INTERNATIONAL

Data Konsumen British Airways Diretas

LONDON, bisniswisata.co.id: British Airways, maskapai asal Inggris mengalami peretasan terhadap kartu pembayaran pelanggannya sebanyak 380.000. Pencurian data melalui dunia maya ini membuat rincian data pribadi dari pemilik kartu turut dicuri peretas.

Dilansir dari AFP, Jumat (7/9/2018), para pelanggan yang memesan tiket dari tanggal 21 Agustus hingga 5 September yang mengalami pencurian data. Namun, perusahaan menjamin pencurian tidak meliputi nomor paspor dan perincian perjalanan konsumen maupun paspornya.

“Rincian pribadi dan keuangan pelanggan yang membuat pemesanan di situs web dan aplikasi kami disusupi. Pelanggaran telah diselesaikan dan situs web kami berfungsi dengan normal. Kami telah memberi tahu polisi dan otoritas terkait,” kata Juru Bicara British Airways, Kamis (6/9).

Dilansir dari Reuters, serangan ini memperpanjang daftar panjang serangan yang British Airways. Pada Mei 2017, maskapai mengalami kegagalan sistem komputer besar-besaran yang disebabkan oleh masalah pasokan listrik di dekat Bandara London Heathrow. Aksi ini membuat 75.000 pelanggan terlunta-lunta di bandara tersibuk di Eropa selama liburan akhir pekan.

Juga pada Juni 2018, lebih dari 2.000 penumpang British Airways mengalami pembatalan penerbangan karena harga tiket mereka lebih murah dari yang seharusnya akibat kesalahan dalam sistem tiketing.

Kepala eksekutif BA saat itu mengatakan akan mengambil langkah untuk memastikan insiden seperti itu tidak pernah terjadi lagi. Sayangnya, kejadian serupa tetap terjadi pada Juli 2017. Mereka membatalkan dan menunda penerbangan dari bandara yang sama karena masalah dengan sistem TI pemasok.

Maskapai penerbangan itu telah meluncurkan penyelidikan dan memberi tahu polisi dan otoritas terkait lainnya. Bahkan pihak keamanan siber perusahaan dikerahkan juga kepolisian setempat serta otoritas lainnya sudah dihubungi terkait kejadian peretasan.

Seluruh konsumen yang terpengaruh peretasan telah dihubungi oleh British Airways. Konsumen disarankan untuk menghubungi perusahaan penyedia kartu kredit mereka apabila merasa terdampak penyalahgunaan data oleh para peretas. (EP)

Endy Poerwanto