SIDRAP SULSEL, bisniswisata.co.id: Kini ada obyek wisata yang ikonik, unik, menarik dan artistik di Kabupaten Sidrap, Sulawesi Selatan. Bisa jadi ini menjadi destinasi pertama di Asia Tenggara. Obyek wisata anyar itu: turbin kincir angin raksasa.
Ikoniknya, ini adalah Pembangkit listrik tenaga angin sebagai generator (Wind Turbin Generator/WTG) alias kincir angin raksasa yang terbesar di Asia Tenggara. Uniknya bukan hanya sayu unit namun ada 30 turbin angin yang lokasinya berada di atas bukit. Menariknya ya menyajikan pemandangan indah jika dihayati apalagi diabadikan dalam kamera foto maupun smartphone. Artistiknya saat turbin kincir angin ini berputar secara bersamaan, mengasyikkan memang.
“Memang ada prospek untuk menjadi destinasi wisata yang menarik karena ini sangat ikonik, pertama di Indonesia bahkan di Asia Tenggara. Wisatawan pasti tertarik melihatnya,” lontar Sekretaris Daerah Kabupaten Sidrap, Sudirman Bungi.
Bahkan yang menonjol, sambung dua, adalah turbinnya sendiri dan letaknya di atas bukit. “Kita bisa lihat matahari terbit di atas kota Parepare, bisa melihat kota, bisa melihat danau, bisa melihat kincir angin. “Ini luar biasa, dan kami akan tawarkan ke wisatawan agar berkunjung ke Sidrap,” harapnya.
ntuk itu, akan dibuat titik-titik lokasi yang bagus untuk foto selvie, untuk melihat pemandangan obyek wisata buatan ini. “Dan untuk mewujudkan rencana itu, kami mengandeng pengembang PLTB Sidrap, UPC Renewables. Dan kini sudah disiapkan pembangunan infrastruktur pendukung di sekitar PLTB Sidrap,” ungkanya.
Pembangunan infrastuktur untuk memanjakan turis datang antara lain area parkir, toilet bersih, areal komersial, ada penjualan oleh-oleh dan makanan, terutama kuliner khas daerah. “Juga ada spot melihat sunrise dan sunset. Objek utama yang dijual adalah pemandangan, yang akan dibangun oleh investor dan dikelola pemda bersama masyarakat desa,” ucapnya.
Pembangkit tenaga angin berkapasitas 75 Megawatt (MW) ini akan dipadukan dengan pembangkit-pembangkit listrik energi terbarukan lainnya, sehingga nantinya bisa dibuat ‘wisata energi terbarukan’ di Sidrap.
“Kita berharap Sidrap nantinya dikenal tidak hanya sebagai penghasil beras tapi juga kota kincir. Kami akan kembangkan spot-spot lain untuk kombinasi. Temanya kita akan jadikan Sidrap ini kota energi terbarukan. Kita akan bangun pembangkit-pembangkit energi terbarukan lain seperti dari sekam, kotoran sapi untuk biogas, surya,” tutupnya.
Yeremia Riezky, Press Officer PT UPC Sidrap Bayu Energi menambahkan saat ini warga sekitar senang dengan keberadaan kincir angin penghasil listrik tersebut. “Kalau sudah masuk waktu sore, ada beberapa titik yang biasa suka jadi tempat nongkrong anak-anak remaja sini. Mereka juga biasanya suka potret-potret gitu,” lontarnya seperti dilansir laman Liputan6.com, Sabtu (03/03/2018).
Konsorsium PT UPC Sidrap Bayu Energi selaku kontraktor sedang mempersiapkan pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (PLTB) Sidrap fase II. Konsorsium tersebut akan mendirikan sekitar 23 turbin angin produktif listrik lagi dengan kekuatan daya 50 Mega Watt (MW).
Executive Director UPC Renewables Andrew Sutherland menyatakan, pasokan listrik yang ditawarkan oleh tiap turbin baru ini memang lebih rendah, sekitar 2,1-2,3 MW per unit, namun secara biaya proyek pun akan lebih rendah dari yang sebelumnya. “Kalau yang pertama itu total menghabiskan dana sampai US$ 150 juta, untuk yang fase II akan lebih murah, yaitu US$ 90 juta,” lontarnya.
Ongkos pembuatan itu dapat lebih murah, ia menambahkan, karena fasilitas pendukung proyek seperti jalan, jembatan hingga pelabuhan, semuanya sudah tersedia berkat pembangunan fase ini. Juga, UPC sudah siap melakukan pengerjaan PLTB Sidrap tahap dua, dan tinggal menunggu keputusan Power Purchase Agreement (PPA) dengan PT PLN (Persero). “Kita (UPC) secara dana, fasilitas dan lain-lain telah siap memulai proyek. Kini tinggal menunggu kesepakatan dengan PLN saja,” tambahnya. (NDHYK)