ENTREPRENEUR PENDIDIKAN

Anchor-Mondial Baking and Cooking Center Selenggarakan Kelas Kue Jelang Puasa

Chef Adven ( kiri depan) dan chef Nadya ( kanan depan ) bersama para peserta Mondial Baking Class

JAKARTA, bisniswisata.co.id:  Mondy menjadi anak milenial Indonesia yang tertarik bisnis kuliner sekaligus mengajak kalangan muda untuk mau berbisnis kuliner. Tidak bisa memasak banyak varian menu bukan masalah karena gadis kantoran yang mendirikan Mondial Baking and Cooking Center di rumahnya di kawasan Cinere membuat program belajar memasak dan membuat kue bersama ahlinya.

“Ramadhan dan Hari Raya Idul Fitri membuka peluang bisnis kue yang besar. Oleh karena itu kami menggandeng Anchor,sebagai brand yang terkenal memproduksi dairy food, terutama produk butter dan keju,” kata Mondy bersemangat.

Kali ini pilihan menunya yang diolah bersama adalah Palm Cheese Cookies, Matcha Crumb, Kaastengel dan Cheese Ball. Semua kue ini mudah membuatnya dengan rasa unik dan tidak banyak dijual di pasaran.

“Hasilnya bisa untuk dikonsumsi keluarga sendiri dan juga untuk menerima pesanan terutama Matcha Crumb yang bahan bakunya juga bisa untuk menurunkan berat badan, melawan cancer dan meningkatkan kekebalan tubuh,” kata Mondy yang juga memiliki Toko Kue Mondial di Pasar Segar, Cinere.

Sedikitnya 15 peserta mengikuti kelas kulinernya, hari ini ( 23 April) di dapurnya yang luas. Peserta cukup bayar Rp 175.000 per orang dan selain mendapat ilmu memasak kue juga bisa makan siang bersama, dapat voucher belanja dan hadiah menarik lainnya.

Dipandu oleh chef Adven dan Nadya dari Anchor, para peserta dengan antusias mengikuti langkah-langkah pembuatan kue dengan suasana santai namun fokus serta diselingi dengan pertanyaan dan tips praktis dalam pembuatannya.

Suasana belajar 4 macam kue
Kue lezat yang mudah dibuat

Daya Tarik Wisata

Mondy yang menjalankan bisnis sekaligus hobby memasaknya ini menilai kursus memasak terutama di Thailand dan Bali, misalnya bisa menjadi daya tarik wisata kuliner dan telah menjadi tujuan wisata yang menarik untuk wisatawan mancanegara belajar memasak makanan khas setempat termasuk kue-kue tradisionalnya.

“ Untuk paket wisata memasak biasanya akan dimulai dengan mengunjungi pasar tradisional dan pengenalan berbagai jenis rempah-rempah yang menjadi bahan dasar pembuatan makanan,” ungkap putri tunggal dari Endang Sungkowati dan Sutrisno ini.

Di Bali, lanjutnya, peserta akan  disambut dengan hospitality setempat dan penjelasan singkat tentang tradisi, budaya, dan agama Bali bahkan penyelenggara memberikan filosofi dari masing-masing makanan.

Mondy yang senang travelling ini mengatakan bahwa kursus memasak memiliki nilai edukasi yang tinggi selain juga menggugah sisi entrepreneurship seseorang seperti dirinya hingga menjaring wisman melalui bisnis kuliner menjadi passion yang akan ditekuninya.

Tak bisa dipungkiri, bisnis kuliner selalu memiliki peluang besar untuk mendapat keuntungan. Seperti anak-anak milenial lainnya, Mondy juga banyak belajar memasak dan membuat kue serta mulai menekuni aset terbesar bangsa ini yaitu kopi.

Dia mulai membeli peralatan kopi dan berharap punya bisnis cafe yang sedang hits dengan kesadaran penuh harus mampu menciptakan inovasi agar bisa bersaing menarik pelanggan dari kalangan generasi Milenial.” Konsepnya sudah ada dan makanan pendamping yang cocok dengan menu utama minuman kopi tentunya,” kata Mondy.

Suasana belajar yang interaktif

Dia sadar betul bukan hal mudah untuk menarik generasi milenial atau remaja masa kini agar mau membeli produk dan konsep cafe yang ditawarkan. Apalagi dengan karakter mereka yang lebih tertarik terhadap hal-hal yang sedang tren saja.

Mondy beruntung, kedua orangtuanya mendukung sehingga selain menambah kemampuan, belajar memasak bukan lagi sekedar untuk mengisi waktu luang tapi menjadi peluang bisnis yang menggiurkan.

Perlahan dan pasti, dia merintis bisnisnya mulai dari belajar masak, buka toko bahan kue dan kini mengedukasi masyarakat lewat Mondial Baking & Cooking Center yang bisa menampung 20 peserta. Ke depan dia menyiapkan program memasak tematik, mengemas paket wisata kuliner dan bisnis minuman kopi secara online.

Luki Pressisa Budi Utami, salah satu peserta yang akrab dipanggil Pressy mengatakan bahwa selain mendapat ilmu yang bermanfaat, kelas memasak ini juga berjalan dengan fun dan happy sehingga interaksi semua peserta bersama dua chef yang ada berjalan lancar.

“ Ruangannya nyaman, kita juga mendapat tips yang bermanfaat untuk menghasilkan kue yang enak. Bisa langsung membeli bahan baku dengan harga diskon. Saran saya dan teman-teman ada sesi berikutnya khusus kue Lebaran seperti Nastar,”.

Pressy dan peserta lainnya berharap ada kelas lanjutan sehingga bisa lebih banyak varian menu tematik karena kegiatan ini mengarahkan peserta untuk menggunakan bahan yang tepat dan bisa berwirausaha.

Hilda Ansariah Sabri

Pendiri, Pemimpin Umum, Pemimpin Redaksi dan pemegang sertifikasi Wartawan Utama Dewan Pers dan Ketua Departemen Pariwisata PWI Pusat (2018-2023)