DENPASAR, bisniswisata.co.id: Saat kondisi pariwisata mengalami low season, Bali meluncurkan program “Great Bali Xperience”. Program yang digelar 1 hingga 15 Oktober 2019, sebagai upaya mendorong peningkatan jumlah kunjungan wisatawan ke Pulau Dewata. Selama program “Great Bali Xperience”
yang didukung kalangan pariwisata, maskapai penerbangan dan pengusaha ritel berlangsung wisatawan asing maupun domestik akan menikmati wisata murah
“Meski murah bukan menjadikan wisata Bali murahan, tetapi ini momen spesial yang harus dinikmati oleh para wisatawan,” papar Gubernur Bli Wayan Koster saat menyampaikan sambutan pada acara peluncuran GBX di Sanur, Denpasar, seperti dilansir Antara, Ahad (29/09/2019)
Dijelaskan Sejumlah promo hotel, restoran, penerbangan, dan diskon harga produk ritel dalam Great Bali Xperience dapat dinikmati wisatawan asing maupun wisatawan domestik “Kita harus berpikir soal pariwisata secara menyeluruh dari hulu ke hilir dan bisa membaca gelagat eksternal maupun internal yang terjadi, serta siklus alami,” lontarmya.
Karena itu harus ada jurus, di saat siklus (wisatawan) sepi apa manuvernya, termasuk di siklus ramai juga melakukan yang terbaik, ucap Gubernur asal Desa Sembiran, Kabupaten Buleleng.
Menurut Koster, selama ini kalangan pariwisata dan pemerintah mungkin merasa sudah merasa berada di zona nyaman, sehingga agak lalai untuk menyiapkan tata kelola pariwisata yang andal dan siap dengan berbagai tantangan yang terjadi.
“Sehingga kalau terjadi apa-apa di luar Bali kita kaget. Oleh karena itu, harus menjadi pemahaman yang dalam, bagaimana kita mengelola pariwisata dengan tepat, Kita tidak bisa mengelola dengan cara konvensional, harus dengan sistem yang andal,” ucap Wayan Koster.
Dunia pariwisata itu sangat sensitif terhadap berbagai isu seperti isu politik, ekonomi, dan sebagainya, serta regulasi yang diberlakukan. “Dulu karena faktor internal erupsi Gunung Agung pariwisata sempat goyang, belakangan juga ada penundaan kedatangan karena isu terkait Revisi KUHP. Yang harus dibaca juga perubahan ekonomi global terutama dari negara-negara yang menjadi sumber wisatawan ke Bali seperti Australia, China, dan Eropa,” ungkapnya.
Dengan Great Bali Xperience, lanjut dia, merupakan salah satu upaya jangka pendek untuk mengakselerasi kunjungan wisatawan di saat low season. Namun, setelah itu, pemangku kepentingan pariwisata harus duduk bersama dan lebih serius untuk pengelolaan pariwisata ke depan yang lebih baik. “Apa yang kita terima sekarang lebih banyak karena faktor anugerah, kebaikan alam Bali yang indah dan keunikan budaya, sedikit karena pengaruh kebijakan,” tambahnya
Pembangunan sejumlah infrastruktur seperti jalan pintas dari Bali selatan ke utara, hingga penataan TPA Suwung, merupakan upaya pemerintah mendukung pariwisata. Di samping melalui sejumlah peraturan gubernur untuk merawat taksu atau aura alam Bali yang tidak dimiliki daerah lain. “Saya pencinta pariwisata, saya sedang memikirkan hal yang lebih serius untuk menjadikan kepariwisataan Bali lebih berkelas dan membangun pondasinya agar tidak mudah goncang,”.
Ketua Pembina Masata, Michael Umbas menjelaskan, alasan lahirnya program Great Bali Xperience karena melihat Bali sebagai ujung tombak pariwisata Indonesia yang memerlukan program dalam rangka mendorong peningkatan jumlah kunjungan wisatawan. Hal tersebut didasari lantaran adanya trend penurunan kunjungan wisatawan.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bali, wisatawan mancanegara yang datang ke Bali pada semester I 2019 mengalami penurunan menjadi hanya sebanyak 2,84 juta orang saja. “Artinya ada penurunan 1,29% dari jumlah wisatawan mancanegara pada semester I 2018,” ujarnya.
Sementara pertumbuhan jumlah wisatawan ke Bali di tahun 2018 mengalami penurunan dari tahun 2017 yang mencapai 6,54%. “Masalah ini menjadi perhatian khusus bagi pemerintah, karena Bali masih memegang peranan penting bagi industri pariwisata nasional,” ujar Umbas.
