MADINAH, bisniswisata.co.id:
BERTEMPAT di Ruang Al Ibda’ Fakultas Bahasa Arab, Universitas Islam Madinah,
Ahmad Nahidl Silmy, berhasil mempertahankan disertasinya dan berhak menyandang
gelar doktor dengan predikat summa
cumlaude .
Disertasi mengambil judul “Penelitian dan Autentikasi Buku :
“Al-‘Ubab Az-Zakhir Wa Al-Lubab Al-Fakhir” Karya Al-Hasan Bin
Muhammad As-Shogony (Wafat: 650 H)”. “Al-‘Ubab’ merupakan kamus
Bahasa Arab terbesar di abad ke-7 hijriah, yang menjadi salah satu rujukan utama
Fairuzabadi (Wafat: 817 H) dalam karyanya Al-Qomus Al-Muhith yang hingga saat
ini jadi rujukan kamus arab di seluruh dunia.
“Al-‘Ubab’ sampai saat ini sebagian besar masih berupa
manuskrip, belum pernah dicetak kecuali hanya beberapa bagian saja. Disertasi
ini ikut melengkapi bagian yang masih berupa manuskrip dan belum pernah dikaji.
Sumbangsih pemikiran pria yang akrab disapa Nahidl ini, diakui oleh Dr. Hasan
Ibrohim Qobur penguji eksternal dari Universitas Jazan. Menurutnya materi
disertasi tersebut yang menyatakan
kebahagiannya bisa ikut menguji mahasiswa Indonesia. Apa yang ditulis oleh belum
tentu dapat dilakukan bahkan oleh Mahasiswa Arab.
Keberhasilan Nahidl, menambah deratan panjang mahasiswa program doktor (S3) asal Indonesia yang berhasil dalam pendidikannya di Arab Saudi. Belum lama ini, mahasiswa atas nama Azmi Zarkasyi Abdullah Syukri yang menekuni jurusan pendidikan (tarbiyah) dan Emha Hasan Ayatullah yang mengambil jurusan fiqhussunah juga menjalani sidang terbuka promosi doctor.
Di hadapan tim penguji, Azmi Zarkasyi Abdullah Syukri berhasil mempertahankan disertasinya yang berjudul “Peran kegiatan Ektrakurikuler dalam Penanaman Nilai-nilai Pendidikan Islam pada Siswa Tingkat SMA di Pondok Pesantren Modern di Pulau Jawa Indonesia dalam Pandangan Pendidikan Modern.”
Sementara, Emha Hasan Ayatullah mengangkat hasil penelitian dan Otentikasi buku “Fathul Baari Syarah Sahih Bukhari, Karya Al-Hafidz Abdul Fadl Ahmad bin Ali bin Hajar al-Asqolani, dari Kitab Bercocok Tanam hingga Akhir Kitab Al-Mukatab Bagian Bab: Belilah, Lalu Aku Bebaskan.”
Selain disaksikan para mahasiswa asal Indonesia dan beberapa mahasiswa asing di UIM, Sidang terbuka promosi doktor tersebut dihadiri oleh Pelaksana Fungsi Pensosbud 2 Konsulat Jenderal RI (KJRI) Jeddah, Tubagus Nafia
Azmi Zarkasyi Abdullah Syukri merupakan putra dari salah satu Pengasuh Pondok Modern Darussalam Gontor Ponorogo. Pria kelahiran Ponorogo 1986 ini mulai belajar di UIM sejak 2005 dengan mengambil jurusan dakwah dan usuluddin untuk program S1 dan jurusan tarbiyah (pendidikan) pada program S2 dan S3.
Diungkapkan Azmi, sapaan akrabnya, karena menghadapi berbagai tantangan, dirinya membutuhkan lima tahun untuk menuntaskan program doktornya,.
“Proses birokrasi yang panjang, mencari dan mengumpulkan data dari berbagai sumber di Indonesia, tantangan gaya bahasa Arab dalam penulisan ilmiah, membagi waktu antara belajar dan waktu untuk keluarga,” tutur cucu dari salah seorang pendiri Pondok Modern Darussalam Gontor ini.
Setelah merampungkan pendidikannya di Universitas Islam Madinah, Azmi berujar akan kembali mengabdi di pondok yang kini diasuh orang tuanya. Emha yang berasal dari Banyuwangi Jawa Timur memilih bergabung dengan rekan-rekan pendahulunya, mengajar di kampus. ***