Pantai Burung Mandi, Belitung Timur belum dioptimalkan untuk aktivitas pariwisata. Masyarakat masih andalkan usaha tambang sebagai mata pencaharian.
MANGGAR, Belitung, bisniswisata.co.id: Wakil Bupati Belitung Timur Burhanudin, mengakui sulitnya mengubah mindset masyarakat untuk beralih dari tambang ke pariwisata. Perlu waktu lama dan upaya yang lebih keras untuk mewujudkannya.
Dari segi sumber daya alam (SDA), menurut Burhanudin, tidak ada masalah karena potensi di Belitung Timur cukup mumpuni. ’’Kendala utamanya justru di sumber daya manusia (SDM). Perlu kerja keras untuk menatanya,’’ kata Burhanudin saat ditemui di ruang kerjanya, Kantor Bupati Belitung Timur, Rabu (14/3).
Burhanudin menjelaskan, kecenderungan pola hidup masyarakat Beltim saat ini masih bergantung di usaha tambang. Jadi, sangat berat untuk langsung dipindahkan mata pencahariannya ke pariwisata.
Ia menambahkan, pemerintah pusat seharusnya memetakan skala prioritas karena tidak semua daerah bisa dipaksakan ke pariwisata. Di Belitung Timur ini, misalnya. Jika memang potensi tambangnya masih ada, bukankah lebih baik untuk diselesaikan dulu?
’’Selama potensi tambang masih bisa membawa manfaat secara ekonomi pada masyarakat, maka akan sulit bagi kami untuk bergerak,’’ ujarnya.
Menyinggung langkah strategis apa yang perlu diambil pihak pemerintah daerah, Burhanudin menegaskan bahwa potensi tambang di Beltim masih ada sehingga soal tambang ini dituntaskan dari hulunya, baru ke hilir.
“Kami tak bisa memungkiri jika potensi tambang masih ada, dan hasilnya bisa dimanfaatkan untuk membangun sektor pariwisata,” jelasnya.
Faktanya sekarang, dari hulu ke hilir belum selesai. Jika dibiarkan potensi yang ada tergali bisa disalah artikan berpihak pada para pemain tambang. Sebaliknya, jika ditolak, pihaknya juga yang diprotes masyarakat.
Burhanudin mengungkapkan, sudah waktunya juga masyarakat sadar bahwa di Pulau Belitung ini terbagi menjadi dua kabupaten/kota; Belitung dan Belitung Timur. Di Belitung, potensi tambang memang sudah habis, sedangkan di Belitung Timur masih ada.
Karena itu, ketegasan pemerintah pusat sangat diperlukan untuk segera mengubah regulasi soal tambang timah, dari galian non-strategis ke strategis. Dengan demikian, persoalan tarik menarik antara tambang dan pariwisata ini bisa selesai. (INGE)