BAGANSIAPIAPI, bisniswisata.co.id: Kacang Pukul, namanya memang unik, menarik bahkan bikin penasaran bagi pecinta kuliner. Umumnya kacang itu, bentuknya kecil. Ada yang digoreng, ada yang dikukus. Namun camilan khas Bagansiapiapi ini, kacang diolah dalam bentuk yang berbeda namun rasanya tetap kacang.
Dan memiliki tekstur lebih kering, lembut, gurih, manis serta renyah. Ya, hampir mirip dengan camilan yang ada di daerah Jawa Tengah (Jateng): Enting-enting Gepuk. Bedanya cuma dalam kemasan. Jika enting-enting gepuk dibungkus kertas minyak dam dimasukkan plastik sementara kacang pukul dikemas dijadikan satu dalam kardus kemasan yang lebih modern.
Rasa makanan ringan ini sangat enak dan dijamin mampu membuat Anda ketagihan. Belum lagi rasa kacang yang sangat terasa di setiap gigitan. Makanan ringan ini sangat cocok menjadi teman yang lezat saat bersantai, maupun dalam perjalanan.
Proses pembuatannya masih dikerjakan secara tradisional secara turun-temurun oleh warga keturunan Tionghoa. Industri berskala rumah tangga ini, berdiri sejak tahun 1950-an dan hingga kini masih tetap eksis, tetap menjadi oleh-oleh, tetap diburu pecinta kuliner apalagi saat menyaksikan Festival Bakar Tongkang di kota Bagansiapiapi, Rokan Hilir, provinsi Riau, yang digelar mulai 17 hingga 19 Juni 2019.
Bahan baku Kacang Pukul berupa kacang tanah berkualitas terbaik dan pilihan dari petani kacang sekitar Kota Bagansiapiapi. Prosesnya pun dilakukan secara higinis. Kacang setelah dipilih lantas digiling hingga lembut, kemudian dicampur gula dan sedikit garam halus. Selanjutnya adonan kacang ditumbuk atau dipukul-pukul dengan alat pemukul agar semua bahan bisa menyatu. Karena itu disebut kacang pukul.
Setelah adonan mengembang, kemudian dibungkus dengan kertas minyak sesuai ukuran agar dapat bertahan lama. Juga ada dua pilihan rasa, yakni rasa biasa (natural) dan rasa kopi. Produsen kacang pukul hingga kini belum mengembangkan rasa lainnya, namun demikian menerima usulan dari konsumen tentang rasa apa lagi yang perlu diproduksi.
Camilan Kacang Pukul mudah ditemukan di toko-toko yang ada di Bagansiapiapi. Bahkan dipasarkan hingga keluar daerah seperti Pekanbaru hingga tembus Sumatera Utara. Harganya pun sangat terjangkau, mulai harga terendah dengan kemasan kecil dari Rp10.000 rupiah. Karenanya makanan ringan ini menjadi buah tangan yang wajib dibawa pulang jika mengunjungi negeri seribu kubah.
Untuk mendapatkan kacang pukul yaitu Toko HH. Toko ini terletak di Jalan Perdagangan Bagansiapiapi. “Hanya ada satu toko dan kita tidak membuka cabang di tempat lain,” ungkap Pemilik Toko HH Li Na alias Dina yang merupakan generasi ketiga yang mengelola toko kacang pukul.
Diceritakan usaha kacang pukul ini dibuat pertama kali di Bagansiapiapi oleh buyut dari suami saya, Cua Kim Cui pada tahun 1958. Hingga kini pembuatan kacang pukul dengan cara tradisional. Sementara untuk pengepakannya baru menggunakan bantuan mesin. “Kacang pukul adalah oleh-oleh yang paling banyak dicari, terutama pada saat hari libur dan perayaan Bakar Tongkang,” lontarnya.
Saat ini usaha kacang pukul sudah cukup banyak ditemukan di Bagansiapiapi. Namun Toko HH diklaim yang pertama kali berdiri dan lebih dikenal. “Bahkan soal rasa kami yang tetap menjaga kualitas, karena memakai kacang pilihan dan tidak ada campuran dengan bahan lain kecuali garam serta gula pasir,” tambahnya.
Dijelaskan, selain kacang pukul, oleh-oleh terkenal Bagansiapiapi lainnya yakni ikan asin, bakpia, Rendang Kerang, Sarak Terung, Sup Ikan Kepala Batu, Asam Pedas Keladi, dan Sambal Belacan. Juga ada Emping Padi, Misua Rebus, Anyang Pangkek, Sambal Belacan, Anyang Pucuk Babueh, dan minuman khas seperti Jus Buah Nipah, Air Serbat, Mentimun Terong, dan Kolding. (MDY)