DAERAH NEWS

Jakarta, Medan dan Bali: Potensi Hub Wisata Kesehatan di Indonesia

NUSA DUA, bisniswisata.co.id: Berdasarkan rilis Bank Dunia tahun 2018, sekitar 60% wisatawan kesehatan di Malaysia berasal dari Indonesia, dan 45% wisatawan kesehatan di Singapura adalah warga negara Indonesia. Layak jika wisata kesehatan (medical tourism) dikembangkan di dalam negeri dengan prediksi masyarakat dari 10 provinsi  menjadi pasar utama —di mana pengeluaran tertinggi untuk wisata medis — yaitu warga Jakarta, Medan, Bali, Riau, Pulau Riau, Balikpapan, Samarinda, Makassar, Palu, dan Palembang

“Berdasarkan Riset Roland Berger, Jakarta, Medan, dan Bali dipilih sebagai kota yang berpotensi menjadi hub wisata kesehatan di Indonesia,” jelas Bimo Wijayanto, Asisten Deputi Investasi Strategis Kedeputian Bidang Koordinasi Investasi dan Pertambangan dalam  Bali Economic and Invesment Forum 2021 di Nusa Dua.

wisatawan-indonesia-menikmati-wisata-medis-di-luar-negeriMalaysia mulai membidik pasar wisata medis pertengahan tahun 1990. Awalnya untuk kebutuhan masyarakat Malysia yang memerlukan perawatan kesehatan,  dan kemudian ekspansi menggarap pasar wisatawan medis dari Indonesia. Pertumbuhan medical tourism Malaysia sejak tahun 2014- 2018 rerata 16% pertahun , angka pertumbuhan diatas pertumbuhan pasar wisata medis dunia yang hanya berkisar 10-12% per tahun. Kota Penang dengan Penang Centre of Medical Tourism (PMED) yang mengelola 11 rumah sakit besar dan memiliki 13 clinik spesialis, menjadi tujuan unggulan wisatawan asal Indonesia.

Selain Malaysia dan Singapura, negara tetangga Cina dan Thailand juga menjadi pilihan wisatawan medis asal Indonesia. Selama pandemi (tahun 2020), Lecheng International Medical Tourism Zone,di Boao, Hainan menerima 83,900 wisatawan medis, naik 12% dari tahun  2019. Meski terdampak pandemi COVID-19, Cina tetap memperkenalkan layanan dan penerapan tehnologi medis terbaru yang dimiliki.

Sementara Thailand menanggapi tren wisata kesehatan dengan mempersiapkan kawasan wisata kesehatan di Vachira Phuket Hospital, yang nilai konstruksinya saja sebesar 44 juta dolar Amerika. Targetnya ditahun 2023 mampu menarik wisatawan kesehatan 50.000 orang dengan pendapatan 79 juta dolar ditahun pertama dan target 1,6 milyar dolar di tahun 2026.

Bagaimana dengan Bali?

Menurut Bimo Wijayanto Pemprov Bali telah menyiapkan lahan untuk investasi medical tourism, yang nantinya memperkuat fasilitas layanan di Medan atau Jakarta. Tercatat ada 11 juta warga negara Indonesia menghabiskan liburannya di luar negeri, tidak hanya sekedar leisure, tetapi juga untuk mendapat perawatan kesehatan.

Hal kesiapan Bali menghadapi tren wisata kesehatan menurut Wakil Gubernur Bali, Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati (Cok Ace) sudah selayaknya memiliki fasilitas health and wellness yang mumpuni. Bagi wisatawan dengan gangguan kesehatan khusus atau memiliki penyakit krusial yang kambuh dalam kunjungan wisatanya mendapatkan penanganan dengan baik. Tidak harus dikirim  ke Singapura atau Australia. Bali juga memiliki cukup tenaga dokter dengan keahliannya sebagai penunjang medical destination.

Ditambahkannya, Bali dengan 10% alam buatan tentu saja masih kalah jauh dengan tempat atau destinasi lainnya, namun masyarakat yang ramah dengan rasa toleransi  tinggi serta kentalnya adat istiadat, menjadikan Bali memiliki kelebihan dan daya tarik untuk dikunjungi. Bali, tegas Wagub Bali, mengejawantahkan visi pembangunan Nangun Sat Kerthi Loka Bali yang merupakan penegasan konsep Tri Hita Karana dengan kaitannya terhadap turunan konsep tata ruang di Bali.

Turunan dari konsep tradisi kembali ke tanah atau konsep padma bhuana atau teratai dengan implementasi dengan tata ruang sangat harmoni dengan alam. Bali, dari karakter wilayah memiliki kekuatan spiritual yang mengatur Bali dengan sembilan (9) dewa sebagai penjaganya. “Namun kita fokus kepada  lima (5) dewa saja. Yang mana tengah ada Dewa Ciwa, kekuatannya adalah seni dan budaya,  dikembangkan dikawasan Gianyar dan Klungkung. Di Klungkung segera dibangun pusat kebudayaan Bali di atas lahan seluas 275 hektar, sedangkan pusat kesenian  di garap di Ubud,” ungkap Wagub Cok Ace.

Kawasan utara merupakan letak Dewa Wisnu, berfokus pada sumber daya air, dijadikan pusat konservasi alam, yakni kawasan Bedugul dan Batur. Sehingga pengunjung wilayah tersebut  adalah mereka yang ingin berbaur dengan alam langsung.

Kawasan timur, letak Dewa Iswara sebagai tempat terbitnya matahari dianggap sebagai kawasan suci. Di belahan timur Bali nampak sangat banyak didirikan pura Sad Kahyangan dan menjadi pusat spiritual bagi masyarakat Hindu di Bali.

Sedangkan selatan, merupakan tempat Dewa Brahma dipercaya sebagai dapurnya pulau Bali. Dimana wisatawan yang masuk ke Bali melalui pintu bandara Ngurah Rai terletak di selatan, dan mereka sebagian besar memilih tinggal di hotel yang tersedia di kawasan Badung dan juga Sanur. Sehingga devisa yang masuk ke Bali melalui belahan Bali bagian selatan akan diatur juga bagi tujuh (7) Kabupaten lain yang ada di Bali.

Dan barat sebagai tempatnya Dewa Sangkara merupakan kawasan pengembangan perekonomian khususnya disektor perikanan. Karena Bali barat memiliki wilayah laut yang menghubungkan Bali dengan Jawa. Sehingga dengan diterapkannya konsep padma bhuana ini diharapkan mampu menyeimbangkan Bali.*

Dwi Yani

Representatif Bali- Nusra Jln G Talang I, No 31B, Buana Indah Padangsambian, Denpasar, Bali Tlp. +628100426003/WA +628123948305 *Omnia tempus habent.*