Docang, Kuliner Bersejarah Kesukaan Wali Sanga

CIREBON, bisniswisata.co.id: Banyak cerita menarik dalam setiap perjalanan kuliner Cirebon. Ada empal gentong, Nasi Jamblang, Mi Koclok, Nassi Lengko, Tahu Gejrot, Sate Kentang, Empal Asam, Sate Kalong, Rujak Kangkung, Bubur ayam. Juga ada kuliner Docang. Namanya memang tidak ngehits di dunia kuliner, namun memiliki sejarah panjang keberadaan kuliner docang ini.

Sejarahnya berkaitan dengan cerita legenda Wali Sanga saat akan diracun namun gagal. “Katanya orang-orang dulu sih kuliner ini dulunya makanan yang diberikan racun kepada Wali Sanga,” kata salah seorang penjual Docang Cirebon, Taro sambil menambahkan penjual Docang umumnya turun temurun dan hampir ada pedagang baru yang menemukuni kuliner Docang.

Berdasarkan cerita kala itu, seperti dilansir laman Liputan6, Senin (10/06/2019), salah seorang pangeran membuat jenis makanan baru dari sisa makanan sultan yang tidak habis. Makanan itu dihidangkan kepada para Wali Sanga yang sedang berkumpul di Masjid Agung Keraton Cirebon.

Ajaibnya, racun yang dicampur ke dalam docang itu tidak berpengaruh. Bahkan, setelah memakan docang itu, para wali justru menyukai masakan tersebut. “Itu cerita legenda yang masih melekat di masyarakat ya dan jadilah kuliner docang ini,” kata dia.

Dari cerita tersebut, docang menjadi salah satu kuliner asli Cirebon karena sebagai makanan para wali. Momen Ramadan hingga Lebaran biasanya banyak ditemukan penjual docang Cirebon.

Seperti di Jalan Kesambi Kota Cirebon, kawasan alun-alun Keraton Kasepuhan, Kanoman dan Kacirebonan Cirebon. “Apalagi kalau Maulid Nabi Muhammad SAW, pedagang docang pasti banyak kumpul di sekitar Masjid Agung, dan keraton, karena sejak dulu tradisinya sudah seperti itu,” kata dia.

Docang hampir mirip-mirip dengan kupat tahu Singaparna, Garut. Isian docang biasanya berupa lontong, tauge, parutan kelapa ditambah dengan daun singkong dan taburan kerupuk.

Salah satu ciri khas docang adalah siraman kuah panas, sambal docang dan tempe bungkil atau oncomnya, yang sudah dihancurkan, sehingga mengapung di bagian atas kuahnya. Rasa gurih dari kuah, rasa segar dari rempah dan tentu saja rasa pedas yang menantang dari sambalnya. Efeknya bisa bikin meler-meler hilang setelah menikmati docang panas.

Docang bisa disantap sebagai menu sarapan ataupun menu makan siang. Pastinya jangan datang terlambat, karena makanan khas Cirebon yang satu ini memang jadi makanan favorit saat akhir pekan. Harganya sektiar Rp 10.000 hingga Rp 15.000 per porsinya. (NDY)

Endy Poerwanto