Menurut Umbas kuncinya kolaborasi industri di Bali sehingga bisa menjadi role model. “Industri di Bali saat ini benar-benar ngayah, yang artinya kompak bekerja sama. Hal ini yang diharapkan bisa ditiru di destinasi wisata lainnya,” katanya.
Kepala Bank Indonesia (BI) Perwakilan Bali, Trisno Nugroho, melihat pariwisata menjadi sektor andalan di Bali dalam mendorong percepatan menurunkan defisit transaksi berjalan atau current account deficit (CAD). Selain itu, dengan pariwisata yang merupakan 70% nafas industri di Bali, mendorong penciptaaan lapangan kerja, dan menumbuhkan kegiatan usaha. “Pariwisata juga mampu menghasilkan devisa dengan cepat,” ujarnya.
Ketua Bali Tourism Board dan Gabungan Industry Pariwisata Indonesia, Ida Bagus Agung Partha Adnyana, optimistis kegiatan Great Bali Xperience dapat meningkatkan kembali tingkat kunjungan wisatawan ke Bali. “Selain itu kami berinisiatif melakukan aktivasi-aktivasi dalam waktu dekat di Jakarta, Perth, Surabaya,” ujarnya.
Ketua Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) DPD Bali, Anak Agung Ngurah Agung Agra Putra, menegaskan komitmen dalam memberikan dukungan dari ribuan outlet. “Mulai hari ini logo Great Bali Xperience akan kami sosialisasikan kepada anggota. Kami juga menyiapkan kejutan-kejutan harga retail serta kegiatan aktivasi yang mendukung. Misalnya seperti lomba, pameran bekerjasama dengan Assosiasi Pengelola Pusat Belanja di Bali,” jelasnya.
Selain itu, dia menerangkan, juga dirangkul para UKM untuk berpartisipasi. Ketua Umum Masata sekaligus Wakil Ketua DPP Gabungan Industri Pariwisata Indonesia (GIPI), Panca R Sarungu, mengatakan setiap daerah di Indonesia memiliki waktu low season yang berbeda, sehingga diperlukan adanya right program at the right place.
“Program sejenis Great Bali Xperience sudah banyak dilakukan di Indonesia. Namun masih kurang efektif, karena tidak saja diperlukan kolaborasi industri, tetapi juga penggunaan teknologi serta sistem distribusi yang tepat,” tandasnya seperti dilansir .sindonews.com.
Great Bali Xperience adalah sebuah kegiatan yang diadakan untuk menarik lebih banyak wisatawan ke Bali dengan memanfaatkan periode low season selama bulan Oktober sampai Desember.
Selama periode kegiatan ini, GBX memberikan penawaran paket flight dan hotel dengan harga terbaik bekerja sama dengan asosiasi-asosiasi hotel dan maskapai serta tranportasi darat, serta memberikan promo retail dan tourist attraction. Untuk memastikan seluruh rangkaian kegiatan berjalan dengan lancar, Great Bali Xperience menyediakan teknologi QR yang dapat memudahkan retail.
Memberikan penawaran terbaik selama periode kegiatan berlangsung yang bekerja sama dengan QRdeals.id, serta memberikan penawaran paket transportasi menuju ke Bali dan akomodasi selama di Bali dengan harga yang terjangkau dengan dukungan dari Liburan.co.id sebagai reservation partner, serta didukung oleh Rajawali Indonesia sebagai entertainment partner.
kegiatan Great Bali Xperience ini didukung penuh oleh asosiasi-asosiasi sebagai berikut: Association of the Indonesian Tours and Travel Agencies (ASITA) Bali, Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Bali, Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (APRINDO) Bali, Himpunan Pramuwisata Indonesia (HPI), Gabungan Usaha Wisata Bahari dan Tirta Indonesia (GAHAWISRI) Bali, Persatuan Angkutan Wisata Bali (PAWIBA).
Lalu ada juga Himpunan Lembaga Pendidikan Tinggi Pariwisata Indonesia (HILDIKTIPARI), Bali Wedding Association (BWA), Ubud Homestay Association (UHSA), Majelis Utama Desa Pakraman Bali, Indonesia Marketing Association (IMA) Wilayah Bali, Perhimpunan Usaha Taman Rekreasi Indonesia (PUTRI), Indonesian Hotel General Manager Association (IHGMA).
Paiketan Krama Bali, Forum Komunikasi Desa Wisata Bali (Forkom Dewi Bali), Society of Indonesia Professional Convention Organizers (SIPCO) Bali, Bali Villa Association (BVA), Bali Sales & Marketing Community (Bascomm), Pacific Asia Travel Association (PATA), Ubud Hotels Association (UHA), Bali Hotels Association (BHA), serta Indonesia Tourism Development Corporation (ITDC). (end)