Peserta Jember Fashion Carnival ( JFC) event reguler identik dengan kota Jember ( Foto: lifestyle okezone.com)
JEMBER, bisniswisata.co.id: Suara diujung telpon terdengar antusias saat saya konfirmasi bahwa akomodasi pilihan saat tiba di Jember adalah Java Lotus Hotel di jalan Jend. Gatot Subroto No.47, Tembaan, Kepatihan, Kec. Kaliwates, Kabupaten Jember, Jawa Timur.
” Pilihan bagus, aku sudah pernah staycation juga disitu. Buat kegiatan Me Time maupun acara-acara meeting padat terus di sana,” kata Mas Prie, sepupu yang berdomisili di Jember kota festival yang berada di ujung telpon.
Jember Fashion Carnival ( JFC) yang sempat melambungkan kota ini layaknya Festival Rio de Jeneiro, Brazil. Jember memang sudah masuk Wishlist saya sejak lama. Karnaval jalanan dengan kostum mewah yang digagas Dynand Fariz adalah salah satu pemicunya wisatawan datang.
Perancang busana sekaligus pendiri Jember Fashion Carnaval ( JFC) yang mulai diselenggarakan pada tahun 2003 ini wafat April 2019. Dynand merupakan sosok yang sangat berjasa bagi industri pariwisata Indonesia khususnya Jember.
Menparekraf Arief Yahya waktu itu menyebutkan jasa beliau untuk pariwisata di daerah maupun hingga tingkat dunia mengharumkan nama bangsa.
Kemampuannya menggerakkan masyarakat Jember mulai dari anak-anak hingga dewasa untuk turun ke jalan mengikuti festivalnya digerakkan oleh kecintaan pada tanah kelahiraannya ini.
Dia berhasil membawa Jember Fashion Carnaval menduduki posisi pertama di Asia dan ketiga di dunia sebagai karnaval terbaik setelah Rio Carnival di Brazil yang dimulai tahun 1723 dan Pasadena Flower Carnival di Los Angeles, Amerika Serikat.
Bersama Mas Prie, berpose di depan hotel. ( foto: dok. pribadi)
Saya baru check-in hotel tengah malam. Perjalanan darat dengan kendaraan pribadi dari Semarang ke Jember via tol Trans Jawa membuat saya baru mengabarkan kedatangan pada Mas Prie di pagi hari. Dua orang teman Sista Marta dan Dien masih menikmati kenyamanan deluxe room yang kami tempati.
Janji sarapan pagi dengan Mardiana, istri Mas Prie langsung kami buat sekalian mereka berangkat ke kantor masing-masing. Saya turun ke lobby hotel sambil berjalan ke halaman hotel dan melongok ke jalan di sebelah kiri.
Betul saja, Jeffrey Wibisono, sang General Manager Java Lotus Hotel yang saya kenal akrab sudah chat via WA ada pasar kaget menjual burung dan makanan burung yang bertransaksi hanya pagi hari di jalanan samping kiri hotel
Pasar yang unik karena pedagang berjualan depan toko dan saat toko buka, pasar kagetnya hilang. Jalan di kawasan hotel itu tetap bersih. Malah bonusnya, terdengar kicauan burung sambil menikmati sarapan pagi tentunya.
Untunglah Mas Prie dan Mardiana segera datang. Kami langsung terlibat obrolan saat mereka staycation di hotel ini. Maklum dua orang putri mereka kuliah di UGM Jogya dan di STAN, Jakarta sehingga ada saatnya mereka memilih staycation di Java Lotus Hotel, sekitar 10 menit dari rumah.
Bagi Mas Prie, Staycation di hotel ini bukan sekedar ganti suasana tapi sebagai kombinasi dari berlibur dan tetap berada dekat rumah. Tidak perlu jalan jauh, tidak perlu ke bandara, naik pesawat dan menarik roda koper.
” Kalau sudah ada waktu senggang, sempatkan lihat kolam renangnya, di jamin tambah betah,” kata Prie layaknya gaya orang marketing.
Saat sarapan, saya juga baru paham ruang breakfast ini sekalligus menjadi restoran makanKoe dengan promo baru berupa lima menu kreatif dari kuliner lokal.
Namanya promosi Separo – Separo yang merupakan perpaduan dari dua hidangan berbeda yang menjadi makanan nyaman dan umum di masyarakat setempat.
Java Lotus Hotel Jember memilih sejumlah masakan populer dan menyajikannya di makanKOE Restaurant. Bisap pesapn jugap lewat Room Service dan disajikan pula di Sky Lounge.
Pilihannya adalah nasi goreng srundeng plus tongseng, Sego jagung plus bebek ireng, Nasi goreng kampung plus beef stroganoff, Nasi pecel plus rendang Jawa dan nasi kuning plus empal gephok.
Mantaplah, pasti kreasi pak GM dengan tim, soalnya meski belum genap dua minggu menduduki jabatannya, Jeffrey sudah menjiwai rukh kota Jember.
Setiap hari di media sosialnya seperti Facebook muncul menu-menu kuliner oldish yang dia temukan dari hasil jalan paginya seputar kota sampai Alun-alun dan tempat blusukan lainnya.
Sahabat karib saya ini juga tipe manusia yang cepat belajar dari lingkungan barunya mulai dari karyawan, tetangga gedung, kalangan pers, petinggi daerah hingga politikus dan pengusaha.
