DAERAH NEWS

FCC Tuntas Maret, Siap Buka Gerbang Pariwisata

DENPASAR, bisniswisata.co.id:  Untuk program Free COVID Corridor (FCC), Pemrov. Bali bersama dengan Kementrian Kesehatan dan Kementerian Pariwisata sudah memetakan kawasan-kawasan zona hijau. Yaitu kawasan Nusa Dua dan Ubud dipandang sebagai kawasan yang paling siap untuk tahap awal.

Sudah dipetakan juga kebutuhan vaksin. Di Ubud perlu 100 ribu vaksin dan Nusa Dua perlu 10 ribu vaksin untuk masyarakat dan pekerja di sana. Disiapkan SOP dengan ketat, dan jika sudah datang vaksinnya, Maret bisa tuntas dan sudah bisa ditindaklanjuti oleh Kementerian Pariwisata, untuk pembukaan kunjungan wisatawan internasional.

Demikian dijelaskan Gubernur Bali Wayan Koster dalam Dialog Produktif Senin Inspiratif bertajuk “Vaksinasi Datang Pariwisata Gemilang” yang disiarkan secara virtual dari Rumah Jabatan, Jaya Sabha, Denpasar. Dialog ini juga menghadirkan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno, Presiden Grab Indonesia Ridzki Kramadibrata dengan dipandu praktisi media Alfian Rahardjo.

Terkait program FCC, jelas Sandiaga, Menparekraft bersama kementrian terkait sedang serius menggarap program usulan pemerintah dan masyarakat pariwisata Bali tersebut. Dalam pengamatannya tren COVID-19 semakin baik.

“Kita tetap perlu hati-hati dalam mempersiapkan zona hijau dengan melihat berbagai kemungkinan. Kementerian sudah membicarakan masalah FCC dengan duta-duta besar negara sahabat yang secara kondisi di negaranya sudah siap seperti Tiongkok, Singapura. Untuk kemungkinan pembukaan pintu pariwisata internasional. Yang jelas kita perlu banyak duduk bersama untuk menyiapkan hal ini,” Jelas Sandiaga Uno.

Menurut Gubernur Koster, pihaknya bersama seluruh jajaran dan Satgas Penanganan COVID-19 melaksanakan penanganan lebih fokus dan intensif mengatasi pandemi. Tren semakin baik dan angka positif sudah semakin menurun, meski pun masih di angka tiga digit. Tingkat kesembuhan sudah sangat baik di angka 91 persen, setelah sebelumnya sempat menyentuh angka 80 persen. Satgas saat ini lebih fokus pada penanganan di kawasan Kota Denpasar dan Badung yang masih menjadi penyumbang kasus tertinggi di Bali.

Sementara untuk vaksinasi, selain Nakes juga diprioritaskan para pelaku pariwisata selain nakes (tenaga kesehatan, red). Ini akan menciptakan optimisme bagi Bali, memberi harapan bagi kami dan masyarakat,” imbuhnya.

Rebound

Dampak pandemi yang terjadi di lebih 200 negara di dunia, mengakibatkan banyak negara menutup gerbang perbatasannya dari kunjungan warga negara asing dan melarang warganya keluar dari wilayah negaranya. Diikuti pembatasan- pembatasan pergerakan manusia baik secara domestic mau pun internasional.

“Pariwisata khususnya mancanegara di Bali otomatis berhenti karena ada peraturan dari Menkumham, sehingga wisman memang belum bisa berkunjung ke Bali dan ke Indonesia secara umum,” papar Gubernur Bali.

“Penambahan kasus juga memberikan dampak langsung pada kunjungan khususnya wisdom. Sempat menyentuh angka lebih dari lima ribu orang sekarang jumlahnya antara 2000-3000 orang per hari yang artinya menurun sejak kenaikan kasus signifikan pada Januari lalu,” tambah

Dampaknya tidak hanya kosongnya hunian hotel, restoran, juga mempengaruhi kinerja sektor pertanian dan kerajinan rakyat yang tidak bisa terserap maksimal akibat lesunya industri pariwisata. Dan untuk pertama kalinya pertumbuhan ekonomi Bali mengalami kontraksi hingga minus 12 persen, terendah se-Indonesia. Untuk itu, Gubernur  menekankan bahwa tidak ada cara lain untuk mengembalikan kunjungan wisatawan selain mengendalikan terlebih dahulu kenaikan kasus positif harian di Bali.

“Kalau (vaksinasi, red) ini sudah selesai dilakukan, maka saya kira rangsangan, motivasi masyarakat luar untuk datang ke Bali akan meningkat,” ujarnya. Sembari menambahkan  bahwa dari laporan dan kajian lembaga survey menunjukkan kerinduan para wisatawan akan Bali sudah demikian tinggi hanya saja situasi yang belum memungkinakan untuk membuka pintu pariwisata internasional.

Menparekraf juga mengharapkan lancarnya program vaksinasi di Bali, menjadi bola salju yang memicu berjalananya program serupa di daerah lain. Kepariwisataan adalah prioritas untuk memulihkan sektor yang secara general menyerap lebih dari 34 juta tenaga kerja.

Kesuksesan program vaksinasi dan penurunan kasus, dibarengi dengan pembukaan pariwisata kembali sangat berpotensi menjadi rebound untuk sektor pariwisata. Dengan perkiraan pertumbuhan ekonomi 3, 1-4, 8 persen menurut data BPS, BI hingga Bank Dunia. Bicara vaksin menurutnya adalah bicara data dan apabila sudah menujukkan angka yang baik, akan menjadi pemicu pariwisata untuk kembali bangkit. Kondisi pandemi berkepanjangan mendorong pergeseran tren berwisata, dari mass tourism menjadi sustainable tourism.*

Dwi Yani

Representatif Bali- Nusra Jln G Talang I, No 31B, Buana Indah Padangsambian, Denpasar, Bali Tlp. +628100426003/WA +628123948305 *Omnia tempus habent.*