JAKARTA, bisniswisata.co.id: Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin) kembali menggelar pameran dan konferensi pangan bertajuk “Jakarta Food Security Summit (JFSS)”, yang dilaksanakan di JCC Senayan, Jakarta, pada 8 hingga 9 Maret 2018. Acara yang diinisiasi oleh para pelaku usaha tersebut merupakan upaya berkesinambungan untuk mendukung ketahanan pangan nasional serta memenuhi sebagian kebutuhan pangan dunia.
Selain menargetkan ketahanan pangan, JFSS 2018 juga fokus untuk bisa meningkatkan produktivitas para petani. Kalau produktivitas naik tentunya penghasilan petani juga akan lebih baik lagi. Ini bisa jadi win-win solutions bagi semua pihak. Karena itu, tema JFSS “Pemerataan Ekonomi Sektor Pertanian, Peternakan dan Perikanan Melalui Kebijakan dan Kemitraan”.
JFSS merupakan wadah lintas sektoral yang mempertemukan pemerintah, swasta, organisasi masyarakat sipil, organisasi internasional, petani, dan kalangan akademik untuk menyusun langkah terbaik dalam meningkatkan produktivitas.
Perhelatan JFSS sendiri digelar setiap 2 tahun sekali sejak 2010. Agenda terkait masalah pangan ini diharapkan dapat memberikan solusi kepastian hukum untuk meningkatkan daya saing pangan dalam dan luar negeri.
Sehingga kegiatan pameran dan konferensi ini ditargetkan mendapat kebijaksanaan pemerintah dalam kebijakan ekonominya, termasuk kepastian pengusaha untuk investasi dan berdagang. Mengingat Sustainability kebijakan sangat penting. Karena akan membuat orang berani investasi. Investasi tumbuh maka trade-nya meningkat. Trade-nya tumbuh tentu akan meningkatkan ekspor dan daya saing.
Selain itu, dengan kepastian kebijakan tersebut akan semakin menyehatkan industri dan membuat perputaran ekonomi berjalan lebih baik. Belum lagi akan berpengaruh pada penyerapan tenaga kerja dalam negeri. Hal itu dapat dilakukan oleh lembaga terkait pekerjaan.
Di sisi lain, kegiatan ini juga akan menjadi salah satu sarana edukasi bagi konsumen. Secara tidak langsung para konsumen akan mendapat pengetahuan tentang kualitas produk di pasaran, dan bagaimana membedakan produk dalam dan luar negeri.
Dan bukan tidak mungkin edukasi yang diberikan akan berdampak positif dengan adanya konsumen yang melakukan investasi. Pasalnya sektor makanan khususnya pertanian menjadi sektor lapangan kerja terbesar di Indonesia. Konsumen teredukasi, dia mengerti kualitas produk dan dapat membedakan yang produk impor dan dari dalam negeri.
Selain melibatkan kalangan dunia usaha, JFSS juga akan melibatkan kalangan pemerintah, para pakar, akademisi hingga petani. JFSS akan diikuti oleh sekitar 2000 peserta konferensi. Seperti penyelenggaraan sebelumnya, JFSS akan dilengkapi dengan pameran produk-produk unggulan nasional dan inovasi teknologi pertanian mutakhir. (redaksibisniswisata@gmail.com)