KINABALU, bisniswisata.co.id: Kota Kinabalu menjadi tuan rumah edisi kedua BE di Sabah 2025, pertemuan acara bisnis berdampak tinggi yang mempertemukan para pemimpin industri, organisasi pemasaran destinasi (DMO), dan perencana acara perusahaan dari seluruh APAC dari tanggal 27-28 Februari lalu
Dilansir dari meetings-conventions-asia.com, diselenggarakan bersama oleh Sabah International Convention Centre (SICC) dan Asosiasi Penyelenggara dan Pemasok Konvensi dan Pameran Malaysia (MACEOS) Cabang Sabah.
Acara tersebut menggarisbawahi peran Sabah yang semakin berkembang dalam lanskap MICE regional, dengan menekankan kolaborasi regional, strategi acara yang berkelanjutan, dan peluang pertumbuhan bisnis.
Memperkuat ekosistem acara bisnis ASEAN
Diresmikan oleh Datuk Seri Panglima Christina Liew, Menteri Pariwisata, Kebudayaan, dan Lingkungan Hidup Sabah, forum tersebut menggarisbawahi peran penting acara bisnis dalam pembangunan ekonomi dan kemitraan lintas batas.
“Asia-Pasifik bukan hanya peserta, tetapi juga pendorong utama dalam membentuk masa depan industri MICE global. Energi dan komitmen di Be in Sabah 2025 mencerminkan ambisi ini,” kata Liew dalam pidato pembukaannya.
Salah satu tema terpenting dari forum tersebut adalah dorongan untuk kolaborasi regional yang lebih kuat guna meningkatkan daya saing ASEAN sebagai pusat acara bisnis.
“Kita dapat meningkatkan posisi ASEAN dengan memperkuat kemitraan lintas batas, menyelaraskan kebijakan visa dan perdagangan, serta menciptakan ekosistem acara yang terintegrasi,” kata Datuk Dr. Hajah Rosmawati Lasuki, ketua Forum BEiS 2025 dan CEO SICC.
“Jaringan destinasi yang terpadu menawarkan beragam pengalaman bisnis yang menarik penyelenggara dan investor global.”
Sabah terus mendapatkan perhatian sebagai destinasi MICE melalui dukungan pemerintah dan inisiatif yang dipimpin industri. Forum tersebut menyaksikan penandatanganan Nota Kesepahaman (MOU) utama, termasuk kesepakatan antara MACEOS Sabah Chapter dan The Genuine Brands untuk mempromosikan acara bisnis yang diakui secara internasional selama dua tahun ke depan.
“Pemerintah Negara Bagian Sabah, melalui Kementerian Pariwisata, Kebudayaan, dan Lingkungan Hidup, telah berperan penting dalam memposisikan Sabah sebagai destinasi acara bisnis utama.
Dengan dukungan kuat dari lembaga-lembaga utama seperti Sabah Convention Bureau (SCB), Sabah Tourism Board (STB), Sri Pelancongan Sabah (SPS), dan MACEOS Sabah Chapter, kami telah menerapkan inisiatif strategis dan pengembangan infrastruktur untuk mengangkat Sabah di panggung regional dan global,” kata Rosmawati.
Untuk meningkatkan kemampuan industri, Pemerintah Negara Bagian Sabah baru-baru ini mensponsori 22 profesional acara bisnis lokal untuk sertifikasi yang diakui secara internasional.
“Investasi ini meningkatkan keahlian dalam penawaran, keberlanjutan, dan transformasi digital, yang memperkuat daya saing Sabah di panggung global,” tambah Rosmawati.
Melihat ke depan: Ambisi MICE di Sabah
‘BE in SABAH 2025’ menyoroti pentingnya menjembatani acara bisnis dengan kekayaan warisan dan lanskap alam di kawasan tersebut, menciptakan pengalaman yang khas dan mendalam bagi para delegasi.
Sinergi antara budaya Sabah yang semarak dan industri MICE memposisikan negara bagian tersebut sebagai destinasi unik yang memadukan perdagangan dengan tradisi secara mulus, memperkuat daya tariknya di pasar global.
Melihat ke depan, Rosmawati membayangkan Be in Sabah berkembang lebih dari sekadar konferensi menjadi katalisator transformasi industri yang nyata.
“Tujuannya adalah untuk membina kemitraan regional dan internasional yang lebih kuat, memperluas jangkauan pasar, dan memastikan pelaku industri lokal kita mendapatkan peluang bernilai tinggi,” kata Rosmawati.
Dia ingin melihat tempat dan pemasok di Sabah terlibat langsung dengan penyelenggara acara global, yang menghasilkan kemenangan bisnis nyata bagi negara bagian tersebut.