Asosiasi Kapal Pesiar berkomitmen untuk mengurangi emisi karbon (foto: cruise and ferry)
WASHINGTON D.C., bisniswisata.co.id: Asosiasi Kapal Pesiar Internasional (CLIA) menyatakan komitmennya untuk terus mengurangi emisi karbon. Laporan terkini bertajuk ‘Praktek dan Teknologi Lingkungan Industri Pelayaran Global’ yang disusun Oxford Economics menunjukkan perkembangan ke arah itu.
CLIA yang merupakan wadah bagi perusahaan kapal pesiar di dunia menyatakan komitmennya untuk mengurangi emisi karbon hingga 40% pada 2030 dari emisi yang dikeluarkan pada 2008.
Meski secara global jumlah kapal pesiar hanya kurang dari 1 persen dari total komunitas maritim dunia, laporan ini membuktikan bahwa mereka memainkan peran penting dan utama dalam mengurangi emisi karbon, terutama dari sisi teknologi.
Anggota CLIA sebagian besar telah memanfaatkan kemajuan teknologi untuk mengurangi emisi karbon, meningkatkan efisiensi, dan menciptakan lingkungan yang bersih baik di atas kapal, di tengah lautan saat berlayar, maupun ketika sandar di pelabuhan.
Hingga saat ini, industri kapal pesiar telah menggelontorkan investasi lebih dari US$ 23,5 miliar untuk membangun kapal-kapal berteknologi terkini yang memungkinkan penggunaan sumber energi yang lebih bersih. Ini membantu mengurangi emisi karbon sekaligus meningkatkan efisiensi. Jumlah investasi ini naik signifikan dibandingkan tahun 2019 yang tercatat sebesar US$1,5 miliar.
“Meski kami tengah menghadapi dan berupaya mengatasi dampak COVID-19, industri kapal pesiar tetap berkomitmen untuk menciptakan masa depan yang lebih bersih dan berkelanjutan,” kata Kelly Craighead, presiden dan CEO CLIA, dalam rilis yang diterima bisniswisata.co.id.
Dia menambahkan lebih dari US$23 miliar telah diinvestasikan untuk membangun kapal-kapal dengan teknologi baru dengan bahan bakar yang lebih bersih, seperti sistem pempersihan gas buang dan pemanfaatan sumber energi dari gas alam cair.
Dengan begitu, Saya hanya akan dapat membayangkan apa yang akan kita capai bersama dalam sepuluh tahun ke depan dan seterusnya, ujarnya.
Seperti ditulis dalam laporan ini, para anggota CLIA terus berkomitmen tanpa lelah untuk mencapai tujuan ambisius itu. Sejumlah kemajuan penting telah tercapai, termasuk di sejumlah bidang berikut ini:
- Bahan bakar gas alam cair – Laporan 2020 menunjukkan 49% kapal-kapal baru sudah menggunakan gas alam cair sebagai bahan bakar untuk pengggerak utama, naik 50% dibandingkan tahun 2018.
- Sistem Pembersihan Gas Buang – lebih dari 69% kapasitas global telah menggunakan sistem pembersihan gas buang (EGCS). Ini merupakan upaya untuk memenuhi atau melampau aturan emisi udara. Angka ini naik 25% dibandingkan 2018. Selain itu, 96% kapal baru non-LNG akan dilengkapi EGCS. Itu artinya ada peningkatan kapasitas sebesar 21% dibandingkan tahun 2019.
- Sistem pengolahan limbah yang canggih – 99% kapal-kapal pesiar baru yang tengah di-order sudah diminta untuk dilengkapi dengan teknologi pengolahan limbah yang canggih. Saat ini 70% kapal-kapal pesiar yang tengah beroperasi sudah menggunakan teknologi ini. Angka ini akan naik menjadi 78,5% saat kapal-kapal baru mulai berlayar.
- Kemampuan memasok listrik ke kapal – saat ini kapal-kapal pesiar telah dilengkapi teknologi yang memungkinkan pasokan listrik disuplai dari darat sehingga mesin di kapal dapat dimatikan saat sandar di pelabuhan. Sejumlah kolaborasi telah terbentuk antara pengelola kapal-kapal pesiar dengan otoritas pelabuhan dan pemerintah setempat untuk menyediakan fasilitas ini. Pasokan listrik dari darat ke kapal jelas meningkatkan kualitas udara di area pelabuhan karena secara signifikan mengurangi jumlah polusi udara berbahaya yang timbul dari kapal jika mesin terus menyala.
Kemajuan dan pemanfaatan teknologi pada bidang-bidang menunjukkan kepedulian CLIA untuk senantiasa menjaga kebersihan udara dan laut.
“Pelaku industri di kapal pesiar bekerja setiap hari untuk memastikan terselenggaranya bentuk pariwisata yang bertanggung jawab. Mereka bahkan sepakat bahwa investasi yang terus menerus dan besar di bidang penelitian, sangatlah penting guna mencari alternatif bahan bakar dan sistem propulsi yang bersih,” kata Adam Goldstein, Ketua CLIA Global.
Itu sebabnya, menurut Goldstein, CLIA bersama mitra lain di sektor maritim sepakat untuk mendirikan Badan Penelitian dan Pengembangan senilai US$ 5 miliar. Lembaga ini diharapkan dapat menemukan teknologi dan mengidentifikasi sumber energi alternatif yang ramah lingkungan dan memenuhi aturan yang telah ditetapkan IMO, organisasi maritim internasional dibawah PBB.