NUSA DUA, BALI, bisniswisata.co.id: Promosi dalam segala bentuk di semua ruang, setiap saat adalah kewajiban untuk menjaga eksistensi destinasi. Baik pada kondisi normal, terlebih saat situasi dan kondisi kurang bersahabat seperti pandemi.
“Mau sehat atau ekonomi. Bukan memilih, tetapi keharusan menyandingkannya secara harmoni. Sehat diraih dengan disiplin diri. Satu sisi, kewajiban untuk tetap menjaga kinerja usaha dengan bertanggungjawab, sekaligus menjaga kesehatan itu sendiri,” tegas Ketua Badan Promosi Pariwisata Daerah BPPD) Denpasar, IB Sidarta Putra, disela persiapan penyelenggaraan Bali and Beyond Travel Fair 2021.
Seperti diketahui, dalam bulan Juni digelar ajang Bali and Beyond Travel Fair (BBTF) 2021 bertempat di Bali International Convention Centre (BICC) – Westin Hotel, Nusa dua pada 8-12 Juni. Sementara di pusat kota Denpasar mulai 12 Juni sampai dengan 10 Juli diselenggarakan Pesta Kesenian Bali (PKB).
Menurut penyelenggara BBTF, ASITA Bali, even diselenggarakan secara hybrid, berpedoman pada ProKes yang telah ditetapkan pemerintah. BBTF ke-7 diselenggarakan tidak sekadar persoalan ekonomi, bisnis industri pariwisata. Pencitraan kawasan dan eksistensi destinasi di pasar wisata dunia. Tetapi menjawab kebutuhan pasar untuk dapat meningkatkan kualitas hidup mereka. Pasalnya, berwisata sudah menjadi kebutuhan hidup manusia yang didalamnya termatub kualitas kesehatan jasmani, rohani.
“Salah satu upaya pemulihan Bali dari krisis,” jelas Ketua Komite Penyelenggara BBTF 2021, Ketut Ardana.
Mengambil tema besar “Exploring Sustainable & Wellness Tourism”, BBTF menjadi salah satu upaya komunikasi dan jembatan membangkitkan ekonomi pariwisata post-pandemi. Dan mata rantai promosi destinasi mau pun produk wisata berkelanjutan – tahun ini ditargetkan mampu menarik lebih dari 125 sellers baik dari Bali, Indonesia secara keseluruhan. Sekitar 150 buyers ambil bagian dalam BBTF 2021, tercatat sampai informasi ini di publikasikan ada 64 perusahaan dari 20 negara telah mendaftarkan diri hadir secara off-line, didominasi buyers asal Indonesia, United Kingdom, Australia, France, Amerika, dan Asia secara keseluruhan.
Jika dalam penyelenggaraan BBTF ke-6 tahun 2019, diikuti 303 buyer dari 46 negara dan sejumlah seller internasional dan membukukan transaksi 7,7 Triliun rupiah. Dengan mempertimbangkan pembatasan disemua lini perdagangan di masa pandemi, target tahun 2021 hanya Rp. 3, 57 T. Dan Menparekraft, Sadiaga Uno dijadualkan membuka BBTF 2021 pada Kamis petang ini.
Gerbong Ungkit

Terkait dengan upaya mempercepat kebangkitan perekonomian Bali, Menkop UKM, Teten Masduki sepakat bahwa pemulihan pariwisata menjadi prioritas. Sektor ini adalah “gerbong ungkit” ekonomi lainnya untuk bangkit dan kembali tumbuh. Pemerintah berencana membuka border pada akhir Juli, menggunakan pola travel bubble dengan beberapa negara potensi wisatawan utama.
Teten Masduki mengingatkan semua pihak bahwa ada tiga fase yang selayaknya dilalui dalam situasi krisis yaitu fase pandemi, survival dan transformasi. Pada fase pandemi berlangsung dan masih dihadapi masyarakat dunia, menurutnya, Bali perlu melakukan kampanye besar-besaran tentang penerapan protokol kesehatan pencegahan COVID-19.
“Meyakinkan wisatawan bahwa mereka aman ketika berkunjung ke Bali, aman karena prokes diterapkan dengan baik. Prokesnya yang kita tonjolkan untuk meyakinkan, karena sampai saat ini negara mana pun belum bisa memberi jaminan kalau COVID-19 itu sudah tidak ada,” urainya.
Sesungguhnya, kata Teten Masduki wisatawan domestik mau pun manca negara sudah sangat rindu plesiran ke Pulau Dewata. Namun sebagian besar masih menahan diri dengan alasan belum yakin penerapan prokes.
“Ini perlu kampanye secara terus menerus agar mereka yakin prokes telah diterapkan secara benar. Promosi seperti subsidi tiket atau diskon kamar hotel tidak efektif untuk saat ini,” imbuhnya.
Masuk pada fase survival, Teten berpendapat perlunya perubahan strategi dari ‘Bali dikunjungi dunia’ menjadi ‘Bali mengunjungi dunia’. Artinya, produk-produk khas Bali yang harus lebih banyak go international dengan memanfaatkan market digital. Seperti diketahui dalam setahun terakhir dunia maya dipenuhi acara- acara virtual tour dari destinasi- destinasi wisata dunia.
Menginjak ke fase “transformasi” pasca pandemi, Menkop UKM mengingatkan agar Bali tidak 100 persen mengandalkan pertumbuhan ekonomi pada sektor pariwisata. Daerah Bali didorong untuk mengoptimalkan pengembangan potensi ekonomi kreatif berbasis sumber daya alam seperti kelautan. Lebih dari itu, transformasi juga bisa dilakukan pada pengemasan seni dan budaya dalam pertunjukan digital.