SLEMAN, bisniswisata.co.id: “Salah satu hal tersulit dalam hidup adalah tetap menjadi dirimu sendiri ketika semua orang berusaha mengubahmu menjadi orang lain. Kebahagianmu tidak ditentukan oleh orang lain, tapi oleh dirimu sendiri. Apa yang kamu lakukan hari ini akan menentukan bahagia masa depanmu,”
Kalimat-kalimat ini sepertinya telah melekat kuat menjadi sebuah niat, bahkan kebulatan tekad. Pada 7 Juni 2015, sebanyak 20 pemuda di Kampung Flory menambatkan ikrarnya ingin berbuat sesuatu agar desanya maju dan sejahtera.
Di tangan para local champion ini, mereka menggerakkan bidang pertanian dengan visi meningkatkan kesejahteraan masyarakat desa, terutama anak-anak muda Desa Tridadi. Melalui konsentrasi di bidang usaha pertanian, Kampung Flory di Jugang Pangukan, Desa Tridadi, Kecamatan Sleman, Kabupaten Sleman DI Yogyakarta, kini telah menjadi tanah gemah ripah loh jinawi.
Tetesan keringat para local champion itu kini telah menjelma tanaman hias, buah, herbal, sayur-sayuran, edukasi dan wisata (magang dan outbond), kuliner, serta jasa rawat tanaman, dan jual bibit tanaman hias. Memang berada di desa wisata Kampung Flory.
Suasana desa memang segar, asri serta dirimbuni tanaman hias yang sebagian sudah dilokalisir menjadi tanaman siap petik untuk dikirim ke pelanggan. Tanaman hias ini biasanya dipergunakan untuk mempercantik panggung di acara seminar, rapat, hajatan, maupun acara lain.
Di seberang kampung Flory, ada lokasi rumah makan dan jembatan dari bambu yang masih dalam taraf akhir pembangunan. Suasana pedesaan ini masih kental mewarnai lingkungan sekelilingnya. Seandainya rumah makan ini sudah berfungsi, pasti akan kebanjiran para pengunjung.
Wisatawan lokal maupun mancanegara dipastikan juga akan mengalir untuk menikmati suasana desa wisata Kampung Flory yang asri. Bahkan mereka tak segan menginap jika tersedia penginapan di sana. Tak bisa dibayangkan, pundi-pundi rupiah akan segera mengalir ke sana. Mengangkat angka pertumbuhan dan menciptakan lapangan kerja baru di desa pinggiran ini.
Suasana asli Kampung Flory akan menjadi modal kearifan lokal desa yang siap dieksplor. Langkah pemuda desa ini, Dan, desa wisata ini sebentar lagi akan mengeliat menjadi kekuatan ekonomi yang mandiri dan mampu memenuhi kebutuhan desanya sendiri. Ini akan menjadi momentum keberhasilan, kerja keras, dan hasil jerih payah dari warga desa yang merintis alam pertanian.
Ada sinergitas antara warga Desa Tridadi dengan Pemerintah Daerah Sleman. Warga Kampung Flory memperoleh dukungan di bidang hortikultura, bantuan teknis, dan fasilitasi sarana prasarana pendukung. Dan pemerintah daerah Sleman mengembangkan program agrowisata pertanian dengan kegiatan wisata yang dilakukan di kawasan pertanian.
Program ini menyajikan pemandangan alam kawasan pertanian dan aktivitas di dalamnya seperti persiapan lahan, penanaman, pemeliharaan, pemanenan, pengolahan hasil panen, sampai dengan pemasaran.
Tujuan program ini menumbuhkembangkan pertanian sebagai penyumbang sumber pendapatan daerah Sleman. Juga mendorong komoditas tanaman hias dan buah menjadi pemasok kebutuhan tanaman di Yogyakarta. Bahkan menumbuhkan aktivitas perekonomian daerah melalui pemanfaatan komoditas unggulan daerah. Terakhir, memikat generasi muda agar jadi pelaku usaha pertanian yang mampu memberikan kesejahteraan.
Apa pemicu akslerasi kegiatan pertanian yang terintegrasi dengan kegiatan pariwisata? Pertama, modal sosial yang kuat dari petani dan memiliki local champion yang mumpuni sehingga mempermudah jalan usaha. Kedua, memiliki program klaster tanaman hias dan buah yang ada di kawasan Sleman ini. Akselerasi ini bertujuan meningkatkan aktivitas perekonomian daerah melalui komoditas tanaman hias dan buah.
