LIBYA, Bisniswisata.co.id: Semua penerbangan di Bandara Mitiga ditunda pemberangkatannya, akibat bentrokan terjadi di sekitar bandara tersebut di kota Libya, Tripoli, Senin (15/1/2018). Tiga orang dinyatakan tewas dalam peristiwa itu. Tembakan senjata berat bisa terdengar dari pusat kota, sehingga otoritas bandara menangguhkan semua penerbangan hingga pemberitahuan lebih lanjut.
Akibat penundaan yang tak ada kepastiannya, menyebabkan ratusan penumpang, termasuk wisatawan terlantar di Bandara. Mereka juga tidak bisa keluar bandara karena kondisinya tidak memungkinkan untuk kembali ke Hotel.
Surat kabar setempat juga Xinhua melaporkan, Selasa (16/01/2018) pertempuran melibatkan Special Deterrence Force (Rada), salah satu kelompok paling kuat di kota tersebut, melawan kelompok saingan yang berbasis di lingkungan Tajoura Tripoli. Rada bertindak sebagai unit anti-kejahatan dan anti-terorisme dan mengendalikan bandara Mitiga dan sebuah penjara besar di sebelahnya.
Mitiga adalah sebuah pangkalan udara militer di dekat pusat Tripoli yang telah menjadi bandara utama untuk penerbangan sipil sejak bandara internasional sebagian hancur karena pertempuran pada 2014.
Rada mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa bandara tersebut telah diserang oleh seseorang yang disebut “Bashir ‘the Cow’” dan yang lainnya yang mereka cari menyusul pelarian mereka dari fasilitas penahanan yang direbut oleh Rada di tempat lain di Tripoli.
Rada memasang foto-foto jalanan di sekitar bandara, yang menunjukkan truk pick-up yang dipenuhi dengan senjata dan sebuah tank. Tripoli telah dikendalikan oleh sejumlah kelompok bersenjata sejak pemberontakan tahun 2011 yang menggulingkan pemimpin lama Muammar Gaddafi dan menyebabkan pecahnya negara tersebut.
Fraksi-fraksi tersebut terkadang bentrok dalam pertempuran di akar rumput atau pembunuhan atau penahanan anggota mereka. Namun kini laporan terjadinya pertempuran terbuka dalam beberapa bulan terakhir telah menurun setelah beberapa kelompok bersekutu dengan pemerintah yang diakui secara internasional, termasuk Rada, mengkonsolidasikan kontrol mereka terhadap sebagian besar wilayah ibu kota. (XIN)