BANDA ACEH, bisniswisata.co.id: Keberhasilan Kota Banda Aceh membangun sektor pariwisata memikat minat investor asing untuk berinvestasi. Globalports, perusahaan jasa wisata asal Singapura, tertarik membangun wisata di Banda Aceh dengan melakukan penandatanganan kerjasama,
Penandatangan Memorandum of Understanding (MoU) dilakukan di Balai Kota Banda Aceh, Selasa (08/01). MoU ini ditandatangani Wali Kota Banda Aceh, Aminullah Usman dan Direktur Eksekutif Globalports, Henry Teh Kok Kheng.
Henry menilai Banda Aceh miliki potensi wisata cukup menjanjikan. Pihaknya pun ikut mempromosikan kepada dunia luar apa saja kelebihan pariwisata Banda Aceh. Terkait kultur dan budaya Islam, juga ikut mensosialisasikan karena menjadi daya tarik wisatawan dunia seiring semakin diminatinya wisata halal dewasa ini.
“Project ini bisa datang dari bawah, seperti project rakyat. Kemudian diperkuat dengan kerjasama dengan Pemerintah Kota. Diharapkan project ini akan berkembang dari pasar ke pasar,” jelas Henry dalam keterangan tertulis, Kamis (10/01/2019).
Wali Kota Aminullah Usman mengatakan, kerjasama ini mencakup pariwisata dan bisnis terpadu dengan operasional dan kemampuan investasi. “Poin – poin tertuang dalam MoU diantaranya, real estet destinasi terpadu dan lokasi daya tarik wisata dengan di pertunjukkan dan di pelabuhan penyeberangan Ulee Lheue, bisnis dan pengembangan Usaha Kecil dan Menengah, peningkatan pembangunan yang berkonsep Hijau dan Biru dan juga bidang – bidang lainnya yang bersifat umum,” terang Aminullah.
Diharapkan dengan kerjasama ini bisa membuka peluang investor lain untuk berinsvestasi di kota Banda Aceh. “Sehingga kita harapkan, banyaknya investor luar bisa berinvestasi di sini,” ungkapnya.
Bahkan, lanjut dia, dengan kerjasama ini usaha membangun kota tidak hanya terfokus dengan pendanaan APBK, APBA dan APBN. Tetapi juga dengan melibatkan investor serta berbagai dukungan pendanaan dari negara lain. “Bahkan dari dana CSR pun kita butuhkan untuk membangun kota ini. Jadi tidak ada ketergantungan dari pembiayaan negara,”paparnya.
Kerjasama ini ditandatangani untuk jangka waktu setahun dengan opsi perpanjangan ketika dinilai memiliki keuntungan bagi kedua belah pihak. “Kalau berjalan dengan baik, akan terbuka peluang kerjasama ini diperpanjang,” terangnya.
Data kementrian Pariwisata menyebut pertumbuhan investasi pariwisata tahun 2017 tumbuh 32% dibandingkan 2016. Bahkan di tahun 2018 di kuartal I saja, nilai realisasi investasi pariwisata mencapai 21,67% atau USD33,5 juta dari target tahun 2018 sebesar USD2 miliar. Tahun 2019 ditargetkan investasi pariwisata mencapai USD2,5 miliar. (redaksibisniswisata@gmail.com)