Hong Kong Bergejolak, Tingkat hunian Hotel Singapura Melonjak

SINGAPURA, bisniswisata.co.id: Industri perhotelan di Singapura mendapat berkah dari ketegangan di Hong Kong. Tingkat hunian hotel-hotel di Singapura melonjak ke level tertinggi selama lebih dari satu dekade. Kenaikan didorong naiknya jumlah pelancong dan acara bisnis yang beralih dari Hong Kong menyusul unjuk rasa pro-demokrasi di Hong Kong yang terus bergejolak.

Dilansir Reuters, Selasa (03/09/2019), data yang dirilis Dewan Pariwisata Singapura pada Senin (2/8) menunjukkan tingkat hunian rata-rata hotel di Singapura mencapai 93,8% pada Juli, tertinggi sejak tahun 2005. Sementara itu, bila dibanding periode yang sama tahun lalu, tingkat hunian rata-rata hotel di Singapura naik 92,5%.

Data juga menunjukkan tren pendapatan tertinggi per kamar dalam hampir empat tahun. Analis dan pelaku bisnis perhotelan mengatakan, kenaikan ini ditopang oleh beralihnya konferensi dari Hong Kong lantaran tensi politik di wilayah itu yang kian memanas. “Singapura mungkin mendapat keuntungan dua kali lipat dari kejatuhan Hong Kong karena kedua destinasi ini memiliki sifat yang sama,” jelas Derek Tan, analis Bank DBS Singapura.

Global Wellness Summit, pertemuan sekitar 600 delegasi industri kesehatan dan kecantikan yang dijadwalkan pertengahan Oktober baru-baru ini mengatakan akan memindahkan konferensinya dari Hong Kong ke Singapura. Juru bciara acara ini mengatakan, pemindahan lokasi acara ini dilakukan guna memastikan acara berlangsung mulus.

General Manager Fairmont Singapura dan Swissotel The Stamford, Marcus Hanna mengatakan, ia kedatangan tamu rombongan pebisnis yang beranggotakan 60 orang pada bulan lalu dari Hong Kong dan menginap selama lima malam. “Hotel kami menawarkan fasilitas konferensi dan pertemuan telah menerima sejumlah pertanyaan dari perusahaan yang ingin memindahkan acaranya dari Hong Kong di tengah kerusuhan,” lontarnya.

Analis Jefferies Krishna Guha mengatakan, peristiwa di Hong Kong akan menjadi faktor yang mengangkat sektor perhotelan Singapura. Pendapatan per kamar yang tersedia, yang merupakan tolok ukur kinerja utama untuk industri perhotelan naik menjadi S$ 203,7 pada Juli, tertinggi sejak Oktober 2015 dan dari S$ 200,2 pada Juli 2018.

Dilanjutkan, kerusuhan akan membebani rencana perjalanan musim panas pada wisatawan, sementara faktor-faktor lain termasuk pengetatan pasokan hotel di Singapura selama musim puncaknya untuk pengunjung Asia Utara dan dolar Singapura yang lebih lemah.

Di Hong Kong, bandara sudah berulang kali mengalami gangguan karena demonstrasi dan operator hotel telah melaporkan tingkat hunian yang lebih rendah dan pembatalan pesanan. Banyak negara seperti Singapura telah menyarankan warganya untuk menunda perjalanan yang tidak penting ke Hong Kong. “Prospek masih suram untuk September dan sisa tahun untuk tujuan Hong Kong,” kata Alicia Seah dari biro perjalanan Dynasty Travel.

Pertanyaan dan pemesanan tiket sudah seret sejak penghentian bandara bulan lalu. “Sekarang ada efek limpahan.. dengan pelancong liburan dan bisnis memilih untuk pergi ke Singapura daripada Hong Kong.” sambungnya. (ndy)

Endy Poerwanto