Api

SLEMAN, bisniswisata.co.id: Dinas Pariwisata Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta melirik Kedai Kopi Merapi di Dusun Petung Desa Kepuharjo, Cangkringan dapat menjadi potensi wisata kuliner yang prospektif.

“Kedai Kopi Merapi ini sangat potensial menjadi wisata kuliner minat khusus andalan di Kabupaten Sleman,” kata Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Sleman Sudarningsih, Jumat, (20/4/2018).

Menurut dia, pihaknya berkomitmen untuk terus mempromosikan Kedai Kopi Merapi ini sebagai potensi wisata kuliner andalan di Kabupaten Sleman. “Wisatawan di lereng Merapi baik itu di kawasan Kaliurang maupun Lava Tour Cangkringan dapat menikmati kopi khas lereng Gunung Merapi di kedai ini setelah menikmati suasana alam dengan jip wisata Merapi,” katanya.

Saat ini kopi Merapi sudah banyak dikenal di masyarakat luas baik lokal Sleman, DIY, luar daerah hingga mancanegara. Bahkan saat ini Bupati Sleman Sri Purnomo sedang mempromosikan kopi Merapi ini di Finlandia, ada negara tersebut tertarik dengan rasa maupun keunikan kopi Merapi,” katanya.

Pengelola Kedai Kopi Merapi Sumijo mengatakan saat ini pengunjung di Kedai Kopi Merapi sudah mulai ramai dari berbagai kalangan. “Ada dari masyarakat biasa, pejabat, pengusaha, selebriti maupun dari kalangan artis sudah banyak yang berkunjung ke sini,” katanya.

Rata-rata dalam satu bulan pengunjung di Kedai Kopi Merapi ini mencapai 10 ribu lebih, dan yang paling ramai biasanya pada akhir pekan dan musim liburan. “Kalau omzet per bulan bisa mencapai Rp180 juta, dari penjualan minuman kopi, bubuk kopi, berbagai makanan khas Merapi maupun souvenir,” katanya.

Awal mula kedai kopi tersebut berdiri yakni dari usaha perkebunan kopi yang banyak digeluti masyarakat petung sebelum erupsi besar pada 2010. “Dusun Petung awalnya memang disiapkan sebagai desa wisata kopi. Hal tersebut dikarenakan memang ada kebun kopi di wilayah ini. Kemudian kami berinisiatif untuk mendirikan kedai kopi,” katanya.

Rintisan desa wisata Petung tersebut sebelum sempat dibuka, kedai tersebut sudah terlebih dahulu terkena bencana erupsi Merapi 2010 yang menghancurkan bangunan kedai maupun kebun kopi di wilayah setempat. “Setelah erupsi kami bersihkan semua. Dan baru dibuka lagi pada 2012. Seiring berjalannya waktu, Kopi Merapi semakin dikenal dan disukai oleh masyarakat,” katanya.

Pihaknya akan terus melakukan inovasi-inovasi untuk menarik wisatawan. Salah satunya, akan membuat destinasi wisata baru dengan konsep Wisata Edukasi Kopi. “Nantinya wisatawan akan diajak melihat proses pembuatan kopi mulai dari budi daya, pengolahan hingga teknik penyeduhan kopi. Nanti pengunjung juga bisa camping, outbond dan tracking dengan tema kopi,” katanya. (Ant)

Endy Poerwanto