DAERAH

Geliat Wisata di Gili Matra Berbuah Kekhawatiran

LOMBOK UTARA, bisniswisata.co.id: Balai Bio Industri Laut, Pusat Penelitian Oseanografi, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, mengkhawatirkan aktivitas pariwisata yang terus menggeliat di perairan Gili Meno, Gili Air, dan Gili Trawangan (Gili Matra), Kabupaten Lombok Utara, Provinsi Nusa Tenggara Barat, akan berdampak terhadap biota laut.

Kepala Balai Bio Industri Laut, Hendra Munandar, mengungkapkan banyak limbah yang dibuang ke laut seperti minyak dari mesin kapal, buangan limbah air dari hotel, dan limbah usaha pencucian baju.

“Limbah usaha cuci pakaian yang dibuang ke laut apakah sudah melalui kajian lingkungan? Begitu juga dampak aktivitas perahu cepat terhadap kualitas perairan laut,” kata Hendra, seperti yang dikutip dari Antara, Jumat (13/04/2018).

Perairan Teluk Nare, dimanfaatkan untuk penelitian memproduksi benih dan pembesaran mutiara laut. Air lautnya juga dimanfaatkan untuk penelitian benih teripang, abalon, lobster dan turbo di dalam laboratorium. “Semakin meningkatnya aktivitas pengangkutan wisatawan dari dermaga Teluk Nare menuju kawasan Gili Matra dan sebaliknya, tentu berpengaruh terhadap kualitas perairan laut,” tegasnya.

Meskipun sejauh ini kualitas perrairan Teluk Nare masih relatif aman, karena belum ada gangguan terhadap kehidupan biota laut. Tapi, Hendra melanjutkan, potensi ancaman terhadap degradasi lingkungan perairan laut tetap ada.

Balai Bio Industri Laut, ia menambahkan, tidak memiliki kewenangan untuk menyampaikan teguran kepada para pemilik perahu cepat. Begitu juga kepada pelaku usaha lainnya yang memanfaatkan laut sebagai tempat pembuangan limbah air. Pasalnya, mereka sudah mengantongi perizinan dari pemerintah daerah.

Diharapkan, pemerintah daerah dan pusat yang memiliki kewenangan di Gili Matra, untuk memikirkan upaya menjaga kualitas perairan laut agar flora dan fauna di sekitar kawasan wisata dunia itu tetap lestari. (NDY)

Endy Poerwanto