DENPASAR, Bisniswisata.co.id: Ketua Asosiasi Biro Perjalanan Wisata Bali Liang Elsye Deliana mengatakan kunjungan wisatawan China ke Bali mulai normal pada Januari ini. Ada beberapa biro perjalanan yang akan mendatangkan wisatawan hingga mencapai 1.000 orang.
Walaupun demikian, jumlah ini masih rendah dari kunjungan normal, yang biasanya sehari ada 3.000 wisatawan mancanegara (wisman) China mengunjungi Bali. Aktivitas Gunung Agung membuat kunjungan turis China menurun hingga 80%. “Bahkan Desember kosong sama sekali,” tanya di Denpasar, Jumat (12/1/2018).
Wisman dari China masih ragu untuk memutuskan ke Bali lantaran Pemerintah China meminta warga negaranya berhati-hati jika ke Pulau Dewata. Wisman China yang hendak ke Bali diminta berhati-hati, sebab jika bandara ditutup lagi, Pemerintah China tidak akan mengirimkan pesawat lagi untuk menjemput warga negaranya seperti saat bandara Ngurah Rai ditutup beberapa waktu lalu.
“Apabila kalau kejadian airport tutup, turis harus tanggung jawab sendiri artinya mereka tidak akan mengirim pesawat lagi,” sebutnya sambil menambahkan akibat keragu-raguan ini, maskapai juga mengurungkan niatnya terbang ke Bali. Saat ini, ada 3 maskapai yang sudah memfasilitasi penerbangan langsung dari China menuju Bali yakni Eva Air, Garuda Indonesia, dan China Airlines.
Rata-rata load factor atau keterisian penumpang masing-masing pesawat hanya mencapai 60% padahal biasanya terisi penuh. Selain itu, pengajuan pesawat charter dari China ke Bali juga belum ada hingga saat ini, padahal pada hari normal bisa tercatat hingga 10 frekuensi selama periode Februari sampai April. “Tamunya masih ragu-ragu untuk datang, kalau terbang mereka rugi,” sebutnya.
Dilanjutkan, kini Biro perjalan wisata di Bali yang khusus melayani wisatawan China mulai menawarkan paket destinasi lain selain Pulau Dewata. Beberapa destinasi yang dijadikan alternatif selain Bali yakni Manado, Pulau Batam, dan Pulau Bintan. “Hal ini harus dilakukan untuk menutupi kerugian turunnya kunjungan wisatawan mancengera (wisman) China ke Bali hingga 80%,” jelasnya
Belum lagi ada beberapa karyawan yang harus dirumahkan untuk sementara, dan penunggakan gaji. Sementara, mereka tidak bisa berpindah pasar dengan menawarkan paket wisata ke kebangsaan lain, karena hanya mengerti wisman China saja. “Kita dari dulu cuma ngertinya market ini,” katanya seperti dilansir laman Bisnis.com
Pengalihan ke destinasi lain akan terus dilakukan sampai aktivitas Gunung Agung benar-benar normal. Sebab, wisman China masih ragu berkunjung ke Bali. Lambannya rencana mitigasi oleh pemerintah dan pelaku pariwisata Bali tempo lalu ketika Bandara Ngurah Rai ditutup karena Gunung Agung erupsi membuat ragu banyak pihak mengenai kesiapan Pulau Dewata jika hal serupa terjadi lagi.
Walaupun sebenarnya, pemerintah bersama pelaku pariwisata saat ini sedang menggodok rencana mitigasi pemulangan wisatawan. Terlebih, Pemerintah China meminta warga negaranya untuk berhati-hati ke Bali sebab jika bandara ditutup lagi, pemerintah negara ini tidak akan mengirimkan pesawat lagi untuk menjemput warga negaranya seperti saat bandara Ngurah Rai ditutup waktu lalu. “Apabila Gunung Agung masih batuk-batuk terus kami bermaksud terus mengalihkan ke destinasi lain,” katanya. (BIS)