JAKARTA, bisniswisata.co.id: Pertanyaan itu bukan hanya diajukan oleh masyarakat Bali tetapi juga para wisatawan mancanegara yang mencintai Bali. Maklum sebagai destinasi wisata poluler di dunia, Bali pun menjadi milik dunia.
Begitu banyak orang memendam keinginan untuk segera berwisata ke Bali. Perjalanan “balas dendam” karena sekian lama tidak bisa travelling ini misalnya sudah dipersiapkan turis Ukraina yang siap booking charter flight begitu Bali diumumkan tanggal pembukaannya.
Dwi Yani, wartawan senior yang juga Kepala Perwakilan bisniswisata.co.id & Eksplore! wilayah Indonesia Timur dengan tenang menjawab pertanyaan sesuai judul di atas. ” Border buka. 32 Juli 2021,” ujarnya tanpa ekspresi.
Entah karena bosan mendapat pertanyaan dari berbagai pihak termasuk kalangan pers di luar negri. Pastinya dalam tahun Kabisat hanya sampai tanggal 31 Juli. Jadi tanggal 32 Juli hanya pengalihan yang menunjukkan masih tanggal ketidakpastian.
Memang tidak salah juga sih kalau Kepala negara dan Menparekraf Sandiaga Uno masih terus memberikan jawaban mengambang apalagi dengan situasi belakangan ini dengan kasus COVID-19 yang meroket.
Terakhir dalam Weekly Press Briefing dari Balkondes Borobudur, Magelang, Jateng, hari ini ( 22Juni) Menparekraf sebut akan tinjau ulang buka botder Bali disesuaikan dengan situasi COVID -19.
“Namun pencet tombolnya itu (kapan ditetapkan dibukanya) tergantung dari situasi COVID-terkini. Persiapannya masih di level 90 persen untuk penyiapan travel corridor arrangement,” ungkapnya.
Permintaan masuknya pesawat charter dari luar negri juga terus bertambah secara signifikan oleh karena itu ujicoba berupa penerbangan charter juga sudah disiapkan, kata Sandiaga Uno.
Kebijakan yang diambilnya adalah berbasis data dan science serta mempertimbangkan sisi ekonomi, kesehatan maupun kesiapan para pelaku ekonomi serta pemerintah setempat sehingga pengumuman terbukanya Bali kata Sandi, akan diumumkan Gubernur Bali sendiri.
Menparekraf bakal menunda pembukaan Bali bagi turis asing apabila pandemi COVID-19 belum menunjukan perbaikan dari jadwal semula yang diharapkan awal Juli dan kini beredar lagi desas-desus jadi 15 Juli 2021.
Menghadapi pertanyaan pers, dia menjelaskan di tengah situasi yang VUCA singkatan dari volatility, uncertainty, complexity, dan ambiguity yaitu fenomena dari situasi dunia yang mengalami perubahan sangat cepat dan cenderung tidak bisa ditebak apalagi ditengah kondisi pandemi global, peranan data jadi sangat penting.
” Oleh karena itu jika para ekonom menanggapi kebijakan kami termasuk Work from Bali atau Work from Destination maka ini adalah inovasi dan adaptasi yang kami lakukan berdasarkan data dan science,” tegas Sandiaga Uno.
Jika suatu kebijakan tidak tepat tinggal dihentikan seperti pembukaan Bali yang harus menunggu hingga kasusnya melandai. Sebagai Pemerintah, pihaknya juga sangat ingin segera mengucurkan dana hibah, stimulus dan kebijakan lainnya yang hingga akhir semester pertama 2021 ini belum juga turun.
Adapun beberapa program yang bisa dimaksimalkan antara lain dana hibah pariwisata, bantuan insentif pajak, dan permodalan dengan likuiditas. Dana Pemulihan Ekonomi Nasional juga akan dimanfaatkan Sandiaga untuk pelaku UMKM di tengah wacana penguncian wilayah ( lockdown ) mulai dari Jakarta hingga Yogya.
“Kebijakan buka border Bali juga akan disertai kebijakan sebagai tujuan wisata vaksinasi baik bagi wisatawan nusantara maupun wisatawan mancanegara,” jelasnya.
Pemerintah akan menunjuk Bali sebagai lokasi destinasi wisata yang akan menjalankan program wisata bervaksin. Program ini dibuat untuk Pulau Dewata demi mendorong perekonomian Bali.
Perkiraan Bank Indonesia Bali untuk semester kedua 2021, perekonomian bahkan akan meluncur lagi ke level 6% sehingga Bali sangat membutuhkan kebijakan yang tepat apalagi di gelombang ketiga COVID ini ada penurunan kunjungan wisatawan nusantara ke Bali.
Bali akan prioritaskan wisatawan yang sudah vaksinasi di samping juga menjadikan vaksinasi sebagai daya tarik karena wisman maupun wisnus yang belum vaksinasi bisa mendapatkan gratis di Pulau dewata.
“Kebijakan ini sudah banyak diterapkan negara lain dan hal ini sudah dilaporkan kepada Bapak Presiden dan sudah mendapatkan persetujuan mengenai usulan tersebut dengan memanfaatkan program vaksin Gotong Royong,” kata Sandi.
Dengan demikian bukan hanya masyarakat Bali yang mendapatkan vaksin, tapi dipastikan para wisatawan yang masuk ke Bali baik wisatawan nusantara maupun wisatawan asing itu sudah dalam kondisi tervaksin, jelasnya
Pengamat pariwisata Wuryastuti Sunario atau akrab di sapa Tuti mengatakan masalah membuka perbatasan ( border) itu sangat complex.
“Tidak tergantung pada Pemerintah Indonesia saja, tapi terutama pada negara-negara asal wisman apakah memperbolehkan wisatawannya ke luar negeri,”
Australia sudah mengumumkan tutup border sampai pertengahan 2022. Begitu juga dengan Singapura, Malaysia, Vietnam dan banyak lagi. Jadi pembukaan border kaitannya juga dengan negara asal sumber wisman. ” Apakah mereka juga mau buka border apa tidak,” tambah Tuti.
Sebab yang paling mengerikan, ujarnya, adalah masuk virus yang tidak kelihatan terutama varian delta dari India. Begitu satu orang yang terjangkit masuk Bali, maka dalam waktu sekejap ratusan orang akan ikut terjangkit.
“Saya kira masyarakat Bali perlu dijelaskan mengapa perbatasan Indonesia masih tetap ditutup. Bukan karena keinginan 6 menteri. Bukan juga keinginan Presiden Jokowi. Tetapi karena musuh ganas yang tidak tampak ini yg mengharuskan orang stay at home,”
Nah terjawab ya kapan pencet tombolmya Bali terbuka bagi Wisman. Kalau mengacu pada organisasi pariwisata dunia seperti WTTC dan IATA, sikap pemerintah di berbagai belahan dunia rata-rata sama saja, mau negara maju di Eropa sampai Amerika Serikat. Sabaarrr yaa…….