NASIONAL

Gumuk Pasir, Destinasi Wisata Alami Hasil Erupsi Merapi

JAKARTA, bisniswisata.co.id: Pantai Parangtritis, namanya bukan asing lai bagi wisatawan nusantara maupun mancanegara. Destinasi wisata yang ada di Bantul Yogyakarta, memang unik, menarik dan artistik dengan panorama alami dan gempuran ombak yang dahsyat. Lebih unik lagi terdapat gurun pasir yang biasanya dijumpai di negara-negara Timur Tengah atau Afrika Utara.

“Keberadaan gurun pasir atau warga sekitar menyebut gumuk pasir karena fenomena alam. Didunia hanya ada dua, yakni di Brasil dan satunya di pantai selatan Jogjakarta tepatnya di kawasan wisata Pantai Parangtritis,” papar Kepala Badan Informasi Geospasial (BIG), Prof Dr. Hasanuddin Zaenal Abidin kepada bisniswisata.co.id disela-sela peluncuran The Royal Jogja Sand Dunes Geospasial Ruan 2019 di FX Mall Jakarta, Kamis (25/04/2019).

Dilanjutkan, gurun pasir sudah menjadi magnet bagi para wisatawan, karena wisatawan Indonesia tidak perlu jauh-jauh ke luar negeri hanya untuk melihat bukit-bukit berpasir. “Cukup datang ke Jogjakarta saja dan pemandangan khas gurun pasir pun bisa dinikmati,” candanya.

Gumuk atau gundukan bukit pasir tipe barchan ini, lanjut Hasanuddin, salah satu bentang alam yang proses pembentukannya hasil dari fenomena alam selama berabad-abad atau bahkan ribuan tahun. Aktivitas Gunung Merapi, Kali Opak, dan Pantai Parangtritis menciptakan sebuah karya yang luar biasa berupa gumuk pasir. Pasir yang ada di sana merupakan material vulkanik Gunung Merapi yang dibawa oleh aliran Sungai Opak hingga sampai di muaranya di laut selatan.

Proses selanjutnya adalah hantaman ombak samudera yang besar dan terus-menerus menyebabkan material vulkanik tersebut mengalami pengerusan dan menjadi butiran pasir yang sangat halus. Butiran pasir kemudian tersapu oleh angin ke daratan dan terciptalah sebuah gurun pasir. “Menariknya terbentuknya gumuk pasir jika dilihat dari Atas seperti bulan sabit, sungguh pemandangan yang indah,” ucapnya

Gumuk pasir tipe barchan memiliki ketinggian 5-15 meter. Situs Parangtritis Geomaritime Science Park menunjukkan, Gumuk Pasir Parangtritis termasuk dalam gumuk pasir pesisir (coastal dunes). Gumuk pasir ini terdapat di seluruh garis lintang di dunia, mulai dari kutub hingga khatulistiwa.

Di Asia Tenggara, coastal dunes sedikitnya terdapat di tiga negara, yakni Filipina (La Paz Sand Dunes), Vietnam (Mui Ne Sand Dunes), dan Indonesia. Di Indonesia sendiri terdapat beberapa gumuk pasir yang memanjang di selatan Jawa. Namun, pembentukan paling signifikan terdapat di DI Yogyakarta.

Menariknya, gumuk pasir yang ada di Filipina dan Vietnam juga merupakan tipe barchan, tapi diklasifikasikan berdasarkan perbedaan iklimnya. Pada iklim basah, umumnya dijumpai gumuk membusut (hummock dunes) dan gumuk parabolik (parabolic dunes). Pada iklim kering dan setengah kering (arid dan semi-arid), lebih banyak ditemukan gumuk pasir barchan.

Terdapat satu fakta yang menarik dari Gumuk Pasir Parangtritis: tipenya barchan, tetapi iklimnya tropika basah. Hal inilah yang menjadikan Gumuk Pasir ini dianggap langka didunia dan satu lagi di Brasil. Jadi Gumuk pasir ini bahkan seharusnya tidak terbentuk karena iklimnya yang tidak sesuai. Inilah yang membuat Gumuk Pasir Parangtritis dianggap istimewa dan langka.

Hasanuddin mengakui saat ini, gumuk pasir menjadi daya tarik tersendiri bagi para penggunjung yang awalnya hanya ingin datang ke Pantai Parangtritis atau Pantai Depok. Mereka berbondong-bondong menyempatkan diri untuk mampir ke tempat ini agar bisa menikmati keunikan dan keindahan salah satu fenomena alam yang ada di Indonesia dan didunia setelah Brasil.

Gumuk pasir di Parangtritis bahkan telah diakui sebagai world heritage atau warisan dunia oleh PBB. Sehingga popularitas tempat ini pun meningkat sangat pesat dan menjadi destinasi utama saat datang ke Jogjakarta. “Jika datang ke Gumuk Pasir ini, banyak aktivitas wisata. Seperti untuk selfie, menyesuri gumuk pasir, lokasi pembuatan klip video juga yang terkenal saat ini dipakai berseluncur,”.

Menurutnya, berselundur ini menjadi sebsasi sekaligus daya tarik yang luar biasa. Wisatawan bisa merasakan sensasi berseluncur dari atas bukit mengunakan papan seluncur atau terkenal dengan istilah sandboarding. Ada beberapa tempat penyewaan papan seluncur dengan harga yang bervariasi tergantung lamanya durasi. Umumnya para penyuka tantangan akan mencoba aktivitas ekstrim ini dan berusaha untuk menaklukkan bukit pasir yang ada. (ENDY)

Endy Poerwanto