DARWIN, Bisniswisata.co.id: Pemerintah Australia berencana mengembangan serta menghidupkan pariwisata di wilayah Australia Utara agar lebih berkembang dan dikunjungi wisatawan sekaligus untuk menyaingi Pulau Bali. Untuk itu, pemerintah meminta dukungan terhadap pelaku bisnis pariwisata juga airlines di Australia.
“Kami harus menarik lebih banyak pengunjung (wisatawan) agar bisa menciptakan lapangan pekerjaan bagi penduduk lokal Utara Australia dan memberi pendapatan untuk warga lokal,” kata Menteri Pariwisata dan Kebudayaan, Lauren Moss seperti dilansir laman www.abc.net.au, Selasa (13/02/2018).
Untuk itu, sambung dia, dorongan pemasaran terus ditingkatkan sekaligus memperkuat viabilitas jalur udara yang telah mapan dan meningkatkan permintaan untuk membangun rute baru bagi maskapai di Australia dan menarik operator maskapai baru. “Dengan harapan Australia Utara dapat dikunjungi wisatawan lebih banyak lagi,” sambungnya.
Guna meningkatkan kunjungan wisatawan di wilayah Australia Utara, Pemerintah Partai Buruh di Utara Australia mengumumkan anggaran Paket wisata senilai $ 103 juta (atau setara Rp 1,03 triliun).
“Dari jumlah itu, akan disisihkan lebih dari $ 10 juta (atau setara Rp 100 miliar) untuk pemasaran kooperatif dengan maskapai domestik dan internasional utama serta mendukung layanan penerbangan berkelanjutan,” lontarnya sambil menambahkan ada tambahan $ 1,6 juta (atau setara Rp 16 miliar) disisihkan untuk pemasaran destinasi.
Ditambahkan pemerintah juga fokus untuk meningkatkan upaya pemasaran di pasar Singapura, dan peningkatan pemasaran akan membantu mendorong jumlah turis tersebut. Mengingat Singapura sangat penting bagi kami secara strategis, tidak hanya sebagai pusat koneksi dari banyak maskapai penerbangan.
“Selain itu pasar yang sangat dekat dengan kami. Kami ingin memastikan bahwa kami menarik orang-orang itu (Singapura) ke wilayah ini untuk akhir pekan yang panjang.” sambungnya.
CEO maskapai Australia Qantas, Alan Joyce menyambut baik rencana mengembangan wilayah Australia Utara dengan membuka pariwisata. Namun demikian pemerintah harus lebih kompetitif melawan tetangganya di utara, terutama Bali yang sudah lebih dulu majunya di sektor pariwisata.
“Pengumuman dibukanya wilayah Australia Utara memang sangat penting, namun kita tidak bisa bertahan dengan rencana itu, dan harus lebih kompetitif melawan destinasi tetangga seperti Bali. Beberapa orang mengatakan Bangun itu dan mereka akan datang. Tidak, mereka tak akan datang,” kata Joyce di Darwin.
Dilanjutkan untuk membangun pariwisata memang tidak mudah, harus memiliki infrastruktur, juga harus memiliki pemasaran yang tepat untuk mendorong orang datang ke tempat tujuan wisata ini. “Pariwisata sangat kompetitif. Wilayah Utara Australia dan Darwin bersaing dengan tempat-tempat seperti Bali yang sangat murah dan memiliki infrastruktur yang bagus di belakangnya.” sambungnya.
Joyce menjelaskan wilayah Utara Australia harus meniru dari pengalaman Tasmania, di mana pihak berwenang di sana membangun infrastruktur untuk mendukung kunjungan selama musim puncak pariwisata. “Saat ini biaya penerbangan lebih tinggi di Utara Australia karena kurangnya skala di antara bandara dan ketidakseimbangan musiman. Sehingga wisatawan enggan datang,” lontarnya.
Kepala Menteri, Michael Gunner menilai kampanye pemasaran SMART dari pemerintah setempat sebesar $ 26,5 juta (atau setara Rp 265 miliar) dirancang untuk mendorong jumlah wisatawan. Rencananya Kepala Menteri akan bertemu dengan Joyce untuk mendiskusikan keprihatinannya.
“Salah satu hal yang bisa kami lakukan untuk menurunkan biaya penerbangan adalah membuat Alice Springs dan Darwin menjadi tujuan dengan cara mereka sendiri. Itu adalah hasil jangka menengah sampai jangka panjang,” kata Gunner.
“Dalam jangka pendek, ini mendorong jumlah pengunjung. Pemasaran yang kami lakukan dengan maskapai penerbangan … akan membantu mengurangi tekanan pada maskapai dan tiket penerbangan tersebut.” tambahnya. (ABC)