YOGYAKARTA, bisniswisata.co.id: Bagi dunia usaha pandemi Covid 19 memang cukup dirasakan melanda perekonomian di Indonesia, namun ternyata Bisnis hospitality dan kos eksklusif tetap bertahan bahkan mampu berkembang.
Salah satu jaringan kost eklsklusif yaitu D’Paragon memiliki kiat khusus untuk bisa tetap bertahan meski di tengah masa pandemi Covid19.Bisnis yang peduli menjadi strategi pengusaha dalam menghadapi masa pandemi COVID- 19, dengan memperhatikan kondisi sosial di masyarakat, kini dirasakan sebagai langkah yang tepat.
Muhammad Syarif Hidayat, owner D’paragon, sejak awal pamdemi Covid 19 pada Maret 2020 lalu hingga saat ini, tetap melakukan bisnis peduli dengan mengutamakan pelayanan konsumen maupun pelanggan di tengah masa -masa sulit akibat COVID.
Manajemen perusahaan pun dilakukan dengan tetap mempertahankan kinerja karyawan secara yang efektif dan tepat. Terlebih terkait pemasaran dan promosi, justru dilakukan dengan program yang adaptif.
“Kuncinya kita peduli, baik kepada pelanggan, maupun karyawan, semua harus efektif dan cerdas, bahkan saat promosi pun kita memilih langkah yang adaptif, menyesuaikan dengan aturan dan kebijakan pemerintah, ungkap Dayat
Hal yang menarik ketika D’Paragon terus giat berbagi selama masa pandemi. Secara berkala, sampai saat ini kita terus bagi-bagi gratis masker, hand sanitizer, thermometer dan APD kepada yang membutuhkan, baik warga sekitar, pelanggan hingga petugas di lapangan.
Pihaknya sejak awal pandemi juga telah mempelopori penggunaan apilkasi berbasis IT yang mempermudah setiap pemesanan secara online. Hal itu selaras dengan perilaku konsumen yang saat ini lebih merasa aman memesan kamar kost tanpa harus berinteraksi langsung./
Dayat menambahkan, pelaku usaha seringkali terjebak sendiri untuk mengiming-imingi konsumennya dengan kata murah, namun tidak memberikan kualitas secara memadai.
“Perilaku konsumen yang melekat dari dulu sampai sekarang kita sama sama tahu akan mencari barang murah. Akibat perilaku konsumen itu akhirnya sering terjadi perang harga sehingga melupakan kualitas yang diberikan kepada konsumen,” imbuhnya.
Persaingan hal yang wajar di dunia bisnis, namun untuk menyikapi itu dia lebih bersikap rasional, karena konsumen memilih produk yang bisa menjamin privasi, kenyamanan sekaligus motivasi atau karakter konsumen.
“Kita berafiliasi dengan djuragan voucher sehingga kami tidak hanya mampu memberikan penawaran murah tapi bahkan memberikan penawaran gratis kepada konsumen. Bersama mitra mampu memberikan program nginep dan ngkost gratis untuk konsumennya tanpa harus menurunkan standar kualitas, imbuhnya.
Sementara itu, menurut pakar perilaku konsumen, STIE YKPN, Cynthia Manggarani, SE, perilaku komsumen memang sangat dinamis, saat ini buyer mengikuti produk produk yang sehat, aman dan meminimalisir kontak langsung.
Para pembeli produk saat ini mempertimbangkan protokol kesehatan secara menyeluruh termasuk konsep hunian yang aman sehat dan bebas covid 19.
Menurut Cynthia yang juga wakil koordinator Bidang Humas Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI) DIY tersebut, ada hal menarik ketika perusahaan yang lebih peduli akan kondisi sosial lingkungannya justru bisa menarik saat konsumen memilih produk, sebab produk yang bersinergi dalam memotivasi atau bagian diri pelanggan maupun konsumen.
“Perilaku konsumen memang menjadi bagian penting saat sebuah perusahaan menentukan harga produk, sebab tak hanya memilih yang sesuai antara harga dan produk, konsumen juga menikmati produk yang berkualitas dan bisa menggambarkan citra dirinya,” sambungnya.
Memiliki jaringan usaha di sejumlah kota besar mulai dari Jakarta, Yogyakarta, Solo, Semarang, Surabaya, Malang, hingga Palembang, Royal DParagon Land yang merupakan salah satu pionir kost eksklusif kini masih bertahan bahkan justru melebarkan sayapnya ke berbagai daerah. Selain di Jawa dan Sumatera, kini usaha kost eksklusif menyasar pulau Kalimantan.
“Ekonomi ke depan pasti akan segera membaik seiring dengan kondisi pandemi COVID yang mulai teatasi, terlebih saat ini vaksinasi tengah berjalan, rasa percaya dan optomis akan bertemu dan saat itu terjadi sektor pariwisata pasti akan meledak,”
Selama hampir satu tahun lebih masyarakat tidak bisa kemana-mana dan ketika sektor pariwisata meledak tentunya itu adalah angin baik bagi bisnis hospitality,” pungkas Dayat.