ASEAN DESTINASI NEWS

Festival Songkran, Thailand untuk Tingkatkan Pariwisata. Acara Besar Kembali Setelah Jeda Tiga Tahun Karena COVID -19

Festival Songkran, Thailand untuk Tingkatkan Kunjungan wisata. ( Foto: wisatathailand.id)

BANGKOK, bisniswisata.co.id: Festival besar-besaran Songkran akan diadakan di seluruh Thailand pada bulan April untuk lebih mendorong kebangkitan industri pariwisata, kata juru bicara pemerintah Thailand Anucha Burapachaisri.

Dilansir dari thestar.com, setelah tiga tahun absen karena dampak pandemi C0VID-19, Tourism Authority of Thailand (TAT) mengharapkan peningkatan besar dari festival tahun ini karena pemulihan pasar pariwisata yang lebih cepat dari perkiraan dan akan menyelenggarakan festival besar di lima wilayah negara, kata Anucha.

Badan pariwisata juga telah meluncurkan fase kelima dari skema “Rao Tiew Duay Kan” (We Travel Together) untuk merangsang industri ini. Juru bicara menegaskan bahwa Perdana Menteri Prayut Chan-o-cha telah menetapkan pedoman untuk mempromosikan pariwisata dan menyatakan harapannya bahwa langkah-langkah stimulus pariwisata pemerintah akan membantu meningkatkan pariwisata Thailand.

Songkran adalah liburan Tahun Baru Thailand. Itu dirayakan pada 13 April setiap tahun, tetapi hari libur diperpanjang hingga 15 April. Tahun Baru resmi Thailand adalah pada 13 April hingga 1888, ketika diubah menjadi 1 April. Tanggal ini diubah menjadi 1 Januari 1940.

Festival ini terkenal dengan pertarungan air publik serta ritual pembersihannya yang menandai akhir dari satu tahun dan awal yang baru dari tahun lainnya. Songkran menjadi festival air terbesar di dunia dan menjadi perayaan tahunan yang paling ditunggu-tunggu para wisatawan. 

Kata ‘Songkran’ berasal dari bahasa Sansekerta yang artinya ‘bergerak’ atau ‘lewat’, sehingga salah satu tradisi dari perayaannya adalah mengunjungi anggota keluarga. Selain itu, penduduk Thailand juga akan berkunjung ke kuil untuk berdoa dan menuangkan air di patung-patung Buddha. Kemudian dilanjutkan dengan memberikan hadiah makanan atau jubah baru kepada para biksu yang tinggal di sana.

Perang air yang terkenal mulanya berasal dari tradisi orang-orang yang saling mencipratkan air bekas mencuci patung Buddha dengan tujuan mendapatkan berkat dan keberuntungan di tahun baru. Seiring berjalannya waktu, kegiatan saling melemparkan air ini juga dimaksudkan untuk menghilangkan nasib buruk di tahun sebelumnya.

 

Evan Maulana