Foto: Adobe Stock/weerasak
BANGKOK, bisniswisata.co.id: Thailand menjajaki program visa bersama yang mirip dengan Schengen untuk memfasilitasi perjalanan yang lancar bagi wisatawan dari negara-negara tetangga di ASEAN.
Thailand mengambil langkah-langkah untuk merevolusi pariwisata seiring dengan dorongan Perdana Menteri Srettha Thavisin untuk menerapkan program visa bersama di antara negara-negara yang secara kolektif menampung 70 juta wisatawan tahun lalu.
Inisiatif ini bertujuan untuk menarik wisatawan jarak jauh, yang biasanya menghabiskan lebih banyak uang selama kunjungan mereka, dengan menyederhanakan perjalanan di negara – negara ASEAN.
Srettha secara aktif terlibat dalam diskusi dengan para pemimpin dari negara tetangga seperti Kamboja, Laos, Malaysia, Myanmar, dan Vietnam untuk menerapkan sistem visa jenis Schengen.
Mencontoh visa Schengen yang digunakan di Eropa, inisiatif ini berupaya memfasilitasi mobilitas yang lancar bagi para pelancong di enam negara. Mirip dengan Wilayah Schengen Eropa, di mana wisatawan dapat bergerak bebas melintasi perbatasan tanpa visa individu atau harus melewati pos pemeriksaan imigrasi.
Sistem ini akan menyederhanakan logistik perjalanan dan meningkatkan daya tarik kawasan ini bagi wisatawan internasional.
Namun, tantangan mungkin timbul dalam membangun sistem visa jenis Schengen di ASEAN karena kerangka kebijakan multilateral.
Pariwisata berkontribusi signifikan terhadap perekonomian Thailand, mempekerjakan 20% angkatan kerja dan menyumbang 12% PDB negara, menjadikan inisiatif seperti program visa tunggal penting bagi pertumbuhan ekonomi.
Pemerintahan Srettha ingin menarik kunjungan 80 juta wisatawan pada tahun 2027, menerapkan langkah-langkah seperti keringanan visa timbal balik dengan Tiongkok dan keringanan visa sementara untuk wisatawan dari India, Taiwan, dan Kazakhstan.