NASIONAL

Dua Investor Nasional Tertarik Bangun KEK Babel

JAKARTA, bisniswisata.co.id: Dua investor Nasional yakni Group Holiday dan Diandra tertarik membangun Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) di daerah Tanjung Gunung dan Sungai Liat Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (Babel). Dari pembicaraan awal, dana investasi yang akan digelontorkan dalam tiga tahun pertama mencapai ratusan miliar rupiah.

“Di KEK kawasan Tanjung Gunung diperkirakan kurang lebih Rp 500 miliar, sementara di Pantai Timur Sungai Liat kurang lebih Rp 230 miliar untuk tahun pertama hingga tahun ketiga,” ungkap Gubernur Kepulauan Babel, Erzaldi Rosman usai peluncurkan Festival Tanjung Kelayang 2018, di Balairung Soesilo Soedarman, Gedung Kementerian Pariwisata Jakarta, Senin, (5/11/2018).

Meski belum ada keputusan tepat mengenai dua kawasan itu, sambung Gubernur Babel, minat investasi sudah ada. Diperkirakan, hingga tahap keempat, investasi untuk satu kawasan KEK bisa mencapai Rp 1,7 triliun. “Dalam tempo waktu kurang lebih 10 tahun. Itu belum realisasi. Tapi belum ada keputusan KEK minat pun sudah ada,” kata dia.

Pemerintah tengah mengusulkan dua kawasan baru ekonomi khusus (KEK) di Kepulauan Babel. Dua kawasan ini nantinya direncakan akan dibangun di daerah Tanjung Gunung, Bangka Tengah dan Sungai Liat, di Pulau Bangka. “Memang ada kendala terkait penetapan KEK di Kepulauan Babel. Namun dua daerah yang diusulkan menjadi KEK, yakni Tanjung Gunung, dan Sungai Liat masih terkendala zonasi,” ucapnya

Erzaldi menyebut, dua kawasan itu masih menjadi area pertambangan. Namun guna perbaikan ekonomi masyarakat pihaknya telah membuat kebijakan untuk mengubah area yang tadinya dipakai untuk pertambangan kemudian ditransformasikan menjadi kawasan pariwisata.

“Masih ada catatan kecil berkenaan dengan adanya tambang di sekitar daerah yang akan kita tetapkan kawasan pariwisata ini. Jangan sampai nanti kita mendua. Pilih mana? pilih tambang atau pariwisata? Mana yang menguntungkan jadi kita minta ketegasannya,” lanjutnya

Terkait permasalahan zonasi dua kawasan itu pihaknya akan berkoordinasi dengan PT Timah dan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM). Melalui koordinasi dapat menghasilkan suatu keputusan yang baik. “Mudah-mudahan ada suatu keputusan yang baik dalam hal pengajuan KEK pariwisata. Untuk itulah kami sejak setahun lalu berproses dalam pengajuan KEK dua pariwisata yang baru,” tambah dia.

Kawasan Bangka Belitung merupakan kepulauan besar. Pengembangan sektor pariwisata juga menjadi penting. Selain akan mendatangkan devisa juga diyakini akan menambah nilai perekonomian masyarakat sekitar. “Artinya kita harus membuat suatu kebijakan yang menyeluruh untuk perbaikan ekonomi masyarakat,” sambungnya.

Gubernur Babel berusaha terus untuk mendorong kemajuan pariwisata Babel dan diunggulkan untuk mendapatkan peningkatan devisa sekaligus PAD daerah Babel dan menomerdukan penambangan yang selama ini menjadi PAD utama Babel “Kami menyadari pariwisata memberikan multi effect yang sangat luar biasa, masyarakat juga merasakan dampak positif dari pariwisata,” sambungnya.

Menurutnya, Babel sangat cocok menjadi kawasan wisata berkonsep nomadic tourism. Dengan karakteristik Belitung yang terdiri dari banyak pulau, konsep nomadic tourism akan menjadi solusi masalah amenitas. Salah satunya seperti konsep nomadic yang diterapkan Eco Beach Tent di Pantai Tanjung Kelayang, Belitung.

“Eco Beach Tent ini, menawarkan menginap di satu kawasan tepi pantai yang sangat alami, namun dengan fasilitas seperti hotel berbintang. Di Belitung ini ada lebih dari 100 pulau, kalau dibangun amenitas dengan bangunan yang fixed waktunya akan lama. Nomadic tourism adalah sesuatu yang sifatnya temporary, tapi saya berani mengatakan bahwa ini akan menjadi solusi sementara sebagai solusi selamanya,” lanjutnya.

Nomadic tourism adalah segala aktivitas atau bisnis yang terkait gaya hidup dan budaya berpindah-pindah seperti menggunakan glam camp, home pod, dan caravan sebagai fasilitas akomodasi. Dengan nomadic tourism, investor tidak perlu banyak pertimbangan dibanding dengan membangun sebuah hotel yang permanen. Dengan amenitas yang mudah dibangun, maka akan sangat mudah juga untuk dipindah jika tidak cocok di suatu spot destinasi wisata. (EP)

Endy Poerwanto