Saat akhirnya kami berjumpa pagi itu, Jeffrey sudah paham kebijakan tata kota yang memberi ruang bagi pengusaha semacam fast food modern dari jaringan franchaise dunia untuk memiliki privacy masing-masing meski tetap harus bersaing dengan kompetitor.
Soal Soto ayam juga yang dimintai komentarnya karena saat kami check-in semalam langsung diantar ke kamar makanan hangat agar amunisi tubuh sebelum tidur juga aman setelah perjalanan jauh via tol Trans Jawa.
Kolam Renang & Me Time
Apa yang membuat staycation di Java Lotus Hotel dan keinginan punya waktu untuk diri sendiri atau istilahnya Me Time bisa berhasil membuahkan ide-ide kreatif di hotel ini langsung terjawab hari itu juga.
Sempatkanlah diri ke kolam renang karena pemandangannya bisa membuat diri terpaku dengan paduan birunya air kolam, temaramnya langit menjelang malam serta tenangnya suasana yang Anda dapatkan.
Apalagi deretan kursi malas tersedia di pinggiran kolam, pegunungan nun jauh disana masih jelas terlihat ditutupi awan serta rumah – rumah penduduk maupun gedung yang berada di bawah kita menyempurnakan imajinasi seperti berada di negri atas awan.
Terima kasih Ya Allah atas pemandangan alam yang indah dan kesempatan berenang 20 kali bolak-balik seperti yang rutin saya lakukan di kolam Cilandak Town Square, Jakarta.
Me Time yang sempat saya nikmati seakan menambah energi baru apalagi hanya bisa menginap dua malam, menikmati fasilitas hotel dan trio traveler bersama sista Marta dan Dien Ishartini besoknya harus melanjutkan bussiness trip ke Cirebon dengan jaldwal pertemuan yang cukup padat.
Betul kata Mas Prie, kolam renang akan membyat kita semakin betah dan bertekad untuk kembali. Sulit beranjak dari sudut “Mager” alias malas gerak di tepi kolam renang ini sementara panggilan azan Magrib sudah menggema.
Semburat warna langit yang memerah dan segera berganti menghitam dengan datangnya malam membuat perasaan teduh mengiringi langkah, meninggalkan kolam. Setelah menikmati keheningan di dalam pikiran maupun tubuh, saya masuk kembali ke kamar penuh rasa syukur.
Tahukah karyawan, tamu-tamu bahkan para pengguna jasa Meeting, Incentive, Conference & Exhibition ( MICE) di Java Lotus Hotel ini ada sudut-sudut hotel yang begitu memukau dan mampu membuat precious moment seperti yang saya alami?
Beragam fasilitas meeting di Java Lotus Hotel.
Tamu yang kerap meeting di tempat ini atau ke Sky Lounge Bar mustinya peka dan paham dengan spot-spot foto yang indah dari sebuah hotel bintang empat ini apalagi dengan suasana malam yang begitu indah.
Saya sudah mulai merasakannya sejak check-in di Lobby, menikmati kursi-kursi nyaman yang elegant warna coklat muda, biru jreng atau abu-abu. Melongokkan kepala ke atas menikmati pembatas antara ruang restoran dan lobby yang menjulang dan dekoratif bermaterial kayu warna coklat dengan detil susunan bolongan bolongan kayu yang cantik.
Kuncinya memang rasa syukur dan fokus dimana Anda berada sehingga Allah akan tunjukkan setiap sudut hotel yang kita nikmati. Saya misalnya, kegirangan menemukan tape singkong super manis di meja buffet dan bisa jadi oleh-oleh. Ada juga kue-kue lama peninggalan jaman Belanda yang langsung membuat saya ingat ibu karena lupa juga nama kuenya.
Sementara tamu yang tujuannya sekedar memenuhi kewajiban mengisi perut tidak seberuntung saya menemukan kuliner daerah meski berada di ruangan restoran yang sama untuk bersantap makan pagi, siang bahkan malam.
Ah, masih banyak yang harus dieksplor dari sebuah properti bernama Java Lotus Hotel ini. Apalagi tak kalah dengan daerah lainnya, Jember tidak hanya identik dengan Jember Fashion Carnivalnya, tapi sedikitnya ada 10 Tempat Wisata di Jember yang bisa jadi rekomendasi liburan seru.
Destinasi wisata air terjun yang turun dari langit dan berada di kawasan Pegunungan Argopuro, Pantai Puger tempat ritual larung sesaji untuk menunjukkan rasa syukur kepada Tuhan.
Ada juga Teluk Love karena melihat pemandangan dari atas ketinggian berbentuk gambar hati. Konon seru juga tempat camping di pinggir pantai Papuma yang berpasir putih sekaligus bisa snorkeling, diving, dan ekplorasi laut.
Tentunya masih banyak tempat wisata alam yang cocok menjadi destinasi wisata di era pandemi yaitu udara terbuka dan harus jaga jarak.
Akhirnya perpisahan dengan hotel yang dulunya dikelola jaringan Dafam ini terjadi. Saya sempat mengintip kotak undian menginap dengan hadiah sepeda motor yang dipajang di lobby. Lumayan juga peserta yang memasukan kupon dan diundi di akhir tahun ini.
Sambil check-out, saya banyak berpapasan dengan tamu-tamu peserta kegiatan seminar dan pertemuan lainnya membuat saya ikut bersyukur karena sang ‘komandan’, Jeffrey Wibisono dan tim baru saja menerima award dari Bank Indonesia Jember sebagai akomodasi hotel terbaik dalam melayani tamu-tamunya sepanjang tahun 2021. Good Luck om dan Happy New Year 2022……