EVENT

12-18 Oktober 2019, Saparan Yaa Qowiyyu

KLATEN, bisniswisata.co.id: Saparan Yaa Qowiyyu, tradisi tahunan yang sarat dengan makna religi dan budaya kembali digelar. Gelaran tahun ini akan berlangsung di Jatinom, Klaten pada 15 Sapar dalam kalender Jawa, atau 18 Oktober 2019 dalam kalender Masehi atau tepatnya selama sepekan mulai dari 12 hingga 18 Oktober 2019.

“Tradisi keagamaan dan budaya Yaa Qowiyyu sudah berjalan sejak 1511 tahun saka atau 1688 masehi di Jatinom. Tahun ini lebih semarak dengan menampilkan potensi budaya masyarakat yang berwarna-warni dengan tidak meninggalkan nilai-nilai religi dan budaya yang ada,” kata Sekretaris Lembaga Pengelola, Pelestari Peninggalan Kyai Ageng Gribig, Moh. Sudaryanto dalam keterangan resminya.

Laiknya Saparan Yaa Qowiyyu pada tahun-tahun sebelumnya, puncak kegiatan ini adalah bagi-bagi kue apem. Sebanyak tujuh ton apem diperkirakan akan dibagikan pada acara tahun ini yang diperkirakan diikuti oleh puluhan ribu orang, termasuk Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo.

Ia menceritakan tradisi Yaa Qowiyyu diprakarsai oleh tokoh sejarah Kyai Ageng Gribig (keturunan Raja Brawijaya V dari Keraton Majapahit), sekaligus juru dakwah dari Wali Sanga. Ya Qowiyyu sendiri merupakan doa meminta kekuatan kepada Allah SWT, baik iman, jiwa, raga, ekonomi, dan lain-lain. Apem berasal dari kata afwan (bahasa Arab) yang berarti minta maaf dalam bahasa Indonesia.

Nguri-uri Dadi Mberkahi (menghidup-hidupi dan memberi berkah) merupakan tajuk yang dipilih untuk tahun ini. Maksudnya dengan upaya yang terus-menerus masyarakat menjaga kearifan masa lalu. Sejumlah agenda baru dalam rangkaian acara, antara lain pentas kesenian, jemparingan lomba pembuatan apem, lomba memancing, bazaar makanan dan jajanan, pameran dan pelatihan fotografi Jatinom, hingga pentas wayang kulit.

“Lomba Jemparingan (panah tradisional) yang digelar oleh Yayasan Ash-Shomad ke-19 juga ada wayang kulit dan pameran fotografi Wangsul Jatinom oleh Dr Mia Sismadi, diskusi warisan dan nilai-nilai Kyai Ageng Gribig oleh Ki Hadjar Poerwatjarita, dan Parade Nusantara,” kata dia

Mia Sismadi yang akan menggelar pameran foto dalam pekan Ya Qowiyyu itu mengatakan, dia ingin menunjukkan kekayaan perubahab tradisi di Jatinom. “Dulu saya masih dapat foto masyarakat menerima apem dengan tangan, tetapi sekarang dengan payung,” sambungnya seperti dilansir laman Medcom, Rabu (09/10/2019).

Selain itu, ada pula foto tentang tradisi pasar ternak di Jatinom yang dulu seperti Texas, lengkap dengan topi ala koboi. Semua foto yang ditampilkan ingin menunjukkan kekayaan tradisi di Jatinom dan agar masyarakat Jatinom tidak lupa terhadap tradisi mereka. (redaksibisniswisata@gmail.com)

Endy Poerwanto