KAIRO, bisniswisata.co.id: Batik terus melakukan inovasi pasar. Pakaian khas Indonesia ini, tidak berhenti menembus ruang batas untuk menjelajahi pasar internasional. Kini, desainer Lindy Ann Umarhadi memboyong batik Megamendung ke negeri Timur Tengah tepatnya Mesir untuk memperkenalkan sekaligus mempromosikan batik khas Cirebon.
Dalam misi budaya bersama Komite Deni Budaya Nusantara (KSBN), karya perancang Lindy tampil dalam Cairo & Alexandria Ramadhan Festival 2018. “Kami sangat terhormat bisa ikut ambil bagian dalam misi budaya tersebut. Saya berharap kearifan lokal Indonesia ini bisa turut mendunia,” papar Desainer Lindy dalam keterangan tertulis yang diterima Bisniswisata.co.id, Ahad (27/05/2018).
Dijelaskan, sengaja mengambil tema batik Megamendung, yang sangat spektakuler. Arti batik Megamendung adalah awan yang muncul ketika cuaca sedang mendung. Dengan filosofi bahwa setiap manusia harus mampu meredam amarah dan emosinya dalam situasi dan kondisi apapun.
“Dengan kata lain, mereka yang memakai batik megamendung diharapkan bisa tetap sejuk, tenang dalam setiap kondisi, terutama pada bulan Ramadan ini, apalagi dipadu unsur etnik sehingga memberi kesan berbeda,” jelas Desainer yang pernah menimba ilmu di Akademi Seni Rupa dan Desain Ikatan Sarjana Wanita Indonesia (ISWI) ini juga mengandalkan sentuhan etnik dalam tiap karya-karyanya.
Batik yang menjadi ciri khas Kota Cirebon ini tampil tampil dalam warna merah, emas dan hitam sesuai warna Opera House Cairo tempat acara berlangsung. Batik Cirebon tampil elegan dengan desain kaftan, kebaya, celana aladin, tunik dan outer.
Lindy mengatakan dengan menekankan kerapihan dalam menjahit, warna emas tampak menjadi bingkai dari beberapa batik megamendung. Kebaya dan tunik menjadi lebih modern dan mewah dengan bisban emas. “Selain pemakaian selendang, turban, aksesoris tradisional berwarna keemasan pun membuat batik Megamendung tampil lebih mewah,” ujar dia.
Menurutnya, orang luar negeri tampaknya lebih tertarik dengan wastra Indonesia karena bentuknya sangat beragam. Bahkan pangsa pasar luar negeri untuk pencinta karya fashion bernuansa etnik Nusantara jumlahnya lebih banyak, dibanding di dalam negeri. (redaksibisniswisata@gmail.com)