Oleh: Prof. Dr. Ir. Darwin Sitompul, M. Eng
JAKARTA, bisniswisata.co.id: Buku berjudul DISORDER, Oleh: Akmal Nasery Basral. Penerbit Bentang, Desember 2020, 483 halaman saya baca begitu diterima dan langsung satu SKS ( sistem kebut satu malam).
Bukan main! Ini adalah sebuah ‘early warning system’ yang harus dibaca! Meskipun hanya sebuah fiksi, tapi ini sebuah fiksi ilmiah yang menurut saya bisa disejajarkan dengan “Ghost Fleet” karya P.W. Singer, bahkan bagi saya lebih menakutkan, lebih menegangkan urat syaraf sehingga susah diletakkan sebelum tamat.
Penuh informasi yang dapat ditelusuri sumbernya, bukan sekedar imajinasi. Penuh dengan pengetahuan yang sangat diperlukan saat ini, namun dituturkan dengan bahasa yang renyah, enak dikunyah.
Saya malah merasa malu karena uda Akmal (begitu saya selalu menyapanya dalam komunikasi kami) bisa menjelaskan apa itu “deep web”, apa itu “dark web”, “droxing”, dan berbagai istilah teknologi informasi dan komunikasi dengan bahasa yang mudah dimengerti.
Padahal saya selalu mengalami kesulitan ketika menjelaskan itu pada mahasiswa saya di kuliah Sistem Informasi Manajemen, baik di tingkat S2, S1, maupun di tingkat Diploma 4 yang saya asuh.
Buku ini bercerita tentang seorang epidemiolog kondang Indonesia, Doktor Permata Pertiwi (Ata) yang dengan sangat berani menelusuri patient zero korban virus dari keluarga SOIV yang lebih mengerikan dari Covid-19.
Virus ini muncul di bulan November 2026. Ata mengetahui itu dari tewasnya tiga pekerja peternakan babi di Atambua, NTT. Naluri dan rasa tanggung jawabnya yang tinggi membawa doktor Ata untuk bertualang ke berbagai tempat seperti Lyon di Prancis – tempat dia menyelesaikan program doktornya di bawah bimbingan profesor epidemiolog calon pemenang Nobel – hingga ke Harbin dan Beijing di Cina.
Petualangan yang hampir saja menewaskannya, ditabrak dari belakang hingga terjerumus ke dalam sungai yang temperatur airnya minus beberapa derajat Celcius. Sempat dipenjara di tahanan rahasia intelijen Cina, terpapar virus Henipah yang membuatnya harus diisolasi ketat di RS di Beijing.
Buku ini berisi penjelasan yang sangat rinci mengenai perkembangan virus di dunia. Penulis pantas diacungi jempol untuk kedalaman ilmunya ini, meskipun beliau bukan nakes bahkan sama sekali tidak berlatar belakang pendidikan kesehatan.
Namun naluri investigasi jurnalistiknya membawanya kepada kemampuan menelusuri berbagai bidang yang bagi orang lain sangat rumit. Namun, plot yang dimainkan penulis mampu membuat kisah ini menjadi sangat menarik dan nikmat dibaca dengan bumbu kisah cinta di bangku SMA yang bersemi kembali.
Kisah anak bungsu yang selalu diawasi dan dibimbing kakak lelakinya, konspirasi internasional, serta kisah-kisah persekongkolan pebisnis curang dengan jurnalis curang dan pejabat curang. Tetapi diimbangi dengan masih adanya orang-orang yang tetap menjaga profesionalismenya, jujur, dan berani melawan kelompok-kelompok penguasa yang zalim.
Apakah perang kepentingan dan perebutan kekuasaan antara Cina dan AS akan berujung pada Perang Dunia? Dan apakah perang dunia nanti – kalau terjadi – akan merupakan perang senjata biologi yang lebih mengerikan? Kita tak tahu.
Tapi uda Akmal sudah membunyikan alarm. Tinggal pada kita, apakah kita akan bangun, tetap tidur dan membiarkan alarm itu memekik, atau malah mematikannya. Buku ini juga ditutup dengan ending yang mengejutkan. Sebuah antiklimaks !
Penulis adalah : Penyair yang juga Guru Besar Fakultas Teknik, Departemen Teknik Mesin, Universitas Sumatra Utara ( USU), Medan
Sumatra Utara