JAKARTA, bisniswisata.co.id: Sektor Media & Recreation yang naik daun di era pandemi global COVID-19 membuahkan bisnis baru bagi aktor, presenter Arie Untung, CEO Garis Sepuluh dengan membidik pasar keluarga Muslim Indonesia.
Berangkat dari keprihatinan banyaknya konten- konten negatif yang ada di masyarakat terutama di media sosial, Arie Untung, Teuku Wisnu dan Yuda Wirafianto akhirnya Febuari 2020 lalu bertekad kembangkan konten yang menghibur dan memberikan manfaat lewat pendirian perusahaan Garis Sepuluh Corporation.
Perusahaan yang bergerak dalam bidang pengembangan konten Islami lewat serial animasi Riko The Series dan mengelolanya hingga memiliki traffic tinggi miliki misi mempersiapkan sumber daya manusia yang kompeten dan berakhlak baik dengan meluncurkan MuslimKids TV Indonesia.
Bermitra dengan perusahaan asal Kanada, Milo Production Canada yang memiliki sedikitnya 15.000 konten, MKTV resmi meluncurkan tayangan streaming digital MuslimKids yang membidik pasar keluarga muslim di Indonesia, Jumat (19/3/2021).
Layanan yang disajikan berupa eBook, games, serta aneka program aktivitas lain seperti program interaktif dengan mengangkat nilai-nilai, keyakinan serta sejarah Islamnya dari sudut pandang anak-anak.
“Peluncuran MKTV di Indonesia ini menjadi tonggak besar bagi kami karena negara ini memiliki jumlah penduduk Muslim terbesar di dunia. Kami sangat berterima kasih kepada para mitra lokal yang memungkinkan ini terjadi,” kata Michael Milo, CEO MuslimKids TV yang produknya tayang di 60 negara.
Tak kurang dari Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Salahuddin Uno yang gembira dengan peluncuran konten ramah anak dan berkonten religi ini, sambutan para artis yang memiliki anak juga bergantian muncul dalam video pendek sambut kehadiran MKTV yang diselenggarakan secara hybrid.
” Saya punya anak yang lahir di era digital, Sulaiman, kelahiran 2010 dengan hadirnya MKTV di Indonesia. Sebagai orangtua yang jelas bahagia karena ada TV ramah anak,” ujar Sandiaga.
Hal yang tidak kalah penting adalah kehadiran MKTV diharapkan bisa mendukung perkembangan ekonomi kreatif digital yang sejalan dengan fokus pemerintah termasuk kerjasama pengembangan bagi content creator Indonesia, kata Menparekraf.
“Kerjasama MKTV dengan kreator muda Indonesia diharapkan dapat berkonstribusi pada pertumbuhan anak-anak Indonesia yang mengkonsumsi konten-konten yang sehat dan mendidik akal budi,” ujar Sandi dan menambahkan selama pandemi masyarakat bisa menghabiskan waktu 9 jam di depan TV maupun gadget.
Duta Besar Kanada untuk Indonesia dan Timor Leste, Cameron MacKay juga menyambut gembira kehadiran platform digital ini yang akan membantu tumbuhnya kreativitas dan inovasi dalam mempromosikan budaya Muslim di seluruh dunia.
“Kami berharap MKTV bisa memfasilitasi transfer pengetahuan, sekaligus juga menghadirkan hiburan berkualitas tinggi yang ramah bagi anak dan keluarga,” katanya.
Kebebasan beragama dan berekspresi telah membantu mendorong kreativitas dan inovasi yang memungkinkan perusahaan Kanada (Milo Production Inc.), menciptakan sebuah platform untuk mempromosikan budaya Muslim di seluruh dunia.
Konsul Jenderal RI Toronto, Leonard F. Hutabarat Ph.D mengungkapkan satu hal penting yang perlu dicatat dari kehadiran MuslimKids TV di Indonesia investasinya sebesar US$ 3 juta dałam 2 (dua) tahun ke depan dan kerja sama yang dilakukan MKTV dengan 3 (tiga) mitra lokal untuk memproduksi film-film animasi bermuatan konten-konten lokal terpilih seperti Wali Songo dan Majapahit.
Selain itu, MKTV juga akan memperluas kerja sama dengan sekolah-sekolah, pesantren, dan lembaga pendidikan Islami lainnya, mengingat konten yang disajikan MKTV bisa menjadi bagian dari proses pembelajaran bagi para siswa dan siswi sekolah.
Diharapkan juga dapat mengandeng sejumlah Perguruan Tinggi yang memiliki Jurusan animasi terbaik di Indonesia. Keunggulan Kanada di bidang animasi ini, hendaknya dapat dimanfaatkan untuk melakukan transfer teknologi di bidang industri animasi dan memberikan kesempatan dan pengalaman international bagi animator-animator muda Indonesia.
Menjawab pertanyaan pers apakah ada peluang membuat konten lokal kehidupan desa wisata Muslim Friendly diberbagai wilayah di Indonesia yang memiliki keunikan berbeda-beda, Michael Milo menjawab pihaknya dengan senang hati membawa cerita lokal dari Indonesia ke seluruh dunia.
“Tentu saja kami ingin mempelajari keunikan dan kehidupan anak-anak Muslim Indonesia dengan banyaknya desa wisata yang ada ke seluruh dunia,” tegas Michael Milo.