JAKARTA, bisniswisata.co.id: Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat jumlah wisatawan mancanegara (wisman) yang berkunjung ke Indonesia pada Juli 2019 tercatat 1,48 juta orang yang berkunjung. Jumlah ini mengalami penurunan sebesar 4,10% dibandingkan Juli 2018 yang mencapai 1,55 juta orang.
“Namun jumlah wisman Juli 2019 dibandingkan Juni 2019 mengalami kenaikan sebesar 2,04%. Jumlah kunjungan ini masuk melalui berbagai pintu masuk utama baik udara, laut dan darat. Jadi kalau dilihat pergerakannya saya prediksi bulan depan naik, kemudian turun November dan akan naik lagi,” lontar Kepala BPS Suhariyanto kepada wartawan di Gedung BPS, Jakarta, Senin (2/9/2019).
Dari 1,48 juta kunjungan, sambung dia, wisman yang datang dari wilayah ASEAN memiliki persentase kenaikan paling tinggi dibanding Juli 2018, yaitu sebesar 9,81 persen, sedangkan persentase penurunan terjadi pada wisman yang datang dari wilayah ASIA selain ASEAN, yaitu sebesar 16,53 persen.
Sementara menurut kebangsaaan, kunjungan wisman yang datang ke Indonesia paling banyak berasal dari negara Malaysia sebanyak 240,3 ribu kunjungan (16,19 persen), Tiongkok 193,8 ribu kunjungan (13,06 persen), Singapura 145,0 ribu kunjungan (9,77 persen), Australia 138,3 ribu kunjungan (9,32 persen), dan Timor Leste 108,6 ribu kunjungan (7,32 persen).
Selama Juli 2019, kunjungan wisman selama Juli 2019 ini masuk melalui pintu udara, laut dan darat. Melalui jalur udara sebanyak 977,42 ribu, jalur laut sebanyak 316,72 ribu dan jalur darat sebanyak 189,65 ribu kunjungan. “Total wisman 1,48 juta ini masuk lewat udara masih paling besar dari pada laut 21%.
Meski naik, namun jika dilihat yang masuk melalui jalur udara mengalami penurunan sebesar 8,94% (MoM). Penurunan ini terjadi di 11 pintu masuk udara.”.
Sedangkan secara kumulatif dari Januari-Juli 2019, jumlah kunjungan wisman mencapai 9,31 juta atau naik 2,63% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya yang berjumlah 9,07 juta kunjungan. “Jumlah ini masuk melalui pintu udara sebanyak 5,50 juta kunjungan, pintu laut 2,43 juta kunjungan dan darat sebanyak 1,38 juta kunjungan,” kata dia.
Menurut asal kebangsaan, kunjungan wisman paling banyak berasal dari Malaysia sebanyak 240,3 ribu kunjungan, China sebanyak 193,8 ribu kunjungan, Singapura sebanyak 145 ribu kunjungan, Australia sebanyak 138,3 ribu dan Timor Leste sebanyak 108,6 kunjungan.
Dan, Januari-Juli 2019, menurut wilayahnya wisman terbanyak datang masih berasal dari ASEAN yang naik sebesar 17,60% dibanding periode yang sama tahun sebelumnya. Sedangkan untuk wilayah Asia selain Asean memiliki penurunan persentase paling besar yaitu 8,66%.
Menurut kebangsaaan, tambah dua, kunjungan wisman yang datang ke Indonesia selama 2019 paling banyak berasal dari wisman berkebangsaan Malaysia sebanyak 1,84 juta kunjungan (19,78 persen), Tiongkok 1,25 juta kunjungan (13,37 persen), Singapura 1,07 juta kunjungan (11,50 persen), Australia 745,5 ribu kunjungan (8,01 persen), Timor Leste 717,1 ribu kunjungan (7,70 persen).
Bandara Supadio Naik
Menurut Suhariyanto, jumlah kunjungan wisman ke Indonesia yang datang melalui pintu masuk udara pada Juli 2019 mengalami penurunan sebesar 8,94 persen dibanding jumlah kunjungan wisman pada bulan yang sama tahun sebelumnya.
Penurunan kunjungan wisman tersebut, lanjut Suhariyanto, terjadi di sebelas pintu masuk udara dengan persentase penurunan tertinggi tercatat di Bandara Internasional Lombok, NTB yang mencapai 61,97 persen, diikuti Bandara Juanda, Jawa Timur turun 24,70 persen, dan Bandara Adi Sucipto, DI Yogyakarta turun 22,80 persen, sedangkan persentase penurunan terendah terjadi di Bandara Husein Sastranegara, Jawa Barat sebesar 1,14 persen.
Sementara kenaikan jumlah kunjungan wisman terjadi sekurangnya di empat pintu masuk udara dengan persentase kenaikan paling tinggi terjadi di Bandara Supadio, Kalimantan Barat sebesar 12,51 persen, dan persentase kenaikan paling rendah terjadi di Bandara Minangkabau, Sumatera Barat sebesar 1,90 persen.
Selain itu, wisman yang berkunjung melalui pintu masuk darat pada Juli 2019 mengalami penurunan sebesar 14,33 persen dibanding bulan yang sama tahun sebelumnya, yaitu dari 221,39 ribu kunjungan menjadi 189,65 ribu kunjungan. “Persentase penurunan terjadi di pintu masuk Jayapura, Papua sebesar 16,35 persen, sedangkan persentase kenaikan tertinggi terjadi di pintu masuk Nanga Badau, Kalimantan Barat sebesar 38,75 persen,” terang Suhariyanto.
Begitu pula, jika dibanding Juni 2019, jumlah kunjungan wisman yang datang melalui pintu masuk darat mengalami penurunan sebesar 17,41 persen. Persentase penurunan tertinggi tercatat di pintu masuk Aruk, Kalimantan Barat sebesar 49,01 persen, sedangkan persentase kenaikan terjadi di dua pintu masuk, yaitu pintu masuk Jayapura, Papua dan Atambua, Nusa Tenggara Timur masing-masing sebesar 28,46 persen dan 2,79 persen. (end)