DAERAH

Wisata Heritage PG Colomadu Dibuka bagi Wisatawan

KARANGANYAR, Bisniswisata.co.id: Kemegahan bangunan Pabrik Gula (PG) Colomadu di masa lampau dalam waktu dekat bakal kembali hadir. Namun, bukan sebagai pabrik gula, melainkan tempat wisata bernuansa heritage yang menawan.

Setelah berhenti beroperasi tahun 1997, bangunan bekas pabrik gula di Kecamatan Colomadu, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah tersebut terkesan mangkrak. Hingga 20 tahun berlalu, secara perlahan bangunan menjadi rusak. Bahkan mesin-mesin dan besi-besi bangunannya juga banyak yang hilang.

Seolah bereinkarnasi, bangunan megah eks PG Colomadu bakal kembali hadir dan dapat dilihat publik. Melalui sinergi sejumlah Badan Usaha Milik Negara (BUMN), yakni PT Perumahan (PP), PT Taman Wisata Candi, dan PT Jasa Marga Properti, bangunan lawas tersebut diubah fungsi menjadi tempat wisata bernuansa heritage.

Perusahaan-perusahaan pelat merah itu selanjutnya membentuk konsorsium yang diberi nama PT Sinergi Colomadu. “Kami mulai menggarap pada April 2017,” ujar General Manager (GM) Konstruksi PT Sinergi Colomadu, Edison Suardi seperti dilansir laman SINDOnews, Senin (15/01/2018).

Tak tanggung-tanggung, dana Rp2 triliun digelontorkan dalam tiga tahap. Tahap pertama guna menggarap bangunan utama, nilainya sekitar Rp200 miliar di lahan seluas 6,4 hektare dari total luas bekas PG Colomadu yang mencapai 22 hektare.

Bangunan utama yang merupakan bekas pabrik, disulap menjadi museum heritage, convention hall, merchandise, food and beverage. “Saat ini realisasinya sudah mencapai sekitar 70%,” katanya.

Pembangunan terus dikebut karena awal Maret diproyeksikan harus selesai. Pada 24 Maret mendatang, rencananya diresmikan serta digelar konser musik bertaraf internasional. Proyek dilembur hingga pukul 22.00 WIB dengan melibatkan 400 pekerja.

Kendala yang dihadapi dalam penyelesaian adalah persoalan cuaca yang sulit diprediksi. Ketika hujan, para pekerja harus turun karena licin, dan menghindari bahaya petir. Selain bangunan utama, di sisi baratnya terdapat bekas rumah pesanggrahan besaran Mangkunegaran atau rumah dinas kepala PG Colomadu.

Bangunan itu bakal disulap menjadi royal restoran, serta tempat transit tamu agung, dan VVIP. Kedua bangunan itu kini tengah didaftarkan sebagai Benda Cagar Budaya (BCB).

Agar kemegahan bangunan nampak dari luar, tembok pagar lama dibongkar dan diganti dengan tembok yang rendah. Tembok baru dibuat lebih mundur karena di depannya akan dibuat trotoar dengan lebar 9 meter di pinggir jalan Adisutjipto. Selain itu juga dilengkapi tempat duduk agar menjadi publik area. “Sehingga masyarakat dapat selfie atau foto foto dengan latar belakang bangunan pabrik,” bebernya.

Sementara museum heritage di bagian bangunan utama menampilkan mesin-mesin yang dahulu dipakai untuk proses giling tebu. Termasuk jalur rel yang ada di dalamnya tetap dipertahankan. Mesin-mesin tua yang sudah berkarat kini telah dicat dasar warna abu abu. “Semua yang ada di dalam pabrik tetap kami pertahankan. Nantinya dilengkapi display videotron sejarah pabrik gula, dan ilustrasinya,” ucap Edison.

Sedangkan gedung convention hall berkelas internasional, akan dijadikan tempat konser dengan kapasitas 3.000 penonton. Panggung dibuat kedap suara serta berkaca agar rangkaian mesin-mesin pabrik tetap nampak dari dalam gedung pertunjukan. Agar suaranya tidak memantul dari kaca, dilengkapi alat penangkap suara.

Untuk memperbaiki kembali bangunan yang sudah tua dan masuk peninggalan sejarah tingkat kesulitan lebih tinggi dan membutuhkan waktu lama. Sejumlah bagian sudah banyak yang hancur dan mengelupas. Bagian yang telah rusak diakui terpaksa yang yang diganti, seperti bagian atapnya karena sudah jebol semuanya. Sementara, tembok bangunan dan besi penyangga tetap dipertahankan.

Pihaknya bersama Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo telah mengkaji struktur bangunan dan kondisinya masih baik. Selain convention hall, di luar bangunan sisi timur dibuat sedemikian rupa agar bisa dipakai pertunjukan outdoor dengan background bangunan utama pabrik dan cerobongnya. Listrik dengan kapasitas 1.300 KVA bakal dipasang guna menunjang operasional. Dua genset yang masing-masing memiliki kekuatan 1.000 KVA juga disiapkan. “Saat ada konser nantinya juga ditambahi dengan suplai genset sendiri.”

Bekas rumah rumah tua di bagian utara eks PG Colomadu nantinya juga akan garap. Rumah-rumah kuno yang dahulu bagian yang tak terpisahkan dari PG Colomadu, rencananya dijadikan pusat bisnis. Rumah-rumah kuno itu kondisinya juga terlihat tak terawat dan terkesan terbengkalai. (SIN)

Endy Poerwanto