DAERAH

De Tjolomadoe, Bekas Pabrik Gula Disulap Jadi Gedung Budaya

KARANGANYAR, bisniswisata.co.id: Pabrik gula identik dengan mesin kuno, lori, tebu dan aktivitas produksi yang tiada henti. Memang sekilas tak ada kaitannya dengan seni budaya. Namun demikian, saat musim giling tiba selalu digelar pentas wayang kulit semalam suntuk di pelataran pabrik. Selain hiburan warga warga sekitar pabrik, juga untuk melestarikan budaya sekaligus bagian dari upacara ritual terkait keselamatan karyawan pabrik gula yang memasuki masa giling tebu.

Kini juga pabrik gula di Indonesia, umumnya di Jawa satu persatu mulai tidak produksi. Selain kondisi mesin sudah tua dan bermunculan pabrik gula dengan mesin modern. Salah satunya bekas pabrik gula De Tjolomadoe di Kabupaten Karanganyar, Provinsi Jawa Tengah, yang sudah tak produksi kini disulap jadi gedung budaya juga sebagai destinasi wisata.

Destinasi wisata itu berjarak 3,7 kilometer dari Bandara Internasional Adi Soemarmo Solo. Riwayat sejarahnya cukup panjang, karena Pabrik Gula Tjolomadoe (PG Tjolomadoe) awal didirikan pada 1861 oleh Mangkunegaran ke-IV.

Pada 1928, pabrik mengalami perluasan area dan perombakan arsitektur. Beberapa kali berganti kepemilikan dan berhenti beroperasi pada 1998, sejak 2017 lokasi kini direvitalisasi oleh konsorsium bersama sejumlah BUMN.

Kondisi lawas bangunan tetap dipertahankan sehingga destinasi ini sarat pesan sejarah. Saat Republika.co.id bertandang ke sana, tak sedikit tamu yang berfoto di dekat mesin-mesin besar eks pabrik gula di seantero gedung.

Mesin berlapis cat khusus untuk mencegah karat tersebut terletak di area yang dulunya merupakan stasiun gilingan dan stasiun penguapan. Sementara, stasiun masakan dialihfungsikan sebagai concert hall kelas dunia.

Bangunan seluas 1,3 hektare pada lahan 6,4 hektare itu dibuka untuk umum mulai 24 Maret 2018. Soft launching ditandai dengan konser “Hitman David Foster and Friends” pada Sabtu (24/3), sementara peresmian oleh Presiden RI Joko Widodo dijadwalkan berlangsung 29 Maret.

Pada pertunjukan tersebut, komposer dunia David Foster hadir menyuguhkan musik terbaik. Ia berkolaborasi dengan musisi Brian McKnight, Anggun C Sasmi, Yura Yunita, Dira Sugandi, Sandhy Sondoro, dan band IV of Spades.

“Warisan budaya ini menjadi bukti Indonesia pernah berjaya sebagai eksportir gula, kami mengumukan pembukaannya kembali dengan mengundang artis besar agar Tjolomadoe bisa bergaung di kancah internasional,” ujar Tumiyana, Presiden Direktur PT PP (Persero) Tbk seperti dilansir laman Republika.co.id, Selasa (27/03/2018).

Dilanjutkan, De Tjolomadoe bisa menjadi pusat budaya, penyelenggaraan konser, dan tempat dihelatnya berbagai acara. Ada ruangan konser dengan kapasitas 3.000 orang, lokasi MICE berkapasitas 1.000 orang, juga stan kuliner dan kerajinan tangan di area komersial.

Selama proses renovasi berlangsung, sejumlah kegiatan dilaksanakan untuk memperkenalkan lokasi. Beberapa di antaranya “Pesta Siaga Pramuka”, “Ramadhan Festive”, “Zumba Bersama”, serta “De Tjolomadoe Now – Lomba Sketsa, Fotografi, Batik Fashion Show, dan Panggung Musik”. (NDY)

Endy Poerwanto