SUKABUMI, bisniswisata.co.id: Kunjungan wisatawan nusantara maupun mancanegara ke Geopark Ciletuh, Pelabuhan Ratu Sukabumi Jawa Barat, semakin meningkat sejak mendapatkan predikat sebagai UNESCO Global Geopark (UGG) tahun 2018 pada sidang Executive Board Unesco ke 204, di Paris, Perancis.
Meningkatnya wisatawan yang datang, berdampak positif bagi perkembangan ekonomi warga di sekitar kawasan Geopark Ciletuh terus menggeliat. Hal ini tampak dari mulai banyaknya pelaku usaha kecil menengah (UKM) yang tumbuh di sekitar geopark.
“Sejak ditetapkan menjadi geopark kondisi di sini mulai ramai pengunjung. Sehingga ekonomi warga mulai bergeliat,” ungkap seorang warga yang membuka warung makanan di sekitar geopark di Desa Ciwaru Kecamatan Ciemas, N Ummi (42), Rabu (10/4/2019).
Meskipun, sambung dia, keramaian pengunjung biasanya terjadi pada akhir pekan yakni Sabtu dan Ahad, namun ada pemasukan uang bagi masyarakat. Selain itu ketika ada acara yang digelar di kawasan geopark, masyarakat juga merasakan pendapatan.
Ummi menuturkan, banyaknya pengunjung meningkatkan penghasilan warga. Sebabnya pengunjung membeli makanan maupun menginap serta membeli oleh-oleh dari warga yang berjualan. Ke depan warga berharap agar geliat ekonomi warga di sekitar geopark terus meningkat. Harapannya dapat mendongkrak kesejahteraan warga.
Bupati Sukabumi Marwan Hamami mengatakan pemerintah daerah tengah mendorong fasilitas penunjang lanjutan yang akan jadi perhatian di geopark. Salah satunya dengan mengembangkan ide baru sehingga orang datang tidak hanya melihat bebatuan saja karena dinilai membosankan.
“Pengembangan geopark juga dengan melakukan pemberdayaan masyarakat. Sehingga warga di sekitar lokasi geopark dapat merasakan dampak positif dari kehadiran geopark,” papar Bupati seperti dilansir Republika.co.id.
Namun pengembangan wisata alam ini akan dibarengi dengan penyediaan kawasan kuliner dan hotel. “Kami menggandeng Kota Sukabumi yang menyediakan kawasan kuliner dan perhotelan,” ujar Marwan sambil menambahkan sebabnya lokasi sentra kuliner dan hotel di Kota Sukabumi terpusat di perkotaan.
Sehingga kata Marwan ada kolaborasi antara Kabupaten Sukabumi dan Kota Sukabumi. Di mana Kabupaten Sukabumi menyediakan potensi wisata alam dan Kota Sukabumi menyediakans sarana hotel serta sentra kulinernya.
UNESCO
Pertimbangan UNESCO mengakui Ciletuh sebagai geopark dunia, karena memiliki poin yang bagus di setiap kriteria standar geopark dunia.
Potensinya sangat besar. Keindahan alamnya lengkap. Ada landscape, gunung, air terjun, sawah, ladang, dan berujung di muara sungai ke laut. Karena itu harus cepat dikembangkan, untuk menghidupkan ekonomi masyarakatnya.
Geopark Ciletuh juga dikelilingi hamparan alluvial dengan batuan unik dan pemandangan yang indah. Di sisi lain, bukan hanya perbukitan batuan yang dimilikinya, Ciletuh juga punya pantai yang dengan ombak yang disukai para peselancar dunia. Ombak tersebut dapat dinikmati di Pantai Cimaja. Pantai itu sering terpilih sebagai lokasi lomba surfing berskala internasional.
Penilaian juga mencakup segi budaya, di kawasan seluas 126.100 hektare tersebut Sunda masih amat terasa. Geopark tersebut mencakup delapan kecamatan mulai dari Cisolok (Pantai Cimaja) sampai dengan Ujunggenteng (Ciemas), Sukabumi.
Tak hanya dapat mempelajari adat dan budayanya saja, di Geopark Ciletuh wisatawan juga bisa menikmati beragam objek wisata eksotis. Mulai dari keindahan air terjun Awang, Taman Purba, bukit Panenjioan, dan masih banyak lainnya.
Pemerintah setempat juga ikut mempersiapkan masyarakatnya, mulai dari pengembangan desa binaan, pengembangan geowisata, pengembangan homestay, dan kebutuhan masyarakat lainnya. Namun, masih banyak pekerjaan rumah yang harus dikerjakan pemerintah dan masyarakat setempat untuk menjadikannya semakin baik, dan dikenal dunia. (NDY)