Ketiga, bagaimana meningkatkan pendapatan masyarakat dan menarik minat generasi muda untuk bertani sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan di desanya sendiri. Keempat, bagaimana menumbuhkembangkan sektor pertanian sebagai sektor diversifikasi wisata di Kabupaten Sleman.
Program akselerasi bersifat multiyear. Tahun pertama, peningkatan kuantitas, kualitas, dan daya saing pembenihan tanaman hias melalui teknologi green house, Sekolah Tani, bimbingan teknis administrasi dan keuangan, pemanfaatan teknologi green house untuk pembenihan tanaman hias dan buah.
Tahun kedua, penguatan kelembagaan Kampung Flory, diversifikasi produk tanaman hias (tanaman anggrek), implementasi transaksi nontunai, pemanfaatan bantuan green house tanaman anggrek, pendirian Koperasi Tani.
Tahun ketiga, penguatan Kampung Flory menjadi destinasi edukasi wisata pertanian, Sekolah Tani jilid III, akses penguatan dan kemitraan keuangan, e-commerce/digital marketing, serta penyelenggaraan Festival Anggrek.
Namun, belum selesai pemandu menjelaskan perkembangan Kampung Flory, tiba-tiba ada serombongan tamu datang. “Itu rombongan dari Bank Indonesia, dari Kantor Pusat Jakarta dan Kantor Perwakilan Yogyakarta”, kata seorang pemandu desa wisata Tridadi seperti dilansir laman Wartaekonomi, Senin (10/09/2018)
“Rombongan dipimpin Sugeng, anggota Dewan Gubernur Bank Indonesia. Mereka datang akan menyerahkan sekaligus meresmikan bantuan berupa menara wifi dan aplikasi online untuk digital tourism dan bangunan green house yang lokasinya sudah kita lihat tadi mas,” jelasnya.
Memang urusan pemberdayaan masyarakat dan desa binaan, Bank Indonesia (KP maupun kantor perwakilan di daerah) termasuk “tanggap lingkungan” dan concern dalam upaya mendorong pertumbuhan ekonomi daerah. Keberpihakan pemda setempat dan keterlibatan Bank Indonesia sangat tepat.
Apalagi saat ini, Kampung Flory masih terus menggeliat – berproses dan terus berkembang. Para local champion tak lagi ragu memerlukan dukungan kedua pihak tersebut untuk memantapkan langkah. Obsesi menciptakan unit usaha berteknologi dalam rangka meningkatkan nilai tambah pendapatan kelompok dan ketersediaan tanaman hias telah terealisasi dengan adanya sumbangan menara wifi dan aplikasi online untuk digital tourism serta satu unit bangunan green house.
Dengan sumbangan ini para local champion akan mampu membuat dan mengembangkan berbagai produk tanaman hias seperti aglonema, puring dll. Tak hanya rasa optimis dan semangat saja yang meningkat, tetapi angka pengunjung field trip dan tourism dipastikan akan meningkat.
Pemerhati Masalah Ekonomi Pinggiran Dwi Mukti Wibowo menilai Desa wisata Tridadi dari Kampung Flory menjadi Kampung Glory. Dari semula kampung, kini berkembang besar menjadi desa agribisnis yang berwawasan wisata dan teknologi.
“Prestasi ini membuka wawasan agribisnis para anggota kelompok tani, sekaligus membuka mindset petani jika dengan meningkatkan sinergi dan penguatan kelembagaan, hasilnya dipastikan dapat meningkatkan kemampuan manajemen dan profesionalisme organisasi kelompok yang dapat meningkatkan produktivitas petani menuju kesejahteraan petani,” lontarnya.
Menurut Dwi, dengan kemajuan yang telah dicapai Kampung Flory, para pemuda pendahulu yang telah merintis dan mengawali menjadi local champion dalam upaya menyejahterakan warga kini telah memberikan keyakinan pada warga jika masa depan dan kebahagiaan adalah sama.
Keduanya harus diperjuangkan dan diwujudkan sendiri, oleh warga sendiri. Pada akhirnya, perjuangan mereka tidak hanya memperoleh merasakan bahagia, tapi juga dapat memberikan bahagia. Kepada warganya, kepada masyarakat sekelilingnya, dan kepada pendatang yang ikut merasakan bahagianya, sambungnya. (EP)