ART & CULTURE NASIONAL NEWS

BBTF 2021 “Exploring Sustainable & Wellness Tourism”

NUSA DUA,BALI,bisniswisata.co.id: Wakil Gubernur Bali dan Deputi Bidang Produk Wisata & Penyelenggara Kegiatan Badan Pariwisata & Ekonomi Kreatif didampingi sejumlah Ketua Asosiasi dan undangan, membuka pelaksanaan Bali and Beyond Travel Fair (BBTF) yang ke-7 di Bali International Convention Center (BICC) Nusa Dua, Bali dengan memainkan alu, lesung dan kulkul.

bbtf-2021-nusa-dua-bicc

BBTF 2021 (10-12 Juni) diselenggarakan secara on-line dan off-line sebagai respon atas kepedulian terhadap pariwisata Bali ditengah masa pandemi. Meski pun perbedaan jarak dan waktu memisahkan para buyer, rekan bisnis di berbagai belahan dunia – tidak memadamkan semangat dan optimisme atas pariwisata Bali dan Indonesia secara general.

“Mengambil  tema “Exploring Sustainable & Wellness Tourism”, BBTF 2021 mencerminkan keterlibatan industri pariwisata Indonesia –sebagai seller– untuk membangkitkan ekonomi dan sektor ikutannya dan promosi destinasi melalui produk wisata berkelanjutan sekaligus melestarikan kearifan lokal Bali and beyond sebagai destinasi ramah lingkungan, kaya budaya dan tradisi,” jelas Ketua Komite Penyelenggara BBTF 2021, Kt Ardana.

Pembukaan diawali dengan temu wicara dengan topic “Change, Development & Learning” kepariwisataan ditengah pandemi. Ruang untuk mendapatkan informasi lengkap berkaitan dengan regulasi pemerintah khususnya tentang dibukanya Bali sebagai pilot project tatanan kepariwisataan era baru. Dan gambaran mengenai peluang, tantangan yang dihadapi untuk membuka border bagi wisatawan mancanegara (wisman) serta program nyata pemerintah dan pemangku kepentingan di bawah Gabungan Industri Pariwisata Indonesia (GIPI).

Temu wicara menghadirkan Rizky Handayani- Deputi Bidang Produk Wisata & Penyelenggara Kegiatan Badan Pariwisata & Ekonomi Kreatif, I Ketut Ardana – Ketua Komite BBTF 2021, Ida Bagus Agung Partha Adnyana – Ketua Gabungan Industri Pariwisata Indonesia (GIPI) Bali dan Shana Fatina – Direktur Utama Badan Otorita Pariwisata Labuhan Bajo – sekaligus mewakili Badan Otorita Pariwisata Danau Toba

Pada kesempatan tersebut dipaparkan bahwa BBTF sebagai ajang pertemuan bisnis ke bisnis dalam industri pariwisata nasional dan internasional – ikut mengambil peran penting dalam penyampaian informasi dan edukasi masyarakat dan rekan kerja luar negeri (buyers) yang akan mengirimkan wisatawan ke Indonesia – BBTF perkenalkan exhibitors (sellers) dengan konsep pariwisata berkelanjutan (sustainable tourism) dan pengembangan wisata wellness serta kesehatan – health tourism, jelas I Ketut Ardana.

Mengingat besarnya tingkat ketergantungan perekonomian Bali terhadap sektor pariwisata, dalam jangka pendek pola pemulihan ekonomi Bali tergantung dari pola kunjungan wisatawan baik domestik. Pada tahapan selanjutnya yaitu membuka border beberapa faktor pastinya jadi penting. Dari komunikasi ketersediaan vaksin, level of confidence atau tingkat percaya diri dari wisatawan dan pemerintah negara lain, kebijakan perlintasan orang baik domestik maupun internasional serta pemulihan ekonomi global.

BBTF ini diselenggarakan secara online & offline adalah hal pertama kali dilakukan menjadi tantangan tersendiri. Adanya perbedaan waktu kerja di Bali dengan waktu kerja kalangan  buyer yang mengikuti acara secara online khususnya dari benua Australian, Europe dan USA memerlukan strategi tata kelola berbeda. Misalnya Australian time 2 – 3 jam lebih cepat dari Bali time. Europe time 6 – 7 jam lebih lambat dari Bali time. USA time 12 – 13 jam jauh lebih lambat dari pada Bali time. Sehingga panitia pasti harus mengorbankan salah 2 dari ke 3 benoa tersebut. Sementara para seller di Bali tidak memungkinkan mengikuti online event 24 jam per hari.

Dalam temu wicara juga mengemuka bahwa pemerintah bersama industri telah melakukan beberapa langkah kebijakan. Pertama, mendorong sumber pertumbuhan ekonomi baru. COVID-19 mengajarkan bahwa Bali perlu melakukan diversifikasi pertumbuhan ekonomi sehingga tidak hanya tergantung kepada sektor pariwisata. Kedua, mendorong quality tourism. Perlunya akselerasi pengembangan pariwisata Bali untuk health tourism, cruise tourism, serta MICE. Ketiga, mendorong pembangunan / pengembangan infrastruktur baik infrastruktur dasar maupun infrastruktur terkait pariwisata.

Kedepan jika pandemi sudah berakhir maka panitia akan menyelenggarakan event BBTF secara offline, hal ini untuk menjaga reputasi menyelenggarakan event bertaraf international. Nama baik Bali dan Indonesia harus tetap dijaga dan pertaruhkan.

Tahun ini BBTF mampu menarik lebih dari 145 sellers dari 14 Provinsi di Indonesia termasuk Bali, Jakarta, Lampung, Sumatera Utara, Jawa Barat, Jawa Tengah, Kepulauan Riau, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Sulawesi Selatan, dan Sulawesi Utara. Ada 192 buyers dari target 150 buyer dari 20 negara –  tahun ini paling banyak berasal dari Indonesia, United Kingdom, Australia, France, Amerika, dan Asia secara keseluruhan.

Bekerjasama dengan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Indonesia, acara BBTF  diyakini sebagai Indonesia’s leading trade show yang bisa dibanggakan – alat mempromosikan “Bali and Beyond” destinasi, provinsi Indonesia, dan produk perjalanan sustainable. *

 

Dwi Yani

Representatif Bali- Nusra Jln G Talang I, No 31B, Buana Indah Padangsambian, Denpasar, Bali Tlp. +628100426003/WA +628123948305 *Omnia tempus habent.*