ENTREPRENEUR

Wirausahawan UKM Binaan Sampoerna Tembus Pasar Ekspor

JAKARTA, bisniswisata.co.id: Sejak 2007 Sampoerna memberikan pelatihan kewirausahaan kepada sekitar 40 ribu Usaha Kecil Menengah (UKM) melalui program Pusat Pelatihan Kewirausahaan (PPK). Fasilitas pelatihan terpadu di Pasuruan, Jawa Timur menerapkan 90 riset terapan yang teruji di bidang pertanian terpadu.

“Kami benahi produk misalnya bagaimana agar bisa tahan lama, label dibenahi, kemasan dan sebagainya. Kami lakukan juga sinergi dengan Pemda agar bisa masuk ke pasar modern. Kami bersyukur Produk binaan kami ada yang tembus masuk ekspor,” papar Direktur Hubungan Eksternal dan Fiskal PT HM Sampoerna Tbk Elvira Lianita dalam keterangan resmi diterima Bisniswisata.co.id, Ahad (21/10/2018).

Memang, sambung dia, pendampingan itu jauh lebih powerfull, semangat dan kemampuan itu juga lebih penting. “Kami punya motode pengolahan yang benar dan menjadi konsultan untuk pengembangan UKM berkelanjutan,” ujar Elvira

Juga kerja sama dengan pemerintah daerah jadi penting untuk pengembangan UKM berkelanjutan. Pelaku usaha yang baru mengeluarkan produk perlu dapat dukungan terutama distribusi dan pemasaran. “Seperti di Surabaya, Bu Risma (Wali Kota Surabaya) sangat peduli UKM dengan memberikan akses, mencarikan channel sehingga bisa tumbuh kembang. Peran pemerintah sangat strategis, dari sisi regulasi dan integrasikan dengan pihak lain, semua harus sinergi,” kata dia.

Elvira mengakui PT HM Sampoerna Tbk. memiliki komitmen kepedulian yang tinggi dalam mendukung upaya peningkatan pertumbuhan ekonomi kerakyatan melalui pemberdayaan UKM di Indonesia. Sehingga berdaya saing, mandiri, berkualitas serta mampu mendorong perekonomian baik nasional maupun daerah. “Kami berharap, upaya ini akan mampu meningkatkan jumlah pelaku UKM yang berdaya saing tinggi serta turut memutar roda perekonomian di daerahnya masing-masing,” kata Elvira.

Data Kamar Dagang dan Industri Indonesia (KADIN) tahun 2016 menunjukkan dalam lima tahun terakhir, kontribusi sektor UKM terhadap produk domestik bruto (PDB) meningkat dari 57,84% menjadi 60,34%, sedangkan penyerapan tenaga kerja dari sektor tersebut juga tumbuh dari 96,99% menjadi 97,22%. Hal ini menunjukkan bahwa peran UKM semakin strategis dalam mendukung perekonomian Indonesia.

Bagi Sampoerna, lanjut dia, dukungan terhadap UKM adalah komitmen dan investasi jangka panjang. Sebagai bukti konkret, Sampoerna melalui Sampoerna Retail Community (SRC) telah mengembangkan 57 peritel di tahun 2008 hingga menjadi lebih dari 60.000 peritel di tahun 2018 dan tersebar di 408 kabupaten/kota di 34 provinsi di Indonesia.

Karenanya tak diragukan lagi, SRC dan Pelatihan Kewirausahaan Sampoerna (PPK Sampoerna) tumbuh menjadi ekosistem UKM yang secara nyata mampu memperkuat ekonomi kerakyatan Indonesia. Keduanya mampu menggerakkan roda perekonomian lokal serta memberdayakan masyarakat sekitar.

“Ke depannya, Sampoerna ingin merangkul lebih banyak lagi pemangku kepentingan agar cakupan manfaat dari program pemberdayaan yang kami inisiasi bisa merata di seluruh Indonesia,” lontar Elvira.

Head of Commercial Business Development Sampoerna Henny Susanto menambahkan SRC merupakan program pembinaan Sampoerna terhadap peritel tradisional melalui edukasi penataan toko, strategi pemasaran, dan manajemen keuangan.

“Selain best practice dari internal perusahaan, banyak pula terapan ilmu pemasaran yang dibagikan kepada para mitra anggota SRC termasuk sharing session bersama pakar ternama di bidang pemasaran. Dukungan yang kami berikan dapat menumbuhkan kesadaran dan semangat para peritel tradisional untuk terus mengembangkan bisnis yang mereka miliki,” kata Henny.

Sementara wirausaha binaan PPK Sampoerna, Karyani, mengatakan produk minuman herbalnya saat ini kian diminati konsumen. Produk UKM dengan merk jual Kesiman Jaya itu tela telah memiliki 17 varian.

“Saya mulai dengan modal Rp50 ribu dan keinginan kuat untuk mengolah hasil bumi yang sangat bermanfaat. Usaha ini akhirnya semakin berkembang ketika saya mendapatkan pelatihan menyeluruh untuk lebih memahami pasar, pentingnya pengemasan, hingga penggunaan alat agar lebih efisien,” ujarnya.

Produk minuman kesehatan ini kini tak hanya diminati pasar nasional. Karyani mengaku kini telah mengandalkan 39 pegawainya untuk memenuhi kebutuhan ekspor ke Korea Selatan. “Dulu saya produksi minuman herbal main 1 kilo sehari, sekarang sudah 100 kilo dan sudah ke toko ritel. Ekspor juga sekarang sudah banyak, per tahun hampir dua kuintal ke Korea Selatan,” tandasnya.

UKM binaan Sampoerna lainnya, Ketut Suarjana asal Bali pun menambahkan pengalamannya selama bergabung dengan SRC. “Berkat SRC, usaha saya menjadi berkembang dan mandiri. Kini saya sudah bisa menggerakkan komunitas sekitar untuk memajukan wirausaha mereka dan maju bersama-sama. Saya berharap kerja sama ini akan terus terjalin dengan baik, dan ke depannya akan lebih banyak peluang yang bisa diraih bersama SRC.” lontar Ketut

Tak hanya itu, sejak 2007 Sampoerna juga memberikan pelatihan kewirausahaan kepada sekitar 40.000 orang melalui program Pusat Pelatihan Kewirausahaan Sampoerna (PPK Sampoerna). Saat ini, PPK Sampoerna yang terletak di Pasuruan, Jawa Timur, telah menjangkau 79 kota/kabupaten di Indonesia, serta menerapkan 90 riset terapan yang teruji di bidang pertanian terpadu. (END)

Endy Poerwanto