EVENT HALAL NEWS

IHLC: Halal Chef Indonesila - Uzbekistan Peluang Besar Industri dan Lifestyle 

 

Sidikova Mastura menjelaskan gastronomy Uzbekistan. 

JAKARTA, bisniswisata.co.id: Makanan bukan lagi hanya menjadi kebutuhan pokok. Tapi lebih dari itu, makanan adalah bagian dari gaya hidup dan merupakan industri besar, kata Sapta Nirwandar, Chairman Indonesia Halal Lifestyle Center ( IHLC).

Berbicara ketika membuka webinar Halal Chef Indonesia – Uzbekistan, Selasa lalu, Sapta mengatakan webinar ini penting dan strategis apalagi di era pandemi global.

“Makanan halal itu tentang makanan yang bersih, sehat, aman, harus fair trade, tidak ada kekejaman, dan baik untuk lingkungan,  baik untuk perdagangan maupun ekosistem pangannya mengarah pada keberlanjutan,” kata Sapta.

Webinar menghadirkan Sayidov Johonghir Rustamovich dari Kementrian Pariwisata & Olahraga Uzbekistan, Shavkat Ramazovov serta Sidikova Mastura, keduanya ketua departemen dari SilkRoad International University of Tourism & Cultural Heritage Uzbekistan.

Sementara dari Indonesia hadir Irwan Iden Gobel, Ketum Asosiasi Perusahaan Jasa Boga Indonesia ( APJI), Afrinaldi, Sekjen Perkumpulan Penyelenggaraan Jasaboga Indonesia (PPJI), Chef Ade Martadi, President Islamic Chef & Culinary Indonesia   ( ICCI) serta Kepala Lembaga Pemeriksa Halal PT Surveyor Indonesia Afrinal Nazaruddin dengan moderator Tetra Tianiafi.

Menurut Sapta, Indonesia sendiri telah menghabiskan miliaran dolar untuk makanan.  Untuk lebih spesifiknya lebih dari US$135 miliar untuk makanan halal, jika kita mengacu pada Indonesia Halal Markets Report 2021/2022 oleh DinarStandard dan IHLC.

“Di era pandemi, di mana orang lebih sadar tentang makanan mereka dari sebelumnya.  Makanan diyakini sebagai hal yang esensial untuk meningkatkan kekebalan tubuh seseorang,” ungkapnya

Sapta Nirwandar ( kanan atas) bersama nara sumber lainnya.

Oleh karena itu, dewasa ini makanan halal tidak hanya diperuntukkan bagi muslim saja, namun banyak juga non muslim yang memilih untuk mengkonsumsi makanan halal.

“Dulu, ada perang makanan dalam lingkup sisi agro-elementer.  Tapi perang makanan hari ini lebih antara perusahaan penghasil makanan untuk menyediakan makanan bagi dunia,”

Makanan juga merupakan unsur dasar untuk mempererat silturahim atau hubungan antar manusia.  Makanan selalu menjadi bagian untuk mengikat antar keluarga, komunitas, bahkan antar bangsa.

“Sama seperti hari ini, kami datang untuk bertukar pikiran, berkolaborasi melalui makanan khas dimana Ibu Sidikova Mastura bisa menjelaskan lebih lanjut kekayaan makanan halal Uzbekistan dan dampaknya pada pariwisatanya,” kata Sapta.

Makanan memang fundamental untuk pariwisata.  Tidak ada orang yang bepergian ke mana pun di dunia tanpa mengharapkan merasakan cita rasa lokal.

Makanan juga tentang pendidikan.  Makanan membuka bidang pendidikan.  Mulai dari molekuler hingga teknologi pangan dan seni gastronomi.

” Kami mengucapkan terima kasih pada seluruh narasumber webinar baik dari Uzbekistan maupun Indonesia dan berharap acara ini hanyalah awal dari kolaborasi dan ditindaklanjuti dengan  membuat pelatihan offline pertukaran untuk Chef Halal di Uzbekistan dan juga di Indonesia,” kata Sapta Nirwandar.

 

 

 

Hilda Ansariah Sabri

Pendiri, Pemimpin Umum, Pemimpin Redaksi dan pemegang sertifikasi Wartawan Utama Dewan Pers dan Ketua Departemen Pariwisata PWI Pusat (2018-2023)