DAERAH

2019, Badung Kembangkan Agro Techno Park

DENPASAR, bisniswisata.co.id: Badung Bali berencana membuat agro techno park (ATP) pada 2019, untuk memaksimalkan sinergi antara produksi pertanian dan meningkatkan kunjungan wisatawan. Mulanya dikembangkan pertanian kopi dan jeruk serta peternakan sapi menjadi cikal bakal destinasi wisata agro yang berada di wilayah Petang Badung.

“Saat ini pertanian kopi dan jeruk berkembang pesat di Kecamatan Petang Badung, sehingga nantinya agro techno park tersebut juga akan berada di Kecamatan Petang, Badung,” papar Plt Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Badung Putu Oka Swadiana.

Rencananya, seperti dilansir laman Bisnis, Kamis (30/08/2018) lahan pertanian yang dimanfaatkan untuk agro techno park seluas 5 hektare dengan memanfaatkan lahan petani yang sudah berkembang. Kemudian, nantinya akan semakin diperluas hingga 50 hektare.

“Di daerah tersebut embrionya memang sudah ada, petani-petani di sana menanam kopi dan jeruk, apalagi kopi dari Petang sudah terkenal bahkan komoditas ekspor andalan Badung,” sambung Oka Swadiana.

Dia memerinci, pada agro techno park tersebut, nantinya peternakan sapi akan diambil kotorannya untuk menjadi pupuk pada pertanian kopi dan jeruk. Kemudian, dari unsur pariwisata, wisatawan akan dilibatkan langsung pada aktivitas pertanian tersebut seperti membajak lahan dengan menggunakan sapi.

Selain itu, dibuatkan juga jalur trekking hingga pengalaman memetik hasil pertanian. “Nantinya, teknologi yang diterapkan masih dipikirkan karena ini masih tahap perencanaan,” tambahnya.

Bupati Badung Giri Prasta mengatakan, Pemkab Badung sangat komit mengembangkan sektor pertanian, dengan model Agro Tecno Park. Ini sebagai salah satu wujud visi misi dan lima prioritas program pembangunan yakni pemenuhan kebutuhan akan pangan, sandang dan papan bagi masyarakat badung.

“Untuk itu kami belajar pengembangan padi varietas unggul dengan sentuhan tekhnologi nuklir yang telah berhasil dikembangkan di kabupaten Klaten, dan Klaten merupakan daerah pertama yang mengembangkan Agro Tecno Park dan berhasil dengan baik, ” terangnya.

Seperti apa yang dilakukan Klaten, Kabuputen Badung juga akan bekerjasama dengan Batan untuk pengembangan agro tecno park ini. Selain itu Pemkab akan bekerjasama dengan para petani khususnya petani di Badung Utara. “Kami akan buatkan DED pengembangan ATP bekerjasama dengan Pemkab Klaten dan selanjutnya akan menyiapkan tempat lahan untuk pembangunan ATP, ” jelasnya.

Perlu diketahui Agro Techno Park Klaten Jawa Tengah mulai dilaksanakan pada tahun 2015 bekerjasama dengan Batan. ATP mulai dibangun di Desa Sentono, Kecamatan Karangdowo tahun 2016. Di ATP ini dikembangkan tiga jenis padi varietas unggul yaitu Impari Sidemuk, woela dan cilosari di lahan seluas 10 Ha.

Kini pengembangan Agro Tecno Park sudah mencapai 187 ha dengan penangkaran seluas 12 ha. Varietas baru ini mampu menghasilkan 10,5 ton hingga 11 ton per hektar. Dengan keberhasilan pengembangan padi varietas unggul ini, Klaten setiap tahunnya surplus beras mencapai 125 ribu ton.

ATP ini melalui pendekatan padi, kedelai dan peternakan dengan sistem terpadu berbasis tekhnologi dan agrowisata. Di Klaten, ATP juga mengadakan pelatihan dan pembibitan varietas padi dan palawija. Setelah mendapatkan benih, baru akan dikembangkan oleh petani.

Selain itu, fasilitas pembuatan pupuk kompos dan pakan ternak,” jelasnya. Melalui pengembangan ini, diharapkan Kabupaten Klaten sebagai suplay benih nasional. Selain ATP juga akan dikembangkan pasar agro beras dengan beras unggulan rojolele semi organik. (EP)

Endy Poerwanto